Minggu, 20 Desember 2015

Di Balik Perayaan Natal

Tangisan Bayi Di Suatu Senja

Gerimis sore akhir bulan Desember dan kabut tipis meniup serta melintas pucuk-pucuk diantara dedaunan. Beberapa ekor burung pipit terbang tergesa menuju rimbunan pohon usai melahap padi yang menguning. Deru beberapa kendaraan bermotor mengisi suasana senja....
Di sebuah gedung yang bentuk bangunannya berbeda dengan rumah-rumah penduduk, terdengar hingar-bingar. Ada suara nyanyian,suara riang  gembira anak-anak menyatu. Juga di beberapa sudut gedung, kaum lelaki duduk-duduk sembari menikmati cigaret mereka...

Beberapa saat kemudian keluarlah banyak orang dari gedung itu, mereka sangat bergembira dari wajahnya terlukis sebuah gembira meski itu entah mengapa. Muka mereka ceria dan sangat cerah dibalik temaramnya senja. Sungguh semua terlihat bersuka ria..Dalam kesukan mereka, sekonyong-konyong terdengar sayup suara tangisan bayi...Awalnya lirih namun kemudian semakin jelas dan keras. Beberapa dari mereka seolah tidak mendengar atau bahkan tidak memperhatikan suara tangisan bayi itu...
Hingga kemudian terjadi percakapan...

"Suara bayi siapa sih  sore gerimis seperti ini dibiarkan saja. Sungguh keterlaluan orangtua bayi itu..." Komentar seorang ibu setengah baya yang kemudian  ditimpali bapak-bapak yang berjalan  didekatnya.
"Mungkin sedang meriang bayi itu..tapi anak siapa ya?Setahu saya di kampung ini tidak ada yang punya anak kecil, bayi lagi."
Mereka melanjutkan perjalanan menuju ke rumah mereka. Namun suara bayi menangis itu semakin keras terdengar. Beberapa orang yang habis pesta itu kemudiian memberitahukan kepada yang masih ada di gedung tempat mereka usai melaksanakan pesta itu sehingga banyak  dari mereka yang kemudian berkumpul bersama menyimak tangisan bayi itu.
Tangisan bayi itu semakin nyaring dan seolah sangat dekat  dengan mereka yang sedang berkumpul. Dan jumlah yang berkumpul dari gedung tempat pesta itu  juga semakin banyak..
Suara tanngisan bayi itu semakin nyaring..semakin keras terdengar, seolah suara tangisan itu hanya berjarak sepuluh meter dari tempat mereka berkumpul.

Hari semakin gelap,semakin dingin. Kabut yang tadinya lembut dan tipis semakin tebal...senja telah sempurna dan malam menyapa dengan selimut hitamnya..Rintik gerimis semakin lebat, meski lembut namun cukup untuk membuai dingin suasana. Sementarra itu tangissan bayi semakin merampas perhatian bahyak orang yang berkumpul itu. Hingga kemudian.......
"Astaga.....ini dia bayi itu..ini...di siniiiii.......!"Teriak seorang pemuda yang ternyata menemukan di mana bayi itu terbaring. Ternyata ada di sebuah tempat, di bawah rimbunan pohon jambu dan itu membuatnya aman dari terpaan gerimis. Serentak banyak orang mengalihkan perhagian ke arah yang ditunjuk anak muda itu dan memang benar, ada keranjang bayi kumal di situ dan anehnya, didekatnya berdiri seseorang  yang menjaganya. Seorang ibu yang nampaknya berusia sekitar 25 tahun...

"Hai...mengapakah engkau membiarkan bayi ini menangis terus, adakah engkau ibunya dan jika engkau ibunya,mengapakah  engkau biarkan anakmu menangis tiada henti di senja seperti ini?" Selidik seseorang berpakaian paling rapi diantara  mereka. Perempuan di dekat bayi itu nampak tenang meski terlihat berupaya menjaga bayi itu dari terpaan air hujan. Tangisan bayi itu mulai mereda. Beberapa orang nampak semakin mendekat dan nampaklah keranjang bayi yaang nampak kumal dan sudah usang.
"Ibu,apakah engkau ibu dari bayi ini?"Tanya seorang ibu yang rambutnya telah mulai memutih.
"Iya..saya ibu dari bayi ini..."Jawab perempuan kumal di  dekat bayi yang tangisnya mulai mereda itu.
"Dari mana ibu berasal, setahu kami ibu bukan asli dari daerah ini?"lanjut ibu itu menanya.
Perempuan itu diam maka heninglah suasana. Hening dan terasa sangat hening. Seolah alam semesta ikut mendukung keheningan. Gerimis juga mulai mereda, namun semilir angin bulan desember justru semakin menjadikan dingin senja itu semkin menusuk tulang.

"Benar ibu,saya bukan orang asli sini. Saya sendiri tidak tahu berasal dari mana. Yang saya tahu,saya sedang merawat  bayiku ini. Kalau boleh saya tahu, dari acara apakah ibu dan saudara semua ini?"perempuan penjaga bayi yang ternyata ibu dari bayi itu malah balik bertanya.
Masih dalam serambi malam yang dingin,ibu berambut putih itu menjawab. "Kami baru saja usai merayakan natal..kami bersukaria karena kami mengenang hadirnya Allah dalam diri Bayi Yesus Kristus. Dengan hadirnya Allah dalam diri Bayi Yesus itu, kami manusia yang telah terjerumus ke dalam dosa dan karenanya mesti binasa kembali mendapatkan keselamatan."
Suasana kembali senyap. Tida ada yang bersuara, hanya gemerisik dedaunan tersapa angin dan jatuhnya air hujan menghias suasana. Sungguh senyap hingga nafas mereka yang berkumpul sayup terdengar.
Kemudian seorang lelaki pendek, berusia sekitar 70 tahun mendekati bayi dan ibunya. Langkahnya pelan namun tegap serta mantab. Sambil berjongkok di bawah rimbunan daun jambu itu, lelaki itu bertanya. "Ibu, siapakah nama ibu dan darimanakah ibu ini berasal?Bolehkanlah kami mengenal ibu dan jika memungkinkan biarlah ibu singgah di rumah salah satu dari kami"
Perempuan ibu dari bayi itu beringsut, kemudian meraih keranjang bayinya yang kumal. Di dekapnya keranjang itu, tangisan bayi itu telah benar-benar berhenti. Sambil menahan dingin perempuan itu menjawab.
"Kata orang, namaku Maryam, nama bayiku ini masing-masing tempat berbeda menyebutNya. Ada yang menyebut Isa, ada yang menyebut Yesus, ada juga yang menyebut Almasih. Kami datang ke tempat ini karena mendapat kabar berita bahwa banyak orang hendak menyambut dan merayakan hadirnya  Sang Mesias, namun saat tiba saatnya, tak ada satupun yang memberi ruang untuk kami, terkhusus Bayiku ini berada. Semua sibuk dengan pesta dan bersuka ria. Bahkan saat kami hendak masuk ke gedung itu semua menatap kami dengan sinis. Bayi inilah Yesus yang sebenarnya kalian rayakan".
Sambil menjawab kalimat yang terakir itu, perempuan  itu beranjak,menggendong bayinya kemudian pergi. Semua yang hadir terpana...
Dan suasana kembali senyap.........


Senin, 14 Desember 2015

Tidak Selalu Linier...

Aku Tidak Berasal dari Buah yang Bagus, Tapi Pasti Akan Menjadi Buah yang Berguna

Aku duduk terdiam mencari ketenangan, dalam gang kecil yang memanjang ini banyak kehidupan hitam yang ku temui, aku tidak merasa takut, meski disekelilingku bertebaran manusia-manusia yang jauh dari Tuhan. Mereka asik meneguk minuman keras, bercumbu dengan pasangannya hingga lupa diri dan ngobat sampai Fly.
Sesekali aku perhatikan mereka satu persatu, aku tidak pernah tau alasan mereka berbuat seperti itu, namun perkiraanku pasti mereka orang-orang yang tidak jauh berbeda dengan aku yang sekarang. Aku tertawa, aku menertawakan mereka dan diriku sendiri, ku lihat wajahku di cermin yang kusam, menatap diri lebih dalam, dan kini aku menangisi diriku sendiri. Aku kehilangan arah, dan kini aku tidak memiliki tujuan, aku hanya ingin bebas terlepas. Berlari hingga aku merasa lelah. Tidak! Aku tidak akan lelah untuk berlari!
“Mengapa kamu bawa dia kesini? Maksudmu apa? Apa kamu sudah tidak suka dengan keberadaanku di rumahmu?” kemarahanku mulai bergejolak, saat ku lihat Guru SMA-ku tiba-tiba ada dalam kamar, dia sudah menunggu kedatanganku ternyata.
“Jangan marah pada Nina. Ibu yang sengaja datang kesini Vin. Tenangkan dirimu dulu.” Ia medekatiku, memberikan sentuhan lembut pada pundakku.
“Mau apa kesini?” Tanyaku ketus.
“Ibu melihat kamu berada di gang itu tadi. Apa yang kamu lakukan?” Tanya dia dengan lembut.
“Bukan urusanmu!”
“Apa kamu..?” Kini dalam inotasinya ia menyimpan kecurigaan.
“Tidak! Dalam hidupku aku tidak pernah sekalipun melakukan hal itu, hal yang kamu lihat di gang tadi. Sekalipun tidak!” aku meninggikan nadaku.
“Lalu mengapa kau kesana? Ceritalah pada Ibu. Percayakan pada Ibu, Vina.” Aku terdiam, mengatur amarah dan kecewaku..
“Ketika aku lahir, semua keluarga sangat bahagia, terlebih kedua orang tuaku. Saat itu aku terlahir premature, kata Mamah aku terlahir sangat kecil, tapi sangat mengemaskan, apalagi saat aku mulai tumbuh sebagai balita sehat. Mamah sering cerita masa-masa kecil diriku. Aku banyak disukai orang-orang, dulu sebelum aku pindah ke tempat ini, para tetangga sering menculikku, dan ketika mereka menggembalikan aku, aku sudah dalam keadaan bersih rapih dan tentunya cantik, mereka memandikanku, memakaikan baju baju bagus. Aku terkaget ketika mendengarkan cerita itu, aku berfikir pasti mamah dan ayah begitu bangga dengan diriku, yaa diriku saat masih kecil. Sekarang aku sudah mulai dewasa, umurku telah menginjak 18 tahun. Kehidupan yang ku jalani sekarang, sebelumnya tidak pernah terfikirkan. Sungguh! Ibu tidak merasakan bagimana hidup ditempat yang tidak semestinya. Rasanya setiap hari aku hanya bisa menghirup udara kotor, hingga aku sesak! Aku ini hanya manusia biasa.” Ibu menatap Iba diriku yang mulai bercucuran air mata, entah air mata pertanda sedih atau terharu bercerita masa kecil. “Sejak aku kecil sebenarnya aku sering menemui hal-hal janggal dalam keluarga ini.”
“Mah, ayah kemana? Ko ga pulang-pulang” Tanya diriku polos.
“Ayah sekarang kerjanya jauh. Jadi pulangnya lama.” Jawab mamah sambil membuatkan makanan untukku.
“Mamah udah ini mau pergi kerja lagi ya?”
“Iya, hati-hati di rumah ya. Jangan nakal. Nurut sama Ibu.” Nasehat mamah yang selalu di sampaikan sebelum pergi kerja. Sejak kecil aku di asuh oleh kakak Mamahku, aku memanggilnya Ibu.
Setelah lama tidak berjumpa dengan Ayah, mungkin lebih dari 2 bulan, akhirnya saat aku asik menonton tivi aku melihat sosoknya. Sosoknya yang saat itu terasa sangat tinggi, aku sangat sulit menggapai rambutnya. Aku hanya bisa mengenggam tangannya dan bergelantungan di kakinya yang jenjang.
“Ayaaaaaaaaaaaahh!!” aku memanggilnya kencang. Aku merasa sangat bahagia saat itu, jika sekarang aku teringat hal itu, perasaan sangat bahagia itu mucul kembali.
Kemudian aku digendongnya. Aku tidak mau turun dari pangkuannya, tidak mau lepas dalam pelukannya. Aku tidak mau. Aku tidak mau. Aku masih merindukannya. Tapi rasa kebahagiaan itu sejenak hilang tergantikan dengan rasa ketakutan yang sangat mendalam, hingga kini tidak terhapus dari rekaman dalam otakku. Tapi aku kecil tidak tahu menahu, yang ku tahu ada sesosok lelaki yang tanpa permisi, Dia masuk rumah dengan mengacungkan pisau, ujung pisau itu mengkilat, aku berlindung dibalik kaki Ayah. aku kenal lelaki itu. Aku sangat takut tapi tidak menangis atau berterik, lalu aku di tarik oleh Ibu dan langsung di bawa ke kamar. Kemudian aku hanya bisa mendengar, aku mendengar mereka saling berteriak, suasana menjadi gaduh. Ibu keluar kamar dan aku dengar, ibu menyuruh Ayah untuk pergi. Sesaat suasana yang gaduh menjadi tenang setelah suara bantingan pintu yang sangat kencang serasa meledak di telingaku.
Malam datang, kejadiaan tadi siang belum bisa terlupakan. Aku yang tadinya ...............Selengkapnya dihttp://nomor1.com/donise305/aku-tidak-berasal-dari-buah-yang-bagus-tapi-pasti-akan-menjadi-buah-yang-berguna.htm

Jumat, 11 Desember 2015

Tentang Malam dan Lonceng

Malam Saat Lonceng Berdentang


Memperoleh hikmat sungguh jauh melebihi memperoleh emas, dan mendapat pengertian jauh lebih berharga daripada mendapat perak. Amsal 16:16
Suatu hari, dahulu kala, sebuah gereja yang mengagumkan berdiri di sebuah bukit yang tinggi di sebuah kota yang besar. Jika dihiasi lampu-lampu untuk sebuah perayaan istimewa, gereja itu dapat dilihat hingga jauh di sekitarnya. Namun demikian ada sesuatu yang jauh lebih menakjubkan dari gereja ini ketimbang keindahannya: legenda yang aneh dan indah tentang loncengnya.
Di sudut gereja itu ada sebuah menara berwarna abu-abu yang tinggi, dan di puncak menara itu, demikian menurut kata orang, ada sebuah rangkaian lonceng yang paling indah di dunia. Tetapi kenyataannya tak ada yang pernah mendengar lonceng-lonceng ini selama bertahun-tahun. Bahkan tidak juga pada hari Natal. Karena merupakan suatu adat pada Malam Natal bagi semua orang untuk datang ke gereja membawa persembahan mereka bagi bayi Kristus. Dan ada masanya di mana sebuah persembahan yang sangat tidak biasa yang diletakkan di altar akan menimbulkan alunan musik yang indah dari lonceng-lonceng yang ada jauh di puncak menara. Ada yang mengatakan bahwa malaikatlah yang membuatnya berayun. Tetapi akhir-akhir ini tak ada persembahan yang cukup luar biasa yang layak memperoleh dentangan lonceng-lonceng itu.
Sekarang beberapa kilometer dari kota, di sebuah desa kecil, tinggal seorang anak laki-laki bernama Pedro dengan adik laki-lakinya. Mereka hanya tahu sangat sedikit tentang lonceng-lonceng Natal itu, tetapi mereka pernah mendengar mengenai kebaktian di gereja itu pada Malam Natal dan mereka memutuskan untuk pergi melihat perayaan yang indah itu.
Sehari sebelum Natal sungguh menggigit dinginnya, dengan salju putih yang telah mengeras di tanah. Pedro dan adiknya berangkat awal di siang harinya, dan meskipun......................................................................Selengkapnya di..http://nomor1.com/donise305/malam-saat-lonceng-berdentang.htm

Kamis, 10 Desember 2015

Buku dan Kakek..

Hadiah dari Kakek

Hari Minggu kemarin aku ikut orangtuaku ke Solo. Ada undangan dari bulik Sri. Ini untuk kesekian kalinya aku ke Solo. Tetapi ini untuk yang pertama kalinya aku pergi dengan kakek. Biasanya hanya dengan orangtuaku saja. Di dalam bis, kakek banyak bercerita tentang Solo, kota tempat kelahirannya. Keraton Solo, Pasar Klewer, Kleco tempat bermainnya dan beberapa tempat yang asing di telingaku mengalir tanpa henti. Aku hanya mengangguk-angguk sambil menahan kantuk. Perjalanan yang menyenangkan.
Walaupun tidak bersekolah, kakek Dullah, itu nama kakekku, pengetahuannya sangat luas. Beliau banyak mengamati peristiwa-peristiwa di sekitarnya. Dulu, saat aku kelas II SD, ada surat dari pakde Sastro di Jambi. Aku yang sedang tiduran sehabis pulang dari sekolah, dibangunkan kakek.
“Inilah akibatnya kalau tidak mau belajar. Membaca surat dari anaknya saja tidak bisa. Kamu yang belum terlambat, jangan meniru kakekmu dulu. Kakek kalau disuruh belajar malah bermain. Beginilah akibatnya,” katanya saat aku sudah berada di depannya. Aku kemudian disuruh membacakan surat itu. Saat itu aku belum bisa membaca lancar. Dengan terbata-bata akhirnya aku selesai juga membacanya. Dan aku pula yang menulis surat balasannya dengan didikte oleh kakek.
Sejak itu, aku jadi suka membaca dan menulis. Saat ada surat dari pakde Mirun, yang di Balikpapan, aku sudah lancar membaca dan menulis. Kakek terkejut melihat kemajuan kemampuan membaca dan menulisku. Hanya dalam tempo dua bulan aku sudah sangat mahir membaca dan menulis.
Bis yang aku tumpangi melaju dengan cepatnya. Penumpangnya makin penuh saja. Di daerah Delanggu beberapa pedagang asongan naik.
“Penumpang bis Yogya–Solo yang saya hormati. Saya akan menawarkan buku IPS Terbaru.” Tiba-tiba seorang pedagang asongan menawarkan barangnya. Tangan kanan memperlihatkan barang pada para penumpang. Tangan yang kiri menenteng kardus berisi buku-buku.
“Bapak-bapak, Ibu-ibu dan Saudara-saudara yang saya hormati. Buku ini sangat pas untuk anak-anak kelas I, II, III, IV, V dan IV bahkan sampai tamat SMP. Setelah tamat SMP, berikan buku ini pada adiknya. Setelah adiknya tamat SMP. Berikan lagi pada adiknya lagi.” Aku lirik kakek. Tampaknya beliau antusias sekali mendengar kata-kata perkenalan dari pedagang asongan tersebut.
“Banyak pengetahuan yang bermanfaat dari buku ini. Tujuh keajaiban dunia, propinsi-propinsi yang terbaru di Indonesia, nama raja-raja yang terkenal dan bangsa yang mendirikannya. Rakai Samaratungga yang mendirikan Candi Borobudur, Rakai Pancapana yang mendirikan candi Kalasan, dan lain-lain. Buku ini sangat murah. Kalau di toko buku dijual RP 15.000,00, di sini cukup Rp 10.000,00. Sayang anak, sayang adik. Silakan buku dibawa pulang!!” katanya mengakhiri pidato sambil memberi kesempatan pada para penumpang mengamati buku dagangannya.
Aku mengamati buku tersebut. Isinya tidak banyak berbeda dengan............selengkapnya di..http://nomor1.com/donise305/hadiah-dari-kakek.htm

Kisah Inspiratif Tentang Ayam Petelur..

Tiga Ayam Petelur

Suatu hari tiga telur menetas bersamaan dalam rimbun jerami tua di pesawahan desa. Anak-anak ayam itu terlihat begitu cantik dengan bulu kuning halusnya. Tak lama kemudian pak tani pemilik sawah menemukan mereka dan memeliharanya hingga mereka tumbuh besar menjadi ayam-ayam betina yang sehat dan kuat.
Tibalah saat mereka untuk mulai bertelur. Pak tani mulai menyiapkan tempat khusus dan nyaman untuk ayam-ayamnya dan seperti yang diharapkan, ayam-ayampun bertelur.
Ayam pertama saat mulai bertelur, begitu gembira terutama melihat pak tani tersenyum pada telurnya. Namun disayangkan si ayam mulai merasa dimanfaatkan pak tani ketika telur diambil dari kandang. Iapun mogok bertelur.
Pak tani lalu memberikan berbagai macam vitamin dan pakan kesukaan si ayam. Ayam pun mulai bertelur kembali meski sering tersendat-sendat. Pada akhirnya pak tani memutuskan untuk..............

Jumat, 27 November 2015

Pengamen Jalanan

Pengamen Jalanan Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Kuku yang biasa kugunakan untuk memetik senar gitar kini sudah mulai memanjang dan menampakkan setumpuk kotoran disana. Kotoran yang tampak lebih kotor dari setumpuk sampah di jalanan Ibu kota ini. Ku taruh gitar kecilku yang selalu menemani di setiap pagi dan siangku. Ku hitung receh demi receh yang berhasil kukumpulkan, berharap cukup untuk membeli sebungkus nasi dan segelas air minum untuk mengisi perutku dan adikku yang sedari tadi pagi sudah rewel tak terisi makanan.

Setelah membeli makanan, aku memakannya dengan berbagi separuh dengan Reza, adikku satu-satunya. Tiga tahun yang lalu, orang tua kami memiliki sebuah perusahaan besar, tapi karena di tipu habis-habisan oleh seorang investor nakal, maka raiblah semua harta benda kami. Tak ada sepeserpun uang yang bisa kami genggam. Dan satu tahun yang lalu, Ayah meninggal. Di susul dengan Ibu yang berangkat untuk mengadu nasib di luar negeri sebagai TKW. Meninggalkan kami berdua. Tapi sampai saat inipun tak ada kabar akan kembalinya Ibu. Sempat ada kabar angin
... baca selengkapnya di Pengamen Jalanan Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu

Kamis, 26 November 2015

Tak Sulit Mewujudkan Cinta Kasih Kita ke dalam Tindakan Nyata

Tak Sulit Mewujudkan Cinta Kasih Kita ke dalam Tindakan Nyata Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

01 Agustus 2006 – 06:02   (Diposting oleh: Editor)

“Kami tidak menyia-nyiakan waktu, walaupun satu menit saja, karena kami berharap apa yang kami lakukan bisa bertahan selamanya. Yang terpenting adalah mengatasi segala hal yang ada saat ini sebaik mungkin dan berhati-hati dengan apa yang sedang berlangsung saat ini.” Cheng Yen, pendiri Tzu Chi, yayasan kemanusiaan yang berpusat di Hualien- Taiwan

Bagaimana mewujudkan kasih sayang dan cinta kita ke dalam suatu tindakan yang berarti bagi sesama yang sedang menderita atau sedang dilanda kesusahan? Yang jelas hal itu membutuhkan kekuatan besar. Dikatakan bahwa kekuatan terbesar di dunia ini adalah kekuatan untuk memberikan sesuatu kepada orang lain dengan ikhlas, entah dalam bentuk materi, waktu, motivasi atau tenaga.

Wanita yang dianggap sebagai mahluk tidak berdaya ternyata banyak berkiprah dalam misi kemanusiaan. Beberapa diantara mereka adalah Bunda Teresa atau Master Cheng Yen. Kedua wanita tersebut telah melakukan ribuan aktifitas dalam misi kemanusiaan yang menyentuh h
... baca selengkapnya di Tak Sulit Mewujudkan Cinta Kasih Kita ke dalam Tindakan Nyata Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu

Jumat, 20 November 2015

The Power of ?Ojo Dumeh?

The Power of ?Ojo Dumeh? Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Di antara filosofi hidup orang jawa yang paling terkenal mungkin adalah “ojo dumeh”. Bahkan filosofi ini sudah mulai digunakan oleh kalangan yang lebih luas, tidak terbatas pada orang jawa saja. Ojo dumeh yang dalam bahasa sekarang mungkin bisa diterjemahkan langsung sebagai “jangan mentang-mentang” ini dianggap filosofi yang aplikatif sepanjang masa dan sangat powerful.

Ajaran ojo dumeh menyarankan kepada kita agar jangan sampai kelebihan ataupun kehebatan yang kita miliki justru menjadi bumerang, membunuh diri sendiri. Kelebihan seseorang bisa dalam bentuk kekayaan, keahlian, jabatan, ketampanan atau kecantikan, kepopuleran, ataupun keturunan.

Dalam hal kekayaan misalnya, jangan mentang-mentang kaya kemudian tidak menghargai yang miskin, apalagi melecehkan ataupun menghina. Ojo dumeh! Kekayaan yang kita miliki tidak bisa dijamin akan abadi. Bisa saja hari ini kita kaya tetapi malam nanti kekayaan kita dirampok orang dan ludes semua kekayaan kita. Kalau hal seperti itu terjadi, mau apa? Ini adalah refleksi dari realita kehidupan di mana ada kaya ada miskin, ada yang pintar ada yang bodoh, dan sebag
... baca selengkapnya di The Power of ?Ojo Dumeh? Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu

Senin, 16 November 2015

Miskin Tapi Bahagia

Miskin Tapi Bahagia Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Orang termiskin yang aku ketahui adalah orang yang tidak mempunyai apa-apa kecuali uang.

– John D. Rockefeller JR

Dalam rubrik Kilasan Kawat Sedunia, Harian KOMPAS pernah memuat ringkasan hasil survei yang menarik perhatian saya. Ia menceritakan hubungan antara uang—indikator utama yang sering dipergunakan untuk mengukur seberapa kaya atau seberapa miskin seorang anak manusia itu—dengan kebahagiaan. Survei yang unik dan jarang dilakukan ini—setahu saya belum pernah ada survei semacam ini di Indonesia—mungkin dapat memberi pelajaran tertentu pada kita. Berikut petikannya:

Pemeo ”uang tak bisa membeli kebahagiaan” ternyata memang benar. Sebuah survei di Australia menunjukkan, kaum kelas menengah di Sydney masuk kategori warga yang paling menderita di Australia. Sebaliknya, tingkat kebahagiaan warga yang hidup di beberapa daerah pemukiman paling miskin malah lebih tinggi.

”Pengaruh uang pada kebahagiaan nyatanya hanya terasa pada golongan yang luar biasa kaya,” kata Liz Eckerman, peneliti dari Universitas Deakin, seperti dikutip kantor berita AFP, Senin (13/2).

”Uang tak bisa membeli kebahagiaan. Ini jelas terbukti dalam jajak pendapat yang kami lakukan pada 23.000 warga yang sudah kami wawancarai,”
... baca selengkapnya di Miskin Tapi Bahagia Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu

Rabu, 11 November 2015

Tak Lekang Oleh Waktu (Part 4)

Tak Lekang Oleh Waktu (Part 4) Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Rom dan Sam masih menodong supir bus yang malang itu. Karena ditodong, akibatnya supir itu tidak konsentrasi dalam menyetir. Seekor anjing tiba-tiba melintas mendadak. Supir bus terkejut bukan main. Ia berusaha mengerem, namun, ia kehilangan keseimbangan, bus itu berbelok secara tiba-tiba, dan jatuh ke danau. Semua penumpang menjerit. Joe merasakan pipinya terbentur, dan mulutnya dipenuhi air. Bus itu sekarang mengapung di danau. Airnya sebatas pinggang Joe sekarang. Joe menjerit dalam hati. Kenapa sih untuk mengikuti audisi The Master saja berbagai rintangan harus dia hadapi? Dari mulai dirampok, ditusuk, kerusuhan, dan sekarang ini..

Joe berusaha tetap tenang. “Abu?” panggilnya pelan. Abu ternyata tidak pingsan. “Ya. Aku disini.” kata Abu. “Rain?” panggilnya. “Ya, ya, aku hidup!” jawab Rain.
Joe merasa lega sekarang. Kemudian ia menoleh. Ia baru sadar ternyata penumpang bus itu kebanyakan anak-anak!
Anak-anak itu menangis ketakutan. Joe tak punya pilihan. Ia harus
... baca selengkapnya di Tak Lekang Oleh Waktu (Part 4) Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu

Selagi Masih Bisa

Selagi Masih Bisa Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Semuanya itu disadari John pada saat dia termenung seorang diri, menatap kosong keluar jendela rumahnya.

Dengan susah payah ia mencoba untuk memikirkan mengenai pekerjaannya yang menumpuk. Semuanya sia-sia belaka. Yang ada dalam pikirannya hanyalah perkataan anaknya, Magy, di suatu sore sekitar 3 minggu yang lalu.

Malam itu, 3 minggu yang lalu John membawa pekerjaannya pulang. Ada rapat umum yang sangat penting besok pagi dengan para pemegang saham.

Pada saat John memeriksa pekerjaannya, Magy, putrinya yang baru berusia 2 tahun datang menghampiri, sambil membawa buku ceritanya yang masih baru. Buku baru bersampul hijau dengan gambar peri.

Dia berkata dengan suara manjanya,

"Papa lihat !"

John menengok ke arahnya dan berkata,

"Wah, buku baru ya ?"

"Ya Papa!" katanya berseri-seri, "Bacain dong !"

"Wah, Ayah sedang sibuk sekali, jangan sekarang deh", kata John dengan cep
... baca selengkapnya di Selagi Masih Bisa Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor Satu

Sabtu, 07 November 2015

Spiritualitas yang Sadar akan Resiko

Harga sebuah Ketulusan
Uang, semenjak diberlakukan sebagai alat penukar sering menjadi pangkal persoalan. Dengannya manusia bisa hidup rukun, tenang dan bahagia. Namun dengannya pula, manusia bisa saling bunuh satu dengan yang lainnya. Dengan uang, manusia bisa membuat sesama tersenyum riang namun dengan uang pula manusia bisa terluka dan bersedih sepanjang waktu. Uang, pada dirinya sendiri, dia tidaklah berarti. Ia berarti justru karena manusia yang memberi arti. Renungan ini tidak hendak menguraikan persoalan sejarah uang dan perkembangannya, namun hendak mengajak saudara semua, yang membaca tulisan ini,melihat diri masing-masing saat berada di sekitar uang. Adakah uang itu menguasai kita atau kita yang  menguasai uang?
Injil Markus pasal 12 ayat 30-44, berkisah tentang pandangan Tuhan Yesus tentang persembahan. Kebetulan saat itu sedang beribadah dan waktunya memberi persembahan. Banyak golongan kaya yang memberi dalam jumlah nominal besar, namun sedikit jika dibandingkan dengan jumlah uang yang mereka terima atau miliki. Hal itu berbanding terbalik dengan persembahan seorang janda. Si Janda hanya memberikan dua peser, atau satu duit, seharga biaya hidup minimal saat itu dalam satu hari. Dalam pandangan Yesus, pemberian janda itu lebih besar dari siapa saja yang memberikan uang/harta yang secara nominal lebih besar, mengapa? Karena yang ia persembahkan ialah sejumlah biaya hidupnya dalam satu hari itu. Si Janda meyakini bahwa dengan memberikan persembahan sejumlah uang  sebesar biaya hidup selama satu hari, Tuhan tidak akan meninggalkannya, akan tetap memeliharanya. Ia tidak ambil pusing akan makan apa hari itu, kenapa tidak pusing?Karena yakin selalu dalam pemeliharaan Tuhan. Si Janda, menunjukan Hakekat iman kepada Tuhan, iman tentang pemeliharaan Tuhan yang sempurna. Janda itu melihat (seperti Bartimeus) dengan iman bahwa uang itu alat bukan tujuan, sehingga dia memberikan sejumlah yang ia miliki, bukan sejumlah (kecil) dari miliknya. Ini berbeda dengan doa kita, selalu menyebut “Sejumlah kecil persembahan ini...” Ini yang membedakannya dengan orang kaya, benar si kaya memberikan uang dalam jumlah besar, namun ia masih punya cadangan untuk hidup, sehingga dengan persembahannya, belum tentu itu sebagai wujud iman, karena bisa jadi si kaya tidak beriman kepada pemeliharaan Tuhan, melainkan beriman dengan alat tukar yang bernama uang.
Mengapa Yesus memuji persembahan si Janda Miskin? Karena Menurut Yesus, harga hidup manusia itu lebih mahal dari apapun harta ini,meski hanya satu hari namun dalam konsep berpikir Yesus, itu jauh lebih mahal dari berapapun jumlah uang itu. Dan karena si Janda itu memberikan semua miliknya, maka itu yang berkenan. Totalitas dalam segala hal, itulah spirit si Janda itu. Si Janda meyakini pemeliharaan Tuhan dengan sangat sungguh-sungguh dan  Tuhan mendengar itu maka dipujanyalah  tindakan perempuan itu. Ketulusan Janda itu mendapat perhatian dari yesus, dan itu yang perlu menjadi teladan untuk siapa saja. Memberi dengan tulus, dengan sepenuh hati dan sesuai dengan berkat yang diterimanya.
Untuk kita? Silakan merenungkannya sendiri-sendiri.

Salam 

Jumat, 06 November 2015

Berburu Berita yang Menggerakkan Pasar

Berburu Berita yang Menggerakkan Pasar Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

02 Oktober 2006 – 09:58 (Her Suharyanto)   Diposting oleh: Editor

(Rate: 0 / 0 votes) Seri Artikel News for Wealth

Kalau Anda ingin mendapatkan untung besar, cermatilah pasar. Dan kalau anda ingin mencermati pasar berikut perubahan-perubahannya, cermatilah berita dengan seksama, karena satu berita, dengan satu dan lain cara, akan dengan cepat menggerakkan pasar, dengan atau tanpa anda sadari.

Marilah kita mulai dari contoh berita yang kita cermati dalam beberapa tulisan saya yang terakhir, yakni berita-berita bencana. Dari sudut pandang pasar, apa sebenarnya yang terjadi ketika tsunami melanda Aceh, gempa melanda Jogjakarta dan Jawa Tengah, dan lumpur panas menggenangi desa-desa di Porong, Sidoarjo? Dari sudut pandang pasar, yang terjadi di sana adalah perubahan yang sangat besar di sisi permintaan. Dalam waktu yang sangat tiba-tiba saja, berbagai jenis permintaan langsung melonjak tajam di daerah itu, mulai dari permintaan akan kebutuhan akan tempat tinggal, karena persis inilah sisi yang paling “diha
... baca selengkapnya di Berburu Berita yang Menggerakkan Pasar Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Rabu, 04 November 2015

Matematika is My Life

Matematika is My Life Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

“Huhh.. kenapa sih nilai ulangan matematikaku selalu… saja jelek! Padahal aku kan sudah belajar?” tanya Nanda sambil berdecak kesal. “hay, Nanda? Kamu kenapa? Kok suntuk begitu sih?” tanya Nida teman Nanda. “gini, Nid. Tadi aku kan ulangan Matematika, tapi nilaiku jelek. Padahal aku sudah belajar!” kata Nanda. “m.. gini aja Nan, kamu coba belajar lebih giat lagi, dan hilangkan rasa tidak percaya diri dan tidak bisa dari dalam dirimu. Sebelumnya aku mau tanya, kamu benci gak sama pelajaran Matematika?” tanya Nida. “m.. Iya sih Nid. Aku benci… banget sama pelajaran Matematika. Soalnya, aku males… banget kalau belajar hitung-hitungan. Bikin puyeng kepala!” kata Nanda. “m.. itulah masalahnya! Kamu pasti tidak suka pelajaran itu. Makanya kamu anggap sepele dan jadinya nilaimu jelek deh. Coba kamu belajar lebih giat. Atau kamu mau belajar di rumahku?” tawar Nida. “ok, jam berapa?” tanya Nanda riang. “Jam 03.00 sampai jam 05.00” kata Nida lagi. “oh ya sudah! Dah sampai ketemu ya,” kata Nanda berlari riang keluar dari pagar sekolah. Nida hanya tersenyum sambil melambaikan tangan.

Sampai di rumah, Nanda langsung berganti baju dan makan siang. Lalu, dia melirik jam di rumahnya. Jam 14.45. ia lalu berkemas menyiapkan buku Matematikanya, dan ia pergi ke rumah Nida dengan berjalan kaki karena rumah Nida dekat dengan rumah Nanda.

Sampai di rumah Nida, Nanda dan
... baca selengkapnya di Matematika is My Life Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Selasa, 27 Oktober 2015

Memperbarui Tujuan Pembelajaran

Memperbarui Tujuan Pembelajaran Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Oleh: Agus Riyanto

Setelah beberapa episode artikel yang lalu kita membahas masalah “cinta” dengan aneka problematikanya, sekarang mari kita membicarakan masalah yang labih penting untuk masa depan kita, yakni pendidikan atau lebih tepatnya kegiatan pembelajaran. Dengan melakukan pembelajaranlah kita yang dulunya bodoh dan tidak tahu apa-apa, sekarang telah menjadi manusia dewasa yang memiliki wawasan, pengetahuan atau filosofi dalam menempuh kesempatan indah karunia Sang Pencipta berupa “kehidupan” ini.

Kebanyakan pelajar atau mahasiswa pergi ke sekolah atau ke kampus hanya untuk mendapatkan ijasah, kemudian setelah lulus mencari pekerjaan. Tujuan mereka belajar—selama kurang lebih 12 tahun (bagi lulusan SLTA), 17 tahun (bagi sarjana S1), dan seterusnya–hanya satu, yakni untuk mencari dan mendapatkan pekerjaan. Itulah yang umum terjadi. Kebanyakan mereka mengejar pekerjaan yang aman dan terjamin. Setelah mendapatkan pekerjaan…, ya sudah! Baginya tidak ada lagi yang perlu dipelajari lebih jauh selain mendapatkan kenaikan gaji, pangkat, dan jabatan yang lebih tinggi.

Menurut pendapat saya, tujuan seperti itu kurang bonafid alias kurang tepat. Kalau hanya untuk mendapatkan pekerjaan, buat apa sekolah… Yang tidak pernah sekolah saja banyak yang bisa hidup, bahkan mereka lebih suks
... baca selengkapnya di Memperbarui Tujuan Pembelajaran Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Senin, 26 Oktober 2015

Naluri Penyembuhan Diri Dalam Menanggulangi Stress

Naluri Penyembuhan Diri Dalam Menanggulangi Stress Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Apabila kita kembali menengok kehidupan jaman dulu, kita akan dapati sebuah bentuk kehidupan yang sangat sederhana dengan rutinitas sehari-hari yang sama: mencari makan, memasak, membuat api unggun, berkelompok mendengarkan cerita. Sehingga pada saat itu, kita hanya mengenal satu jenis stres saja, yaitu stres yang menyangkut masalah hidup atau mati, misalnya bencana kelaparan, bencana alam, atau wabah penyakit.

Namun sekarang kita menghadapi kehidupan yang sungguh sangat berbeda dipenuhi stres setiap hari. Kesehatan badan, pikiran dan jiwa selalu dipengaruhi oleh trauma, kekerasan, cuaca, pola makan, lingkungan alam, laporan berita, pekerjaan, alat komunikasi, jadwal, lalu lintas yang macet, dan tantangan hidup sehari-hari yang benar-benar membuat kita membagi energi dan perhatian yang besar. Hal ini sering membuat kita mengalami ‘kelelahan’ fisik dan mental serta mengabaikan kesejahteraan diri kita sendiri maupun orang-orang yang dekat dengan kita tanpa disengaja.

Stres adalah bagian dari kehidupan kita sehari-hari y
... baca selengkapnya di Naluri Penyembuhan Diri Dalam Menanggulangi Stress Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Kamis, 22 Oktober 2015

Dibalik Pria Hebat, Selalu Ada Wanita Hebat!

Dibalik Pria Hebat, Selalu Ada Wanita Hebat! Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Thomas Wheeler, CEO Massachusetts Mutual Life Insurance Company, dan istrinya sedang menyusuri jalan raya antar negara bagian ketika menyadari bensin mobilnya nyaris habis.

Wheeler segera keluar dari jalan raya bebas hambatan itu dan tak lama kemudian menemukan pompa bensin yang sudah bobrok dan hanya punya satu mesin pengisi bensin.

Setelah menyuruh satu-satunya petugas di situ untuk mengisi mobilnya dan mengecek oli, dia berjalan-jalan memutari pompa bensin itu untuk melemaskan kaki.

Ketika kembali ke mobil, dia melihat petugas itu sedang asyik mengobrol dengan istrinya. Obrolan mereka langsung berhenti ketika dia membayar si petugas.

Tetapi ketika hendak masuk ke mobil, dia melihat petugas itu melambaikan tangan dan dia mendengar orang itu berkata, “Asyik sekali mengobrol denganmu.”

Setelah mereka meninggalkan pompa bensin itu, Wheeler bertanya kepada istrinya apakah dia kenal lelaki itu. Istrinya langsung mengiyakan.

Mereka pernah satu sekolah di SMA dan pernah pacaran kira-kira setahun.

“Astaga, untung kau ketemu aku,” Wheeler menyombong. “Kalau kau menikah dengannya, kau jadi istri petugas pompa bensin, bukan istri direktur utama.”

“Sayangku,” ja
... baca selengkapnya di Dibalik Pria Hebat, Selalu Ada Wanita Hebat! Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Gak mau Antri? Apa Kata Dunia?

Gak mau Antri? Apa Kata Dunia? Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Oleh: Pratama Puji

Antri? mendengar kata antri tentunya tak asing lagi di telinga kita, karena antri memang sudah biasa kita hadapi sehari-hari. Antri beli bensin, antri macet, antri naik lift, antri ketika di toilet, dan sebagainya. Rasanya aktivitas kita sehari-hari tak bisa dipisahkan dari antri. Nah yang menjadi pertanyaan apakah kita termasuk orang-orang yang mau antri?

Pada dasarnya antri bisa dikatakan ”sabar menunggu giliran”, memang hal ini bisa menjadi suatu hal yang menjemukan ataupun menyenangkan. Menjemukan karena kita memang tidak terbiasa antri/tidak mau antri, atau kita memang sibuk/sok sibuk. Namun kondisi ini bisa menjadi hal yang menyenangkan bagi orang-orang yang memang bisa ”menikmatinya”. Di situlah tantangannya. Seperti orang memancing, yang sabar menunggu ikannya dan strikeeee

Dan dari situasi antri inilah, bisa dijadikan ajang mencari rezeki bagi orang-orang yang mampu memanfaatkan celahnya. Contohnya: calo STNK di samsat, pungli oleh oknum tertentu untuk mempercepat pelayanan publik, dan masih banyak lagi.

Melihat orang tidak mau antri, saya pun menjadi geregetan. Hal itu saya jumpai ketika mengurus surat pengantar di perusahaan pembiayaan untuk keperluan BPKB. Saya mewakili Bapak. Saya memang telat datang, jam 9 saya b
... baca selengkapnya di Gak mau Antri? Apa Kata Dunia? Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Minggu, 18 Oktober 2015

Senandung Indah Untuk Tiara

Senandung Indah Untuk Tiara Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Musik selalu menemani hari-hariku, ia menempati urutan nomor satu dalam hidupku. Menurutku ga ada musik itu pertanda ga ada kehidupan. Sayangnya suaraku tidak begitu merdu, bisa dibilang suaraku itu pas-pasan.
Tapi aku tetep nekad masuk paduan suara di sekolahku, karena ga ada ekskul lain yang aku suka selain paduan suara.

“Sekolah kita akan mengikuti lomba paduan suara tingkat regional, jadi kalian perlu latihan lebih keras dari biasanya, semangat anak-anak. Buatlah sekolah kita semakin berjaya.”
“Siapppp bu.”
Dia adalah ibu marina, guru kesenian dan pelatih paduan suara. suaranya bagus, dia Juga memiliki metode yang baik dalam mengajar, sehingga dia menjadi guru favorit anak-anak SMA 5.
“Tiara.”
“Iyah bu, hadir.”
“Bisa ibu bicara sebentar?”
Dag dig dug der rasanya. Saat bu marina memanggil namaku. rasa penasaran pun menyelimuti ruang batinku.
“Ara, kamu yang jadi dirijennya yah.”
“Kenapa saya bu? Suara saya tidak terlalu bagus.”
“Ini bukan permasalhan suara ara, tapi kamu memiliki jiwa kepemimpinan yang baik. Kamu mampu mengendalikan mereka, cuma kamu yang bisa.”

Hari itu entah kenapa aku merasa bunga-bunga yang layu itu bermekaran kembali. Anai-anai yang beterbangan itu pun seolah merekat kembali. Dan Suara burung itu
... baca selengkapnya di Senandung Indah Untuk Tiara Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Sabtu, 17 Oktober 2015

Say Nothing Of Sorry and Love

Say Nothing Of Sorry and Love Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Jantungku tak henti-henti berdegup kencang. Lagi-lagi surat dari orang yang tak dikenal. Suratnya selalu berisi ancaman yang mampu membuatku bengong-bengong sendiri. Aku tahu aku punya pacar yang tampan kata orang dan pernah dekat juga dengan orang-orang yang cukup populer di sekolah. Tapi haruskah mereka senorak itu menanggapinya? dasar anak-anak lebay. Sepertinya mereka tak kan berhenti mengirim surat-surat itu sampai aku putus dengan pacarku. Ya mau bagaimana lagi, tak mungkin aku memutuskan hubungan hanya karena masalah seperti ini. Kalau aku putus dengannya, tentunya mereka akan tambah senang. Inilah jalan yang sudah kupilih selama setahun, tetap bertahan walaupun dengan berbagai tantangan. Aku bukannya takut dengan surat-surat itu, tapi aku risih aja. Untungnya aku selalu dilindungi teman-teman sekelas yang saling menyayangi. Dan tim basket yang salah satu anggotanya adalah pacarku, kayak orang penting ya dilindungi segala (LEBAY pisan).

Pagi ini begitu menguras tenaga, karena aku telat (lagi-lagi) akhirnya aku disuruh lari keliling lapangan yang kupastikan berukuran XXL (extra extra large) sebanyak sepuluh putaran. Aku lari sekuat tenaga menuju kelas. Aku rasa Pak darso sudah menerangkan materi
... baca selengkapnya di Say Nothing Of Sorry and Love Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Kamis, 15 Oktober 2015

Kisah Seribu Kelereng

Kisah Seribu Kelereng Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Semakin tua, aku semakin menikmati Sabtu pagi. Mungkin karena adanya keheningan sunyi bagiku yang pertama bangun di pagi hari, atau mungkin juga karena perasaan gembira sebab tidak perlu masuk kerja hari ini. Apapun alasannya, beberapa jam pertama Sabtu pagi amat menyenangkan bagiku.

Beberapa minggu yang lalu, aku agak memaksa diriku untuk bangun dan ke dapur untuk membuat secangkir kopi hangat. Apa yang bermula dari suatu hal biasa yang kulakukan di Sabtu pagi hari itu, berubah menjadi saat yang tak terlupakan dalam hidupku. Beginilah kisahnya?

Aku putar channel radioku untuk mendengarkan suatu acara berita pagi, sambil menikmati kopi. Dan terlintas dalam sebuah bincang-bincang pagi, terdengar suara seseorang yang agak tua dengan suara emasnya. Ia sedang berbicara dengan seseorang mengenai teori ?seribu kelereng? miliknya.

Aku tertarik dan ingin mendengarkan lebih lanjut. ?Tom, sepertinya kamu memang sibuk dengan pekerjamu. Aku yakin mereka menggajimu cukup baik, tapi sangat sayang sekali kamu harus meninggalkan rumah dan keluargamu terlalu sering. Sulit dipercaya
... baca selengkapnya di Kisah Seribu Kelereng Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Sabtu, 26 September 2015

Nasib di Langit

Nasib di Langit Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Pada jaman dahulu ada seorang Jendral dari negeri Tiongkok kuno yang mendapat tugas untuk memimpin pasukan melawan musuh yang jumlahnya sepuluh kali lipat lebih banyak.

Mendengar kondisi musuh yang tak seimbang, seluruh prajuritnya gentar kalau-kalau akan menderita kekalahan dan mati sia-sia.

Di tengah perjalanan menuju medan perang, Jendral itu singgah di sebuah kuil kecil. Ia sembahyang dan berdoa meminta petunjuk para dewa.

Sedangkan prajuritnya menanti di luar kuil itu dengan harap-harap cemas.

Tak lama kemudian, sang Jendral keluar dari kuil tersebut.

Ia berteriak pada seluruh pasukannya, “Kita telah mendapat petunjuk dari langit.”

Lalu ia mengeluarkan koin emas simbol kerajaan dari sakunya. Sambil mengacungkan koin itu ke udara ia berkata,

“Sekarang, kita lihat apa kata nasib. Mari kita adakan toss. Bila kepala yang muncul, maka kita akan menang. Tapi bila ekor yang muncul, kita akan kalah. Hidup kita tergantung pada nasib.”

Jendral lalu melempar koin emas itu ke udara. Koin emas pun berputar-putar di uda
... baca selengkapnya di Nasib di Langit Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Selasa, 22 September 2015

Hati-hati dengan Tindakan BAik



Awas, dibalik Tindakan baik sering ada bahaya !
Semnjak kecil kita senantiasa diajarkan untuk berbuat baik. Menolong sesama,memberi bantuan sesama saling menyapa sesama. Kita diajak untuk peduli satu dengan yang lainnya. Dan memang, akibat atau buah dari ajaran berbuat baik itu bisa terkristalisasi hingga dewasa,hingga kita berusia tua bahkan. Namun, benarkah berbuat baik itu selalu  berujung baik?Benarkah bertindak baik itu senantiasa mengasilkan buah yang baik pula?
Alkisah, di sebuah desa, ada satu keluarga yang sudah menikah dan belum memiliki anak hingga usia pernikahan mereka hampir 9 tahun. Bisa dibayangkan kegundahan mereka, dan sewaktu mereka kemudian diberi anak (Teologi Anugerah), mereka sangat berbahagia,mereka senang bukan kepalan. Hingga tiba saatnya lahir anak itu. Saking senengnya, maka diadakan syukuran, semacam bidston untuk sanak saudara, tetangga dan handai taulan. Namun masalahnya bukan di sini, namun saking senangnya mendapatkan momongan, keluarga ini justru teramat sangat hati-hati memperlakukan anak mereka, hingga senantiasa digendong. Bahkan hingga usia yang semestinya mulai belajar berjalanpun anak ini masih saja digendong,diemban oleh keluarga itu dengan alasan takut jatuh, takut kena pecahan kaca,takut nabrak pintu dll. Semua “Tindakan Baik” kedua orangtua si anak itu berakibat fatal, si anak menjadi lambat pertumbuhan fisiknya. Disaat anak-anak seusianya sudah bisa brmain dan berlarian. Ia belum bisa berjalan karena terlalu seringnya digendong oleh orangtuanya.
Tindakan baik orang tua diatas menghasilkan bencana bagi si anak. Dan sepanjang  sejarah peradaban manusia di dunia ini, narasi kehidupannyapun juga sering ditandai dengan “Tindakan Baik” yang berujung petaka bagi yang lain. Atas nama kemuliaan bangsa Arya, Hitler memusnahkan Etnis Yahudi, Atas nama kejayaan Republik Indonesia, berapa ribu jiwa dihempaskan Soeharto? Sekarang ini, ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah) membunuh, menyiksa dan memperkosa warga di Irak dan Suriah. Mereka melakukannya atas nama agama. Mereka mengira, perbuatannya adalah perbuatan baik untuk agama dan bangsanya. Pola yang sama ditemukan di kelompok teroris Islam radikal Boko Haram di Nigeria Utara. Mengapa Semua ini bisa terjadi?
Semua bisa terjadi karena orang yang (merasa) sedang berbuat tidak memiliki  kejernihan berpikir. Kejernihan berpikir di sini berarti, mencoba melihat segala sesuatu masalah dengan jelas dan utuh, tidak hanya sepotong-sepotong. Tidak bisa hanya demi kasih sayang karena 9 tahun tidak memiliki anak lalu menggendong terus anak yang seharusnya  sudah bisa berlarian. Biarkan saja anak belajar berjalan dan berlari, JATUH dan LUKA itu bagian dari pengalaman hidup.
Sebuah nasehat dari Enomiya-Lasalle, Zen Master dari Jerman, mungkin perlu diangkat demi menolong kita melihat apa itu kejernihan, Enomiya-Lasalle, mengatakan bahwa kejernihan hanya mungkin, jika orang sudah memahami jati diri sejatinya. Jati diri sejati terletak sebelum segala bentuk pikiran, bahasa dan konsep. Seluruh ajaran filsafat, mistik dan agama di seluruh dunia mengajarkan kita untuk menyadari jati diri sejati kita sebagai manusia. Sayangnya, kita lebih terpaku pada ajaran moral dan ritual, daripada jati diri sejati kita sebagai manusia.
Seringkali kita sudah merasa benar saat mendengar jeritan minta tolong orang dan kemudian menolong dia/mereka. Di sini kejernihan tidak diajak bicara,tidak dilibatkan. Ini semua terjadi karena di dalam konsep berpikir manusia hanya dipenuhi dengan “Yang penting menolong”. Menolong itu baik, namun melihat masalah dengan lebih jelas dan jernih juga sangat penting. Sama dengan kasus di atas, menggendong anak itu tidak salah,dan juga tidak ada pidana,karena itu baik, namun akibat dari selalu menggendong itu adalah petaka bagi si anak itu sendiri. Mencampuri urusan orang lain  mungkin baik, namun dengannya ada ruang yang hilang batas demarkasinya, sehingga bias semua.
Kembali ke ajaran Enomia-Lasalle, sebagai pertimbangan berpikir kita, berbuat baik itu ada empat kategori. Berbuat baik secara fisik seperti memberi bantuan saat ada yang (merasa) terluka dan tersakiti, yang kedua bertindak baik dengan memberikan inspirasi pada orang lain untuk mandiri. Orang lain memperoleh inspirasi, supaya ia lalu bisa bekerja sendiri. Ia juga bisa memotivasi dirinya, ketika keadaan menjadi sulit. Ia menjadi api bagi dirinya sendiri untuk berkembang.
Yang ketiga adalah berbuat baik dengan menjelaskan kepada orang lain hakekat sesungguhnya dari kenyataan yang ada. Artinya, kita mengajarkan kepada orang lain tentang kebenaran dari kenyataan sebagaimana adanya. Kita tidak menipu mereka dengan ajaran maupun konsep yang terlihat indah, namun palsu. Dengan kata lain, kita memberikan “kebenaran” kepada orang lain.
Yang keempat, dan tertinggi, adalah berbuat baik dengan menjelaskan fungsi yang tepat dari segala sesuatu kepada orang lain, sehingga orang lain bisa menggunakan segala hal yang ia punya untuk menolong semua mahluk. Di dalam tradisi Zen, ini disebut juga jalan Bodhisattva. Orang tidak menolak apapun. Orang menerima segalanya, termasuk hal-hal yang dianggap jelek oleh masyarakat, dan kemudian menggunakan semuanya untuk menolong semua mahluk.
Dari pemaparan yang diangkat Enomia di atas, jelas bahwa kita sering hanya terpaku pada kategori pertama, bertindak baik secara fisik. Dan itu bisa berakibat kategori dua sampai empat musnah. Kita berbuat baik tanpa berjuang memberi inspirasi,kita menolong tanpa tujuan memberi penjelasan, persis seperti seorang bapak yang menggendong anaknya yang menangis karena bertengkar dengan temanyya, lalu marah-marah kepada anak tetangga, padahal sejatinya anaknya yang salah. Si Bapak memiliki pamrih, yaitu puas dan anaknya ada dipihak yang benar, sebagai korban. Jika kita berbuat baik mash dengan pamrih, artinya kita manusia yang belum selesai dengan diri sendiri.oleh karenanya,jangan BERBUAT BAIK dulu, akibatnya berat, gaswat bin medeni.

 


Kamis, 17 September 2015

Dia Ibuku

Dia Ibuku Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Seperti biasa ketika aku sedang dilanda masalah yang berkaitan dengan urusan hati atau lebih suka ku sebut dengan perasaan, aku akan duduk di atas atap genteng rumah yang bewarna hijau lumut dan melamun disana. Melipat kedua kaki di dada dan memeluknya erat. Ku goyangngkan tubuh ke depan dan ke belakang. Aku yakin bila ada seseorang yang melihatku pasti akan mengira aku sedang ditiup angin. Hal itu di karena tubuhku yang kurus dan kecil. Bolehkah aku menggantinya dengan kata imut? Kata ‘kecil’ rasanya terlalu tidak aku sukai untuk sebutan fisikku.

Kembali ke cerita awal bagaimana aku bisa terdampar di atas genteng dan memandangi sekumpulan wanita disana yang mengelilingi gerobak si Mamang penjual sayur keliling di desaku. Aku melihat mereka tertawa, dan suara yang paling aku kenali adalah suara ibuku. Yah, beliau disana berkumpul dengan teman-temannya dan bergosip. Membicarakan masalah suami-suami mereka atau membicarakan anak-anak mereka. Saling menebar kesombongan dan keangkuhan. Aku benci saat-saat seperti itu. Aku benar-benar benci, karena ajang pamer kehebatan masing-masing akan membawa dampak bagiku.

Bagaimana caranya?

Ku beritahu kau, itulah alasan aku berada
... baca selengkapnya di Dia Ibuku Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Senin, 24 Agustus 2015

Seorang Wanita dan Seorang Atheis

Seorang Wanita dan Seorang Atheis Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Ada seorang wanita Kristen yang tinggal di sebelah rumah seorang yang atheis. Setiap hari, ketika wanita itu berdoa, pria atheis itu selalu mendengarnya. Ia berpikir, "Wanita itu gila, berdoa setiap saat... Apakah dia tahu kalau Tuhan itu tidak ada?"

Setiap kali wanita itu berdoa, pria itu langsung bergegas ke rumah wanita itu dan melecehkan keyakinan wanita itu, dan berkata. "Hei, Nona!! Mengapa kau berdoa setiap waktu? Sadarkah kamu bahwa Tuhan itu tidak ada?" Tetapi wanita itu terus melanjutkan doanya.

Suatu hari, wanita itu kehabisan bahan makanan. Seperti biasanya, ia berdoa kepada Tuhan menjelaskan keadaannya dan berterima kasih kepada Tuhan atas apa yang akan Tuhan lakukan. Dan seperti biasanya juga, atheis itu mendengar doa wanita itu dan lagi-lagi ia jengkel, "Ummm, Awas dia nanti!!!!"

Maka pria itu pergi ke pasar membeli bermacam-macam bahan makanan dan membawanya ke rumah wanita itu, meninggalkannya di depan pintu, kemudian membunyikan bel, lalu bersembunyi di belakang semak-semak untuk melihat apa yang akan wanita itu lakukan.

Ketika wanita itu membuka pintunya dan melihat bahan makanan tersebut, ia mulai berdoa dan memuji Tuhan dengan segenap hati, melompat-lompat kegirangan, bernyanyi, dan berteriak-teriak ke sekeliling rumah.

Athei
... baca selengkapnya di Seorang Wanita dan Seorang Atheis Cerita Motivasi dan Inspirasi Nomor 1

Minggu, 23 Agustus 2015

ANTARA HIBURAN DAN JALAN HIDUP



ANTARA SAMBAL YANG PEDAS DAN MENGIKUT TUHAN
Alkisah, serombongan wisatawan sedang ada dalam perjalanan wisata. Mereka nampak riang gembira menikmati perjalanan wisata itu. Dalam sebuah kesempatan, mereka akan menikmati makan malam dan untuk itu mereka bersepakat untuk mencari restoran yang unik demi pengalaman yang unik pula. Akhirnya mereka membuat kesepakatan untuk makan bersama  di restoran SS yang merupakan Akronim dari Sambal Super. Pada waktu yang sudah disepakati, mereka akhirnya menuju ke Restoran SS, Sambal Super, di kota yang sedang mereka kunjungi. Memang benar jika restoran itu bernama Sambal Super karena memang semua ornamen restoran itu berupa gambar cabai dan ulekan cabai. Nuansa sambal sungguh mendominasi ruangan rumah makan itu.
Sambil menuliskan pesanan masing-masing pengunjung, beberapa waiters,memberi penjelasan bahwa semua menu makanan di dalam restoran itu Pedas karena minimal akan memakai sambal dengan cabai di atas 20 buah setiap menunya, dan cabai itu adalah cabai setan, cabai yang tingkat pedasnya di atas rata-rata. Semua pengunjung nampak bisa menerima dan ingin segera merasakan sensasi Sambal Super di restotan/rumah makan itu.
 Setelah semua pesanan siap,mereka semua, para wisatawan itu memakan dengan lahapnya. Rasa pedas yang sedari tadi hanya dibayangkan bisa mereka rasakan langsung. Peluh mengalir dan warna merah menghiasi wajah-wajah para wisatawan itu, juga terdengar di sana-sini desisan-desisan lembut pertanda bahwa rasa panas dan pedas itu sungguh mereka rasakan. Setelah beberapa waktu, semua wisatawan yang memesan dan memakan menu Sambal Super itu mengakiri pesta makan pedas mereka.  Mereka kemudian keluar Restoran dengan merah menyala di wajah-wajah mereka dan desisan-desisan akibat rasa pedas masih terdengar dari mereka. Usai makan malam itu mereka melanjutkan perjalanan menuju hotel untuk beristirahat. Sesampainya di Hotel, sejatinya mereka hendak beristirahat untuk esok harinya melanjutkan perjalanan wisata mereka, namun apa daya, serbuan pedasnya Sambal Super itu membuat mereka semua kesulitan untuk tidr. Beberapa diantara mereka malah beberapa kali ke toilet karena perut terasa mulas dan mual, meski tidak sampai muntah. Sepajang malam,mereka semua sulit untuk tidur,ada beberapa yang menyesali makanan di restoran Sambal Super itu namun ada pula yang memanfaatkan kesulitan mereka tidur itu untuk bercakap,berdiskusi,bersharing dan juga ada yang menarasikan pengalaman mereka itu. Semua menanggapi akibat makan sambal super itu dengan berbeda-beda.
Dalam sebuah pengajaranNya, Sang Guru Agung pernah memberikan ilustrasi atau perumpamaan yang “mirip” dengan kisah di atas. Dia, Sang Guru Agung itu mengandaikan diriNya sebagai Roti untuk tubuhNya dan Anggur untuk darahNya. Roti dan anggur adalah makanan  dan minuman pokok  masyarakat dimana Sang Guru Agung itu hidup. Dengan memakan serta meminum  Tubuh dan darahNya, maka siapa saja pasti akan mengalami sebuah akibat. Akibat itu paling tidak merasakan rasa kenyang dan puas. Kenyang dari rasa lapar dan puas dari rasa haus. Setelah kenyang dan puas, maka siapa saja yang memakan makanan itu pasti akan memiliki sumber energi baru untuk berkarya. Adalah aneh jika sudah memakan makanan dan meminum minuman yang disediakan, maka tidak merasakan kenyang dan haus. Itu adalah sebuah penipuan,tindakan manipulatif .
Apa yang diajarkan oleh Sang Guru Agung itu jelas, siapa saja yang mengikutiNya,haruslah siap mengalami pemgalamanNya. Dan pengalaman itu tidak hanya yang menyenangkan saja (Ingat dalam kisah rombongan wisatawan yang sedang menyantap menu makanan di restoran sambal Super tadi?Selain puas dan kenyang mereka juga mengalami rasa mual/mulas dan sulit untuk tertidur),namun juga siap menerima akibat yang tidak menyenangkan. Cara Sang Guru Agung mengajar cukup tegas dan berwibawa, hal ini yang mengakibatkan  banyak dari mereka yang mengikutiNya dan mendengarkan kotbanNya perlahan-lahan mengundurkan diri. Mereka semua nmapaknya hanya ingin merasakan senang dan enaknya saja dan enggan merasakan sakitnya.
Pengalaman Sang Guru Agung sewaktu melihat betapa banyaknya para pendengar dan pengikutNya mengundurkan diri dariNya masih nampak dengan jelas (Bahkan sangat Jelas) dalam kehidupan sekarang ini. Semua manusia, apapun agama yang dianutnya hanya ingin menikmati sesuatu yang menyenangkan,memuaskan dan membuatnya kenyang tanpa mau menerima resiko lain. Seperti saat memakan sambal super,mereka hanya ingin kenyang dan puas namun tidak sipa dengan mulas dan mualnya perut mereka dan saat mereka mengalami rasa mulas dan mual itu, mereka mengutuki peristiwa yang terjadi dan bahkan makanan yang mereka makan.
Beragama bukan menjadi sebuah “Jalan Hidup” namun hanya sebagai pilihan hiburan hidup, maka saat “Hiburan “ tidak menyenangkan dirinya, maka undurlah manusia dari apa yang dipilihnya sendiri. Jika beragama merupakan jalan hidup, maka apapun resiko dari jalan hidup itu akan diterima dan dijalani dengan sungguh dan serius, namun manakala agama itu hanya dijadikan hiduran, maka jika menemui sesuatu yang kurang memnuhi selera, maka kaburlah manusia itu. Ajaran Sang Guru Agung itu sungguh sangat jelas, jika manusia mengikuti jalan hidupNya –yang diandaikan dengan istilah makan daging dan minum darah- maka mereka harus bersiap menerima semua yang Guru Agung itu alami. Jika sang Guru Agung itu mengalami kemuliaan maka sang Pengikut akan mengalami kemuliaan demikian juga jika Sang Guru Agung itu mengalami penderitaan, maka semestinya sang pengikutpun harus mengalami penderitaan pula.
Diakhir permenungan ini,saya akan menarasikan sebuah pengalaman anggota TNI yang sedang berlatih. Dalam satu bagian mereka harus melewati sebuah jalan merunduk yang di dalamnya ada kotoran kerbau. Semua peserta wajib mengikuti namun tanpa pengawasan. Jiwa tentara adalah taat total,maka saat usai latihan di episode jalan sulit dengan kotoran kerbau itu, semua diperiksa oleh komandan. Dan memang, semua peserta masih memiliki “aroma tai kebo” dan juga sisia-sisa kotoran itu di dalam pakaian mereka, artinya mereka semua mengikuti jalan yang ditentukan atasan.
Bagaimana dengan kita,adakah kita semua mau mengikuti jalan hidup Sang Guru Agung itu?Ataukah kita hanya mau menempatkannya sebagai hiburan?Silakan dipilih sendiri. Resiko ditanggung Pembaca. salam

FIKSI Di Malam PASKAH