Pelajaran
Berharga di Pasar Pagi
Pagi itu sisa hujan malam masih terasa. Dingin dan
basah. Namun demi kebutuhan keluarga,saya mengantar istri ke pasar pagi, pasar
tradisional untuk membelli kebutuhan. Meski masih agak gelap, sekitar pukul
05.00 namun suasana pasar sangat ramai. Seperti biasa, ketidakteraturan yang
menjadi pemandangan utama, mungkin inilah cirri khas bangsa ini.
Riuh rendah pedagang dan pembeli seperti zimfoni
purbakala yang bernada tanpa pranata. Tawar-menawar,dialog jujur dan tulus, saling
menyapa menjadi pemandangan klasik nan segar. Pilih memilih, teriakan
menawarkan barang,membolak-balik barang yang hendak dibeli,mengangkat,memikul,
meletakkan dan masih banyak pemandangan indah lainnya.
Yang menarik perhatian saya adalah bahwa sebelum
terjadi transaksi, selalu ada proses tawar-menawar. Sepertinya, harag pas di
pasar tradisional adalah haram. Apapun itu pasti akan ditawar dan menawar.
Menaikkan dan menurunkan,mengurangi dan menambahkan dan ketika dirasa sudah
saling cocok, transaksi terjadi.
Sepertinya manusia perlu belajar banyak dari pasar
ini tentang kehidupan, yang utama tentang tawar-menawar, tentang negosiasi.
Karena kehidupan ini pilihan, dan harus disadari betapa banyak pilihan itu,
maka hidup inipun sebelum meniti jalan ke depan perlu selalu melakukan proses
negosiasi, tawar-menawar. Perlu menambahkan dan mengurangi, perlu menaikan dan
juga menurunkan sebelum memilih kehidupan yang hendak dijalaninya. Dengannya,
apapun yang manusia pilih adalah sebuah proses panjang yang melibatkan
hati,perasaan dan nurani.
Spiritualitas tawar-menawar di pasar pagi,
sepertinya perlu senantiasa diaktualisasikan dalam seluruh aspek kehidupan,
tawar-menawar sebelum memilih. Selamat mencoba.
salam cinta untuk semesta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar