Saat tengah malam adalah saat yang menjadi puncak ketenangan. Sepi yang sejati ada pada situasi ini. Waktu seolah bergulir pelan. Setiap detak detik seolah mengukir kisah yang sempurna. Pelan dan tenang. Desiran angin mengoyang dedaunan seolah simfoni purbakala yang menyentuh relung jiwa setiap insan yang mengamatinya. Desah nyamuk dan nafas serangga seoalh sampai dekat pada telinga manusia.
Tengah malam, waktu peralihan. Bergerser dari sejarah satu menuju ke sejarah berikutnya. Tengah malam adalah peralihan peristiwa satu ke peristiwa berikutnya. Pada waktu ini, seolah semua makluk saling menghargai. Semua ciptaan saling memberi kesempatan kepada sesamanya untuk menikmati kesepian sejati. Tidak ada gemuruh,tidak ada ambisi karena raga telah letih meniti hari yang menjemukan.
Tengan malam itulah kesunyian sempurna. Kesunyian yang bisa menuntun manusia masuk ke dalam batin yang mewakili keberadaan Yang Illahi. Batin yang padanya ada beningnya nurani laksana embun pagi. Bening yang di dalamnya terlihat segala noda dan debu perilaku hidup. Kesunyian yang seolah pada waktu sekarang sudah sirna tertiup angin ambisi yang semakin menggelora. Tengah malam akan selalu ada, meski manusia takpernah mencoba untuk menikmatinya. Tengah malam akan setia dengan kesepiannya, meski telah terabaikan.
Tengah malam mengajari manusia bahwa waktu adalah kekuatan yang takbisa dikalahkan. Dia akan selalu bergerak dalam irama abadinya, meski manusia selalu mencoba menawar waktu. Tengah malam, itulah saat memilih. Memilih melanjutkan keterjagaan atau memejamkan mata. Terjaga dengan berteman sepi, namun di dalam kesepian itu justru mampu bercakap akrab dengan nurani yang bening,yang padanya mampu menuntun arah pilihan hidup atau menutup mata untuk memulihkan tenaga demi esok memburu nafsu angkara?
Pada kesunyian Tengah Malam, jiwa manusia juga bisa menyatu dengan Sang Maha Kuasa. Keheningan Tengah Malam adalah kedekatan insan dengan Sang Khaliknya.
www.cintasemesta.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar