Rabu, 22 April 2015

Berusahalah Saling Mengerti



KETIKA DILEMPARI BATU
Saat kanak-kanak, sewaktu bermain bersama teman-teman seusia, terkadang saling bertengkar. Salah satu hal yang menarik saat bertengkar adalah saling melempar satu dengan yang lainnya. Biasanya yang dilemparkan adalah barang-barang di sekitar tempat permainan itu. Bisa sisa buah, tanah liat, batu kecil atau kerikil. Terkadang mengenai dan melukai,lalu menangis dan usailah pertengkaran itu. Ada hal yang menarik saat saling melempar itu terjadi. Saling serang dan juga saling berjuang menjaga diri agar lembaran kawan (bukan lawan) itu tidak mengenai bagian tubuh. Dari peristiwa saling lempar itulah kemudia saling terlatih kemampuan bertahan atau mempertahan diri yang baik. Terlatih bagaimana menghindar, bagaimana menangkis, dan juga bagaimana mrasakan sakitnya terkena lemparan itu. Semua adalah pengalaman berharga yang sulit ditemukan di bangku sekolah.
Dalam kehidupan nyata dan dalam keadaan sudah dewasapun, peristiwa “Lemparan Batu” itu masih saja terjadi. Namun lemparan batu itu bisa jadi bukan dalam bentuk benda fisik,melainkan dalam bentuk makian, cacian, umpatan,kritikan, penolakan dan sebagainya. Saat semua itu menerjang kita, sejatinya saat itu pula kesempatan kita untuk belajar dan sekaligus mempelajari bagaimana bertahan dan mempertahankan diri. Dengan lemparan batu itu, sejatinya adalah sebuah medan pendidikan hidup yang luar biasa, yang alami dan sangat ideal untuk dijadikan wahana pembelajaran kehidupan. Tinggal bagaimana kita bersikap dan menyikapi.
Leparan Batu kehidupan itu akan senantiasa menyerang kehidupan kita semasa masih hidup di dunia ini. Maka, yang terbaik adalah mengambil pengalaman berharga darinya. Jangan menangis,jangan menyesali, jangan meradang dan meminta dikasihani, namun berjuanglah untuk bertahan sembari belajar bagaimana mempertahankan diri. Yakinlah, itu semua adalah kawah candradimuka hidup. Syukurilah semuanya, bahwa semua atas ijin dari Sang Pemilik Hidup untuk kebaikan semata.
Lemparan Batu dalam kehidupan, itulah fakta kehidupan bersama manusia. Semua pernah mengalami, baik sebagai pelempar atau yang dilempari. Sebagai yang melempari,belajarlah untuk suatu ketika merasakan Lemparan Batu itu agar bisa merasakan betapa perih dan pedih dalam sakit lemparan itu. Sehingga dengannya, suatu saat nanti akan menghentikan “Permainan” saling melempar itu.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FIKSI Di Malam PASKAH