Rabu, 08 April 2015

Cara Menyelamatkan diri ala Bunglon

Sikap Bunglon, Salahkah?

Jadikan Hidupmu  MENJADI NOMOR SATU

Pemikir dari Bulgaria Elias Canneti, mengamati perilaku manusia dengan membandingkan dengan perilaku binatang, salah satu yang menarik bagi Canneti adalah Bunglon. Binatang ini sangat pandai merubah warna tubuhnya sesuai dengan keadaan sekitarnya demi melindunginya dari berbagai macam Pemangsa yang mengancamnya. Dengan merubah warna kulit seperti warna di sekitarnya maka kehadirannya akan lebih ama karena pemangsa terkecoh dengan warna kulitnya. Untuk Bunglon, tindakan ini bisa dikatakan sebagai tindakan natural yang cerdik. Namun jika tindakan ini dilakukan manusia demi keamanan diri dan bahkan demi lari dari masalah, secara etis bisakah dibenarkan?
Tidak jarang dalam kondisi dunia dengan segala dinamikanya saat ini, demi mencari aman, manusia menjual apa saja, bahkan kepercayaan dan juga harga diri. Manusia sering bersikap dan bertindak melebihi Bunglon, sangat cepat berubah sikap dan karakter sewaktu keadaan diseklilingnya dirasakan sudah tidak menguntungkannya (Bukan terkain aman dan benar lho ya). Dalam keadaan seperti ini, etika,agama dan nurani sudah tidak berfungsi. Semua dengan sengaja dimatikan saklarnya dan padamlah semua.
Pada titik tertentu beradaptasi dengan lingkungan sangatlah diperlukan dalam rangka masuk ke dalam atau berbaur dengan lingkungan itu. Namun jika beradaptasi demi tujuan keuntungan diri,keselamatan diri dari sebuah kesalahan dan ancaman, bukankah ini buah dari kemunafikan?

Kembalilah Ke ...AIR YANG MENGHIDUPI
Belajar dari Bunglon, marilah kita melihat diri kita sendiri,apakah kita beradaptasi dengan lingkungan karena ketakutan karena kenyamanan kita terancam ataukah dalam rangka masuk lebih dalam demi membaur dengan lingkungan?
Salam 

www.cintasemesta.org

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FIKSI Di Malam PASKAH