Sebuah Bahasa Keakraban
REMI
Tikar lusuh itu kembali tergelar. Asbak tiga biji tergelar juga mengelilingi empat sosok yang siap beradu cerdik dan tangkas mengolah dan mempermainkan kartu yang segera akan dikocok dan dibagikan ke masing-masing peserta. Tumpukan kartu itu juga sudah nampak lusuh dan kumal,sehingga terkadang agak sulit membaginya. Mungkin sudah terlalu lama dipakai dan dipegang sehingga Nampak sangat lusuh dan mungkin tiada uang untuk sekedar membeli kartu baru. Tujuh kartu telah terbagi untuk semua perserta. Dan permainan di mulai.
Semua memandang dan menata bagian masing-masing. Diam di awal permainan itu. Sesekali terdengar celotehan-celotehan usil dan menggelikan dari masing-masing peserta.
“Kertuku rajelas,,,ngajak mumuet cah!!”..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar