KETIKA
DILEMPARI BATU
Saat kanak-kanak, sewaktu bermain bersama
teman-teman seusia, terkadang saling bertengkar. Salah satu hal yang menarik
saat bertengkar adalah saling melempar satu dengan yang lainnya. Biasanya yang
dilemparkan adalah barang-barang di sekitar tempat permainan itu. Bisa sisa
buah, tanah liat, batu kecil atau kerikil. Terkadang mengenai dan melukai,lalu
menangis dan usailah pertengkaran itu. Ada hal yang menarik saat saling
melempar itu terjadi. Saling serang dan juga saling berjuang menjaga diri agar
lembaran kawan (bukan lawan) itu tidak mengenai bagian tubuh. Dari peristiwa
saling lempar itulah kemudia saling terlatih kemampuan bertahan atau
mempertahan diri yang baik. Terlatih bagaimana menghindar, bagaimana menangkis,
dan juga bagaimana mrasakan sakitnya terkena lemparan itu. Semua adalah
pengalaman berharga yang sulit ditemukan di bangku sekolah.
Dalam kehidupan nyata dan dalam keadaan sudah
dewasapun, peristiwa “Lemparan Batu” itu masih saja terjadi. Namun lemparan
batu itu bisa jadi bukan dalam bentuk benda fisik,melainkan dalam bentuk
makian, cacian, umpatan,kritikan, penolakan dan sebagainya. Saat semua itu
menerjang kita, sejatinya saat itu pula kesempatan kita untuk belajar dan
sekaligus mempelajari bagaimana bertahan dan mempertahankan diri. Dengan
lemparan batu itu, sejatinya adalah sebuah medan pendidikan hidup yang luar
biasa, yang alami dan sangat ideal untuk dijadikan wahana pembelajaran
kehidupan. Tinggal bagaimana kita bersikap dan menyikapi.
Leparan Batu kehidupan itu akan senantiasa
menyerang kehidupan kita semasa masih hidup di dunia ini. Maka, yang terbaik
adalah mengambil pengalaman berharga darinya. Jangan menangis,jangan menyesali,
jangan meradang dan meminta dikasihani, namun berjuanglah untuk bertahan
sembari belajar bagaimana mempertahankan diri. Yakinlah, itu semua adalah kawah
candradimuka hidup. Syukurilah semuanya, bahwa semua atas ijin dari Sang
Pemilik Hidup untuk kebaikan semata.
Lemparan Batu dalam kehidupan, itulah fakta
kehidupan bersama manusia. Semua pernah mengalami, baik sebagai pelempar atau
yang dilempari. Sebagai yang melempari,belajarlah untuk suatu ketika merasakan
Lemparan Batu itu agar bisa merasakan betapa perih dan pedih dalam sakit
lemparan itu. Sehingga dengannya, suatu saat nanti akan menghentikan
“Permainan” saling melempar itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar