Selasa, 28 April 2015

Semua Gerak Alam ini adalah Bahasa Illahi..maka..Bacalah!!


MEMBACA BAHASA ALAM
Sebuah kemestian dalam dunia relasi komunikasi adalah bahasa. Entah itu bahasa verbal,bahasa tulis, bahsa tanda, bahasa isyarat, bahasa tubuh dan (mungkin) masih ada lagi model bahasa yang pernah digunakan makluk hidup membangun komunikasi dalam hidupnya. Dari sekian bahasa itu, tentunya ada kekurangan,kelebihan yang menyebabkannya perlu upaya tersendiri di dalam memahaminya.  Sulit dan tidak itu tergantung pada bebeapa aspek,salah satunya adalah budaya. Jika dalam sebuah komunitas, ada budaya berbahasa isyarat dan meninggalkan bahasa tulis, tentu akan lebih mudah mengerti tanda daripada bahasa tulis dan verbal. Namun jika yang terjadi adalah kebalikannya, maka bahasa tanda akan sulit dipahami mereka yang dalam kesehariannya menggunakan bahasa tulis.
Setiap komunitas manusia, atau makluk hidup pastilah memerlukan komunikasi, demikian pula dengan manusia. Dan seperti yang saya tuulis di atas, alat komunikasi yang popular adalah bahasa, dan itu adalah bahasa verbal serta bahasa tulis. Maka, tidak mengherankan jika Negara ini dahulu mewajibkan semua warganya untuk bisa membaca dan menulis,dalam slogan B3B (Bebas Tuga Buta). Nah, akibat dari upaya ini maka sekarang ini hampir semua warga Negara ini bisa membaca dan menulis, sehingga memudahkan membangun komunikasi. Namun, agak sedikit aneh adalah ketika manusia yang selalu berinteraksi dengan ala mini enggan belajar membaca bahasa alam yang sejatinya senantiasa bersenandung, dan bahkan berteriak lantang mendendangkan sebuah kabar.
Yahh…manusia mulai mengabaikan salah satu bahasa dalam hidupnya, itulah bahasa tanda. Dalam jaman yang berberak cepat dan tak terkendali (Sindhunata mengekspresikannya dengan Mrucut, bahasa Jawa yang artinya lepas takterkendali), manusia hanya menyukai yang serba instan dan mungkin dalam istilah bahasa adalah verbal. Komunikasi verbal dan vulgar, dan itu sudah menjadi sebuah mentalitas sebuah masyarakat, bahkan sebuah bangsa bernama Indonesia ini. Akibat dari semuanya ini adalah korban dan kerugian yang datang seolah tiba-tiba, padahal sejatinya ala mini telah jauh-jauh hari memberi kabar lewat bahasanya. Bahasa tanda. Bahasa tanda dari ala mini yang tidak jua segera dimengerti manusia, karena manuia selalu sibuk menumpuk materi dan uang ada di dalamnya. Akibatnya adalah lupa. Lupa dan melupakan segalanya.
Kembali ke persoalan bahasa, tanda dan cara membacanya. Andai manusia mau sedikit bersabar dan mau bersahabat dengan alam semesta ini, maka mereka akan bisa membaca bahasa  ini. Dalam salah satu sayir lagunya, Ebiet G Ade mengungkapkan bahwa titik embun adalah pelita dan lumpur kering adalah pedoman, dan itu benar. Hanya sayangnya manusia sudah gagap bahasa alam yang sejatinya juga verbal dan vulgar. Juga terkait dengan itu semua,bahwa mempelajari bahasa tanda,bahasa alam semesta itu tidak serta merta menghasilkan uang dan uang, sehingga manusia enggan mempelajari bahasa tanda dari alam semesta ini.
Sejatinya pula, manusia ini adalah makluk beragama, dalam bahasa latin semens relegions, memiliki warisan rasa keagamaan. Dan di dalam dunia agama juga dikenal, bahkan diajari membaca bahasa Illahi. Namun ironisnya, manusia beragama justru malah terpenjara dalam pemahaman picik bahwa Yang Illaho itu hanya berbicara dahulu dan hanya dengan Kitab Sucinya. Sungguh memuakkan dan memalukan
Bencana alam terus dan terus saja menghinggapi kehidupan semesta, itu adalah kewajaran. Wajar karena itu hak alam untuk melakukan apa saja sesuai dengan hukumnya. Mungkin bencana itu hanya sebuah ungkapan bahasa bagi manusia, karena bagi makluk lain (mungkin) itu adalah karunia. Entahlah, namun biarlah saya sepakat dengan manusia bahwa itu (banjir,tanah longsor dan saudara-saudaranya) adalah bencana. Namun jika sebuah Tanya lain diungkapkan, apakah benar itu bencana jika jauh sebelumnya, manusia mampu membaca tanda Illahi dengan segala berisik dan gemuruh serta lembutnya, bahwa  alam telah berkabar?Jangan-jangan ini seperti sebuah kasus lucu dalam masyarakat. Seorang anak sekolah mau ada pelajaran tambahan dan untuk itu ia berkabar melalui sms (short message service) ke ibunya di rumah. Isi sms itu dengan bahasa gaul,dan ibunya membuka sms itu namun tidak bisa membacanya. Maka saat jam pulang belum pulang, si ibu itu bingung dan meraung-raung  dalam tangis bahwa anak gadisnya yang duduk di bangku  SMU hilang. Semua heboh, tetangga bingung. Tangis si ibu masih meraung,meski volumenya berkurang. Allu, ada salah seorang tetangga yang meminta untuk menghubungi nomer HP si anak. Dan HP si Ibu itu diambil,dan secara kebetulan membaca inbok. Kemudia diketahui bahwa si anak itu sudah memberi kabar, namun dalam bahasa anak muda.
Dalam beberapa hari ini, kita dajak untuk melihat dan ikut merasakan kesedihan saudara-saudara sesama ciptaanNya di sekitar kita. Kepedihan dan kedukaan karena tanah longsor yang merenggut banyak korban, baik manusia dan makluk lain. Tangis dan kesedihan berbaur menjadi bahasa pilu yang menyedihkan. Hampir semua sepakat menyebut itu bencana yang datang tak terduga, namun benarkah demikian? Sedemikian kejamkah Sang Illahi itu mempermainkan alam semesta dengan kekuasaanNya?Bukankah Dia dalam segala keberadaanNya telah menyusun hukum alam, yang dengannya semua berjalan dalam ritme tertentu?
Beragkat dari sini, saya yakin bahwa sejatinya Yang Illahi itu telah berkabar, telah berkirim tanda sebagai bahasa untuk kita semua, makluk yang bernama manusia ini. Namun masalahnya adalah, adakah dari kita yang bisa membaca bahasa tandaNya?Atau kalaupun tidak bisa, mengapa kita tidak berjuang bersama mengerti bahasa tanda Illahi itu?Jangan-jangan kita ini seperti kisah ibu tadi yang enggan mencari tahu lalu segera meraung dalam tangis ketika sesuatu yang takdiinginkan terjadi?
Bencana itu adalah tanda. Dan tanda itu adalah bahasa. Bisa jadi itu adalah tanda kemarahan alam karena rintik dan keluh kesahnya sepanjang waktu takjua didengar oleh manusia yang sibuk mengeruk kekayaan tanpa pernah memikirkan alam sebagai rumah bersama ini. Baik untuk kemudia, semua komponen semesta ini memasuki alam permenungan, supaya dengannya semua menjadi tahu kehendak Illahi dalam bahasa tanda alami ini. Supaya kepedihan manusia tidak terulang dan terulang lagi. Mari berjuang bersama membaca tanda Illahi dalam tanda-tanda semesta.

salam cinta untuk semesta


1 komentar:

  1. Main sabung ayam cuma di BOLAVITA paling nyaman
    judi sabung ayam dengan presentase kemenangan tertinggi
    Untuk info lebih lanjut bisa melalui:
    whatup : 08122222995
    BBM: D8C363CA
    Wechat : Bolavita.
    Line : Cs_bolavita.
    BBM: D8C363CA

    BalasHapus

FIKSI Di Malam PASKAH