Senin, 20 April 2015

Spiritualitas Tawar Menawar di Pasar Tradisional




Pelajaran Berharga di Pasar Pagi
Pagi itu sisa hujan malam masih terasa. Dingin dan basah. Namun demi kebutuhan keluarga,saya mengantar istri ke pasar pagi, pasar tradisional untuk membelli kebutuhan. Meski masih agak gelap, sekitar pukul 05.00 namun suasana pasar sangat ramai. Seperti biasa, ketidakteraturan yang menjadi pemandangan utama, mungkin inilah cirri khas bangsa ini.
Riuh rendah pedagang dan pembeli seperti zimfoni purbakala yang bernada tanpa pranata. Tawar-menawar,dialog jujur dan tulus, saling menyapa menjadi pemandangan klasik nan segar. Pilih memilih, teriakan menawarkan barang,membolak-balik barang yang hendak dibeli,mengangkat,memikul, meletakkan dan masih banyak pemandangan indah lainnya.
Yang menarik perhatian saya adalah bahwa sebelum terjadi transaksi, selalu ada proses tawar-menawar. Sepertinya, harag pas di pasar tradisional adalah haram. Apapun itu pasti akan ditawar dan menawar. Menaikkan dan menurunkan,mengurangi dan menambahkan dan ketika dirasa sudah saling cocok, transaksi terjadi.
Sepertinya manusia perlu belajar banyak dari pasar ini tentang kehidupan, yang utama tentang tawar-menawar, tentang negosiasi. Karena kehidupan ini pilihan, dan harus disadari betapa banyak pilihan itu, maka hidup inipun sebelum meniti jalan ke depan perlu selalu melakukan proses negosiasi, tawar-menawar. Perlu menambahkan dan mengurangi, perlu menaikan dan juga menurunkan sebelum memilih kehidupan yang hendak dijalaninya. Dengannya, apapun yang manusia pilih adalah sebuah proses panjang yang melibatkan hati,perasaan dan nurani.
Spiritualitas tawar-menawar di pasar pagi, sepertinya perlu senantiasa diaktualisasikan dalam seluruh aspek kehidupan, tawar-menawar sebelum memilih. Selamat mencoba.

salam cinta untuk semesta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FIKSI Di Malam PASKAH