Catatan-Catatan untuk kotbah..
MINGGGU 12 April 2015
Sebuah
Sukacita yang Penuh
Pengantar
Penuh, itu berarti alat yang dipakai untuk
menampung telah tidak muat lagi. Penuh dalam arti ideal, bukan ketika alat
penampung tidak cukup tidak dipaksakan,namun penuh itu ketiga semua “Ruang
Kosong” telah terisi. Tidak ada tambahan. Demikian juga saat seseorang merasa
sukacitanya/senangnya/bahagianya penuh, berarti duka,sedih kepilian hidup sudah
tidak bersemayam ladi dalam hidupnya, meski masih ada di sekitar hidupnya.
Para murid Yesus merasakan sukacita yang hebat
saat tahubahwa Yesus,Guru mereka telah bangkit dari antara orang mati. Mereka –antara
takut dan tidak percaya- merasa bahagia,namun belum sempurna. Dan, sempurnanya
adalah saat meereka telah bertemu Yesus. Dalam bacaan-bacaan Alkitab minggu
ini, kita diajak untuk melihat beberapa pokok teologi penting tentang sukacita
dan penuh. Bacaan-bacaan di atas akan membimbing kita.
Bacaan I
4:32 Adapun kumpulan orang yang
telah percaya itu, mereka sehati dan sejiwa, dan tidak seorang pun yang
berkata, bahwa sesuatu dari kepunyaannya adalah miliknya sendiri, tetapi segala
sesuatu adalah kepunyaan mereka bersama.
4:33 Dan dengan kuasa yang besar
rasul-rasul memberi kesaksian tentang kebangkitan Tuhan Yesus dan mereka semua
hidup dalam kasih karunia yang melimpah-limpah.
4:34 Sebab tidak ada seorang pun
yang berkekurangan di antara mereka; karena semua orang yang mempunyai tanah
atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa
4:35 dan mereka letakkan di depan
kaki rasul-rasul; lalu dibagi-bagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya.
Catatan Teks
Pasca trilogy Yerusalem Golgota,
Penangkapan,Penyiksaan dan Pembunuhan Yesus, keadaan Kota Yerusalem masih agak
heboh,meski sudah mulai sepi karena sebagian sudah tidak begitu mempedulikan
lagi trilogy itu,meskipun bagi sebagian besar orang –utamanya pendatang-,ada
kekaguman luar biasa. Kekaguman yang berdasar dari kisah sengsara itu sampai
desas-desus bahwa Si Mesias yang di salib itu ternyata telah bangkit.
Nach…melihat situasi yang sungguh sangat “Ideal” ini, para Rasul yang
dikomandani Petrus, menggunakan kesempatan untuk menyatakan pengalaman dan yang
kemudian ia dan kawan-kawannya yakini. Dalam sebuah perkumpulan (mungkin
semacam PA bersama), Petrus dengan lantang berbicara (Mungkin
berpidato/berkotbah) tentang pengalaman yang diyakininya,yaitu Yesus yang telah
bangkit. Mereka semua kemudian menjadi satu tekad,satu tujuan,satu sasara. Yang agak unik, Petrus justru bisa memanfatkan
situasi sulit sebagai sebuah peluang. Daripada repot-repot menemui Ahli taurat
dan imam kepala yang belum tentu bisa dan berkenan ditemui,justru dengan
penangkapannya menjadikan ia dan kawan-kawan memiliki kesempatan itu dan
memanfaatkannya.
Perhatikan, catatan khusus ayat 32, semua menjadi
satu, baik psikis maupun non psikis secara proporsional. Semua menjadi keluarga,milik
bersama. kemilik bersaman itu digambarkan sebagai sesuatu yang sangat
menggembirakan. Kemenyatuan hidup menjadi tanda kesehatian mereka. Semua terpadukan
dalam semangat KEBANGKITAN.
Catatan
Reflektif. Ini yang bisa menjadi cermin kita
sekarang ini,ketika kebersamaan sirna digantikan dengan kesendirian dalam
segala aspek kehidupan, tak terkecuali kehidupan relegius. Maka, sejatinya
gereja sedang berjalan mundur,bukan maju mengikuti langkah Yesus, namun
mundur,meninggalkan jalan yang dahulu dilalui Yesus.
Mazmur
133
133:1 Nyanyian ziarah Daud.
Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama
dengan rukun!
133:2 Seperti minyak yang baik di
atas kepala meleleh ke janggut, yang meleleh ke janggut Harun dan ke leher
jubahnya.
133:3 Seperti embun gunung Hermon
yang turun ke atas gunung-gunung Sion. Sebab ke sanalah TUHAN memerintahkan
berkat, kehidupan untuk selama-lamanya.
Jujur,
teks ini kerap kali saya pakai dasar untuk penghiburan,terkhusus untuk
hari-hari setelah ke 40. Mengapa demikian?Karena dalam teks ini digambarkan
dengan begitu jelas betapa yang menjadi point penting dari “Baik” dan “Indah”
itu adalah rukun. Rukun itu dalam kamus besar bahasa Indonesia berarti
damai,tidak bertengkar,berseteru. Jadi ini berkenaan dengan hidup bersama,buka
hidup sendirian.
Keindahan dari sebuah hidup yang rukun dikaitkan
Pemazmur dengan sebuah ritus yang di dalamnya menyertakan Tuhan. Minyak yang
melelh dari kepala ke janggut kemudian ke leher jubahnya. Ini adalah saat
dimana seseorang diwisuda,diteguhkan untuk sebuah tugas-tugas khusus,bisa
nabi,bisa raja. Dan untuk tugas itu, nabi yang ditugasi menahbiska diyakini
menjadi kepanjangan tangan Tuhan dengan menuang minyak zaitun ke kepala si
tertahbis,dan kemudian meleleh ke janggut (Pasti berewok),leher dan jubah. Saat
orang Yahudi diurapi minyak,itulah saat yang sangat membahagiakan. Oleh
karenanya,semua berharap diurapi minyak peneguhan itu.
Hal itu diungkapkan dalam sebuah puisi nan
elok,bahwa kerukunan itu bak sumber kehidupan,seperti embun Gunung Hermon yang
meleleh turun,menyatu dan kemudian menjadi aliran-aliran air bening yang
menghadirkan kehidupan. ITULAH SUKACITA YANG SEMPURNA.
Bacaan II I Yohanes 1:1-2:2
1:1 Apa yang telah ada sejak
semula, yang telah kami dengar, yang telah kami lihat dengan mata kami, yang
telah kami saksikan dan yang telah kami raba dengan tangan kami tentang Firman
hidup -- itulah yang kami tuliskan kepada kamu.
1:2 Hidup itu telah dinyatakan,
dan kami telah melihatnya dan sekarang kami bersaksi dan memberitakan kepada
kamu tentang hidup kekal, yang ada bersama-sama dengan Bapa dan yang telah
dinyatakan kepada kami.
1:3 Apa yang telah kami lihat dan
yang telah kami dengar itu, kami beritakan kepada kamu juga, supaya kamu pun
beroleh persekutuan dengan kami. Dan persekutuan kami adalah persekutuan dengan
Bapa dan dengan Anak-Nya, Yesus Kristus.
1:4 Dan semuanya ini kami
tuliskan kepada kamu, supaya sukacita kami menjadi sempurna.
1:5 Dan inilah berita, yang telah
kami dengar dari Dia, dan yang kami sampaikan kepada kamu: Allah adalah terang
dan di dalam Dia sama sekali tidak ada kegelapan.
1:6 Jika kita katakan, bahwa kita
beroleh persekutuan dengan Dia, namun kita hidup di dalam kegelapan, kita
berdusta dan kita tidak melakukan kebenaran.
1:7 Tetapi jika kita hidup di
dalam terang sama seperti Dia ada di dalam terang, maka kita beroleh
persekutuan seorang dengan yang lain, dan darah Yesus, Anak-Nya itu, menyucikan
kita dari pada segala dosa.
1:8 Jika kita berkata, bahwa kita
tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di
dalam kita.
1:9 Jika kita mengaku dosa kita,
maka Ia adalah setia dan adil, sehingga Ia akan mengampuni segala dosa kita dan
menyucikan kita dari segala kejahatan.
1:10 Jika kita berkata, bahwa
kita tidak ada berbuat dosa, maka kita membuat Dia menjadi pendusta dan
firman-Nya tidak ada di dalam kita.
2:1 Anak-anakku, hal-hal ini
kutuliskan kepada kamu, supaya kamu jangan berbuat dosa, namun jika seorang
berbuat dosa, kita mempunyai seorang pengantara pada Bapa,
yaitu Yesus Kristus, yang
adil.
2:2
Dan Ia adalah pendamaian untuk segala dosa kita, dan bukan untuk dosa kita
saja, tetapi juga untuk dosa seluruh dunia.
Dasar Surat Yohanes yang pertama ini adalah
kerinduan Penulis agar jemaat (yang ia kirimi surat) tetap setia hidup untuk,dengan
dan di dalam Allah. Ini terjadi karena pada waktu itu,berkembang ajaran bahwa
Allah itu kudus dan dunia ini jahat,oleh karenanya,tidak mungkinlah Yesus itu
Allah, karena hidup seperti manusia. Sebegitu kuatnya ajaran yang mengatakan bahwa
Allah itu kudus dan oleh karenanya tidak boleh bersentuhan dengan Dunia yang
tidak kudus itu, sampai-sampai Penulis Surat ini di ayat pertama terkesan agak
marah. Ia menegaskan bahwa ia telah mendengar,melihat dan bahkan
merabanya,semua demi keterjagaan iman umat. Itu yang akan menjadikan Si Penulis
Surat bahagia,sukacita.
Teks yang kit abaca adalah teks pengantar, yang
menekankan betapa pentingnya pengertian akan Karya Yesus dan konsep
iman,pengampuan, hidup bersama. sebuah harapan yang sederhana, hidup yang tanpa
berbuar dosa lagi. Namun jikapun berbuat dosa karena “Sebuah Keadaan”, kita
sudah memiliki “Jembatan Imam” yang akan mengantarkan langsung kita ke Sang
Pemilik Kehidupan.
Yohanes mengungkapkan sedikit konsep dan paham
tentang keberadaan Yesus yang untuk semua bangsa,bukan hanya untuk Israel dan
orang Kristen saja. Ini yang semstinya menegor kita bahwa karunia Illahi itu untuk
semua umat, bukan terbatas di sekitar gereja.
Bacaan
Injil, Yohanes 20 :19-30
20:19 Pada hari Minggu itu juga,
ketika sudah malam, pengikut-pengikut Yesus berkumpul di sebuah rumah dengan
pintu-pintu yang terkunci, sebab mereka takut kepada para penguasa Yahudi.
Tiba-tiba Yesus datang dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata,
"Salam sejahtera bagimu."
20:20 Sesudah berkata begitu, Ia
menunjukkan kepada mereka tangan dan lambung-Nya. Pada waktu melihat Tuhan,
mereka gembira sekali.
20:21 Lalu Yesus berkata kepada
mereka sekali lagi, "Salam sejahtera bagimu. Seperti Bapa mengutus Aku,
begitu juga Aku mengutus kalian."
20:22 Lalu Ia meniupkan napas-Nya
kepada mereka dan berkata, "Terimalah Roh Allah.
20:23 Kalau kalian mengampuni
dosa seseorang, Allah juga mengampuninya. Kalau kalian tidak mengampuni dosa
seseorang, Allah juga tidak mengampuninya."
20:24 Tomas (yang disebut si
"Kembar"), seorang dari dua belas pengikut Yesus, tak ada bersama
yang lain ketika Yesus datang.
20:25 Maka pengikut-pengikut
Yesus yang lain berkata kepada Tomas, "Kami sudah melihat Tuhan!"
Tetapi Tomas menjawab, "Kalau saya belum melihat bekas paku pada
tangan-Nya, belum menaruh jari saya pada bekas-bekas luka paku itu dan belum
menaruh tangan saya pada lambung-Nya, sekali-kali saya tidak mau percaya."
20:26 Seminggu kemudian
pengikut-pengikut Yesus ada lagi di tempat itu, dan Tomas hadir juga. Semua
pintu terkunci. Tetapi Yesus datang dan berdiri di tengah-tengah mereka, lalu
berkata, "Salam sejahtera bagimu."
20:27 Kemudian Yesus berkata
kepada Tomas, "Lihatlah tangan-Ku, dan taruhlah jarimu di sini. Ulurkan
tanganmu dan taruhlah di lambung-Ku. Jangan ragu-ragu lagi, tetapi
percayalah!"
20:28 Tomas berkata kepada Yesus,
"Tuhanku dan Allahku!"
20:29 Maka Yesus berkata
kepadanya, "Engkau percaya karena sudah melihat Aku, bukan? Berbahagialah
orang yang percaya meskipun tidak melihat Aku!"
20:30 Masih banyak lagi
keajaiban-keajaiban lain yang dibuat Yesus di depan pengikut-pengikut-Nya,
tetapi tidak ditulis di dalam buku ini.
20:31 Tetapi semuanya ini
ditulis, supaya kalian percaya *percaya: beberapa naskah kuno: tetap percaya.*
bahwa Yesus adalah Raja Penyelamat, Anak Allah, dan karena percaya kepada-Nya,
kalian memperoleh hidup.
Setting
narasi di atas, adalah waktu satu minggu
paska kebangkitan. Dulu tidak ada Thomos,seting di atas si Thomas hadir. Namun
jelas sekali meski sudah beberapa kali Yesus yang telah bangkit itu menampakkan
diri, nuansa ketakutan masih kuat. Takut akan kebenaran Yesus yang bangkit dan
juga takut kepada tentara Romawi. Sejatinya mereka telah pernah ditemui dalam
kebersamaan,suatu malam,namun tanpa Thomas. Di narasi ini, Thomas ada.
Berita
kebangkitan itu semestinya membahagiakan mereka semua, namun mereka belum
sempurna,karena belum melihat Yesus (Thomas), maka demi kesempurnaan, maka
mereka (dia) meski berupaya menjumpainya.
Kesimpulan
Kebangkitan
Yesus menghasilkan sukacita tak terbatas, dan itu sebagai berkat atau karunia.
Juga Thomas yang yang sempat meragukan Yesus yang bangkit itu. Namun Yesus
tidak tega “Membiarkan “ Thomas hidup dalam kegamangan dan kegalauan akan
kebangkitannya,maka ia berkenan menemui Thomas dengan saksi semua murid yang
tersiksa.
Sugesti
Penyusunan Kotbah
1.
Ajaklah jemaat untuk merenung tentang
sebuah kebahagiaan. Bisa digambarkan manakala sesorang menemukan barang yang
paling berharga miliknya,yang sudah dinyatakan hilang bertemu lagi. Ini seperti
kisah Kematian Yesus yang menghasilkan duka dan kehilangan mendalam namun
kemudian ditemukan lagi. sukacita itu digambarkan dengan tidak adanya lagi "Batas-batas" kepemilikan. semua menjadi satu,bersama.
2.
Kebahagian itu saat ada perdamaian.
Perdamaian tidak pernah akan muncul jika tidak ada kerukunan dan kerukunan
tidak aka nada jika tidak adakarunia pengampunan.
3.
Yohanes bersaksi sebagai seorang saksi
yang otentik,oleh karenanya tidak mungkin akan diragukan. Seperti seorang pilot
yang selamat saat pesawatnya jatuh. Dia akan bercakap tentang hal ini, maka
ajaklah jemaat tidak ragu akan Yesus yang bangkit itu. Keselamatan itu adalah
karunia, maka jangan menyia-nyiakannya.
4.
Perjumpaan dengan Yesus selalu
menghadirkan sukacita,pun demikian dengan orang yang masih ragu (Thomas).
Penutup
Catatan
ini sangat sederhama, karena bertujuan bukan untuk dikorbahkan,namun hanya
mengajak melihat teks dengan jujur dan terbuka. Setelahnya kita bisa menarik
kesimpulan sendiri. Satu dengan yang lainnya pasti berbeda tentang kesimpulan
karena tergantung banyak keadaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar