Kamis, 30 April 2020

MENANAM EMAS HIJAU BERNAMA PORANG




TANAMAN PORANG

1.   PENGANTAR
Nama Tanaman Porang, melejit bak meteor. Itu semua karena nilai ekonomis yang terkandung di dalamnya. Karena bernialai ekonomis tinggi dan mudah dibudidayakan, maka saat ini banyak yang mulai melirik agribisnis Porang. Budidaya porang saat ini mulai banyak dilakukan oleh para petani di Indonesia. Harga jualnya yang cukup mahal, membuat masyarakat tergiur menanam tanaman yang bernama latin amorphopallus muelleri ini.
Umbi porang menembus pasarnya menembus luar negeri dan menjadi salah satu usaha yang cukup menjanjikan. Mengandung zat glucomanan, umbi porang diekspor ke luar negeri untuk kebutuhan bidang industri, kesehatan dan makanan. Porang atau  Walur Kuning biasanya tumbuh liar di hutan tropis dengan ketinggian rata-rata mencapai sekitar 1,5 meter. Namun saat ini, banyak masyarakat yang mencoba peruntunganya dengan budidaya porang. Kalau Liar saja bisa tumbuh dan menghasilkan Umbi, apalagi kalau dibudidayakan!!
Porang merupakan tanaman yang tumbuh tunggal dengan warnarcorak belang hijau putih pada batangnya. Siapa sangka, tanaman porang ini ternyata menjadi bahan alami pembuatan lem dan jelly oleh pabrik di luar negeri seperti Jepang, Cina dan juga beberapa negara Eropa. Budidaya porang terbukti sangat menjanjikan. Bahkan seorang petani asal Madiun bernama Paidi kini jadi milyarder setelah berhasil menanam porang. Sebelumnya, dia hanyalah seorang pemulung.

Setiap tahunnya, kebutuhan ekspor porang mencapai 750 ton untuk memenuhi perusahaan-perusahaan besar dunia, seperti Jepang dan Cina. Usaha di bidang porang masih terbuka lebar, sehingga siapapun bisa melakukan budidaya porang. Untuk harganya sendiri, porang basah dihargai sekitar Rp 7.000- 9.500 per kilogram. Sementara untiuk porang kering yang sudah di iris-iris harganya bisa mencapai Rp45.000 per kilogram.
Bagaimana tertarik tidak? Jika tertarik, berikut kami sampaikan mengenai cara budidaya porang dari awal tanam hingga panen.


BIBIT PORANG (KATAK)
MINAT WA 085870480039


II.           CARA MUDAH BUDIDAYA PORANG
Syarat Tumbuh Tanaman Porang

A.   Perhatikan Jenis dan PH Tanah
Tanaman porang pada dasarnya dapat tumbuh di berbagai jenis tanah. Namun agar hasilnya lebih maksimal, anda perlu menyiapkan tanah gembur dan subur yang tidak tergenang air. Selain itu, pastikan juga keasaman tanah harus berada pada pH 6-7.
B.   Kondisi Lingkungan
Budidaya porang memerlukan naungan tumbuhan lainnya agar porang yang kita tanam bisa tumbuh dengan baik. Tingkat kerapatan naungan pohon porang ini harus minimalnya 40 persen. Jenis tanaman yang baik untuk menaungi tanaman porang seperti mahoni, jati, dan juga sono.
C.   Iklim Atau Suhu
Menanam porang juga harus memperhatikan iklim dan suhu. Tanaman porang akan lebih baik jika ditanam pada ketinggian 100-600 mdpl.
III.         Teknik Perkembangbiakan Porang
Perkembangbiakan porang bisa dilakukan dengan cara vegetatif maupun generatif. Namun secara umum, teknik perkembangbiakan budidaya porang dilakukan dengan tiga teknik ini;
A.   Perkembangbiakan dari Katak atau Bulbil
Katak adalah bintil berwarna porang berwarna coklat kehitaman biasanya muncul pada pangkal dan tangkai daun porang. Dalam 1 kilogram katak atau bintil, berisi 100 butir bintil/katak.
Bintil atau katak porang bisa anda kumpulkan saat panen, kemudian simpan sampai musim penghujan tiba, lalu tanam bintil atau katak tersebut di lahan yang telah disiapkan.
B.   Perkembangbiakan Melalui Buah dan Biji Porang
Budidaya porang juga dapat dilakukan dengan mengembangbiakan Katak (Bulbil) dan bijinya. Dalam kurun waktu 3-4 (tergantung besarnya katak/bulbil) tahun porang akan segera berbunga dan berubah menjadi buah atau biji. Satu tongkol buah/umbi porang, bisa menghasilkan 250 butir yang bisa anda gunakan untuk bibit porang dengan disemaikan terlebih dahulu.
C.   Perkembangbiakan dengan Umbi
Memulai budidaya porang, anda juga bisa mengembangbiakan umbi porang yang berukuran kecil. Umbi porang yang berukuran kecil, bisa anda peroleh dari hasil pengurangan tanaman porang yang sudah rapat. Hasil pengurangan tanaman porang ini, anda kumpulkan dan bisa dimanfaatkan sebagai bibit.
Sementara untuk umbi porang yang berukuran besar, anda bisa membelah dan memecah-mecah bagianu umbi menajdi beberapa bagian lalu anda tanam di lahan yang sudah disiapkan.
IV.         Persiapan Lahan untuk Budidaya Porang
Yang harus diperhatikan dalam budidaya porang adalah lahan. Lokasi lahan yang sangat baik untuk menanam porang yakni dibawah naungan pepohonan seperti mahoni, jati dan sebagainya. Menanam pohon di lahan terbuka juga bisa anda lakukan, asalkan diberi naungan paranet agar cahaya sinar matahari tidak terlalu berlebihan.
Yang harus anda perhatikan dalam menyiapkan lahan untuk porang; Pertama, bersihkan dulu lahan yang akan dipakai dari gulma dan berbagai sisa tanaman. Untuk pemasangan ajir harus diberi jarak 1 m x 1 m itu untuk bibit umbi maupun katak. Ketiga, buat jalur dengan cangkul selebar 0,5 meter, untuk bibit porang yang menggunakan bintil atau katak tanam pada jalur yang sudah dicangkul.
Sementara untuk bibit yang berasal dari umbi buat lubang dengan ukuran 20x20x20 cm.
Berikan pupuk pupuk dasar sebelum umbi porang ditanam menggunakan pupuk bokashi 0,5 kg/lubang dicampur dengan top soil, sementara untuk bibit katak, gunakan pupuk bokashi dicampurkan dengan tanah sekitar ajir.
V.           Cara Menanam Porang
Yang harus diperhatikan dalam budidaya porang juga yakni cara dan teknik menanamnya. Tanaman porang sangat baik ditanam pada musim hujan, yaitu pada bulan November-Desember.
Cara menanam porang sebagai berikut. Masukan bibit porang yang telah disiapkan satu per satu ke dalam lubang tanamyang sudah disiapkan, ingat letak bakal tunas harus menghadap ke atas.
Setiap lubang tanam mesti diisi 1 bibit porang dengan jarak tanam antara 1 meter x 1 meter. Setelah selesai, tutup lubang dengan tanah setebal 3 sentimeter.
VI.         Cara Pemupukan Tanaman Porang
Budidaya porang juga harus memperhatikan pemberian pupuknya. Menanam porang harus dilakukan pemupukan dasar. Selanjutnya, pemupukan bisa dilakukan setahun sekali saat masuk musim hujan. Gunakan pupuk urea 10 gram dan 5 gram SP 36 pada satu lubang tanaman porang. Pemberian pupuk sendiri dilakukan dengan cara ditanam pada sekitar batang porang.
VII.       Pemeliharaan Porang
Agar pertumbuhan porang bisa maksimal anda harus melakukan perawatan intensif salah satunya membersihkan gulma. Gulma bisa menjadi penyaing porang dalam hal penyerapan air dan unsur hara.
Membersihkan gulma dan tanaman lainnya bisa dilakukan sebulan sekali. Gulma yang sudah kita bersihkan jangan dibakar atau dibuang, tapi masukan ke dalam lubang untuk pupuk organik.
VIII.      Pengendalian Hama dan Penyakit Pada Tanaman Porang
Yang tak kalah penting dari budidaya porang yakni pengendalian hama. Biasanya tanaman porang dihinggapi hama semacam ulat makasar orketti, belalang, ulat umbi araechenes dan nematoda.
Biasanya penyakit yang menyerang porang diantaranya busuk batang semu, dan mengalami layu daun yang diakibatkan oleh jamur Rhyzoctonia sp, Cercospora sp, Sclerotium sp.
Untuk mencegah agar porang tidak terkena penyakit tersebut, anda bisa menggunakan pestisida alami yang biasa dijual di toko pupuk.
IX.         Tahap Panen Porang
Tahapan akhir dari budidaya porang yakni masa panen. Porang bisa dipanen setelah dua tahun ditanam. Berat umbi porang yang dipanen rata-rata 1 kilogram per umbi. Untuk umbi porang yang masih berukuran kecil bisa ditinggalkan saja, untuk dipanen tahun berikutnya.
Setelah masa panen pertama, anda bisa memanen satu tahun berikutnya tanpa harus menanamnya kembali. Anda harus tahu, ciri porang yang sudah siap di panen yakni daunnya sudah kering dan jatuh ke tanah. Biasanya, dalam satu pohon porang, bisa menghasilkan umbi porang seberat 2 kilogram.
Dalam satu hektare lahan, biasanya bisa ditanami sekitar 40 ribu tanaman porang. Artinya anda sudah bisa memanen 80 ton umbi porang, hanya saja pada periode panen tahun kedua.Langkah berikutnya, setelah umbi dipanen anda harus membersihkan dari akar dan tanah.
Umbi kemudian dipotong atau diiris lalu dijemur. Setelah itu, anda bisa menjualnya ke agen yang sudah biasa menerima porang dalam jumlah yang banyak.

PENUTUP
Nah, itulah beberapa tips budidaya porang yang bisa kami sampaikan. Selamat mencoba, semoga sukses. (Diolah dari berbagai Sumber Oleh:Lik Ndoleng)


LELAKU


Kemis Legi 30 April 2020
BENINGE EMBUN ESUK

SEDIA UMBI BIBIT UNTUK 7 BULAN PANEN
MINAT
SILAKAN KONTAK WA 085870480039


Pangentasan 2:15b-25
Jabur 23
Yokanan 6:44-51
Sang Musa sagah mondhok ing dalem kono, sarta banjur diparingi dening Imam Rehuel, Zipora, putrane, dadi garwane. Pangentasan 2:21

Menungsa kuwi pengene kepenak, apa-apa langsung ana lan tanpa rekasa. Akeh sing mung gumun nalika nyawang kahanan sing apik lan nyenengake lan sakbanjure kepengen ngrasakne kahanan kang kaya mengkono. Arang (ora blas ora anal ho ya..) menungsa sing gelem nyawang kanthi permana apa sing ana ing sewalik’e kahanan kang sinawang kuwi. Apa sing sinawang penak lan kepenak kuwi ora njedul tanpa ana prosese, kuwi kabeh njedul merga wis ngliwati dalan sing ora cendhek lan ora tansah lempeng. Sing ngalami kahanan penak lan kenak kuwi wis kasil netepi LELAKU ing sakjroning uripe, dadi ora mung cukup ndongan lan sakbanjure mak brukk..tiba seka langit kahanan kang sarwa kepenak.

Crita bab nabi Musa neng Kitab Pangentasa 2 kayane mung mayare ngeram. Diwaca ora nganthi semenit wis ujug-ujug entuk wong ayu, dipek bojo lan nduwe anak. Jian yen mung nyawang mayare poll…puenuk’e ora njamak. Ananging menawa disawang lumantar panyawang kang meneb lan wening, sejatine nabi Musa kudu ngadepi LELAKU kang ora gampang. Saka lair wis nampa apa sing jenenge rekasa, kudu dikelekne kali ben aman, njur dirumati bojone ratu ing Mesir, ateges kapisah karo bapa-lan biyune, bareng gede ya kudu ngadepi ndengah-ndengah kahanan. Uga ing crita neng Pangentasa 2, nalika ngadep siPrengon lan meh dipithes, ananging isa endha lan nggendring lunga ben ora dipateni. Kuwi LELAKU sing ora mayar.  Bubar kuwi njur mlaku (ya sok-sok mlaku mbarang..hehe) saparan-paran lan tumeka Midian, pethuk para pangon kang nembe rebutan banyu sumur, njur tetulung marang para pangon sing wedok-wedok, njur nimba uakehe pol..lan sakbubare kuwi jik akih LELAKU kang kudu dilakoni.

Apa kang ditampani dening nabi Musa, mirunggan neng Pengentasan 2 kaya-kaya abeh mung kari mencet lan sakbanjure kabeh njedul. Kamangka dalan kang kudu diliwati tekan entuk bojo ayune poll..(bab tenan ayu apa ora ya mbuh, aku dewe ya durung weruh ) dawa lan rumpil uga kebak bebaya. Ananging tumrap bab kuwi kabeh nabi Musa wani nglakoni, wani ngliwati. Nabi Musa wani LELAKU sanadyan kudu ngadepi sabarang kahanan.
Saka crita ing Kitab Suci, isa dipethik pasinaon kanggo menungsa ing sadengah jaman, menawa urip kuwi sejatine LELAKU. Mung wae, arep milih dalan sing endi kang bakal diliwati minangka LELAKU kuwi, kabeh mbalik ana ing diri-pribadi. Kaya nabi Musa, sejatine dewek;e isa wae manut lan urip kepenak neng kratonne si Prengon, ananging panyeluking telenging ati nalika methuki kahanan kang ora lumrah, ndadekne nabi Musa kudu LELAKU ngliwati dalan-dalaning urip kang rumpil lan nggegirisi. Lan kabeh dalan kang dipilih sarta diliwati nabi Musa kuwi jebul kang dadi kersane Gusti Allah. Mula, aja padha wedi nalika kudu ngliwati dalan angel lan rumpil lan uga kebak bebaya, kuwi jan-jane tandha menawa dadi kersane Gusti Allah, yen dalane lempeng lan tanpa pepalang, isa wae kuwi dalan kang tumuju marang bilai.

“Jo, mau awan aku pethuk kang Wignyo,njur takon apa bener sliramu panen Porang..Lha tak wangsuli iya ngono..” Sore kuwi Lik Ndoleng mbukak rembugan, nalika wedangan neng nglincak Sor Talok.
“Lha mung ngono wae kok ndadak crita ta Lik?” Semaure Lik Ndoleng sinambi klepas-klepus karo MLDne.
“Dekne mung gumun, kok ya nandur Porang isa metu hasil semono okehe..”Semaure Lik Ndoleng.
“Kuwi merga mung krungu nalika panen land idol payu okeh, lha LELAKU kang kudu tak lakoni apa ya dipahami? Kudu nggolek bibit, isa mbolang lan tuku sing regane poll..matun, ngrabuk, lan manen..kuwi LELAKU kang kudu dilakoni Lik..Tapi kuwi kabeh kebayar merga hasil sing marakne mesem..”Wangsulane Dalijo sareh.
“Kabeh kuwi lelaku Lik, aja gampang mutung, kae lho kaya kang Markun, sing tekun LELAKU, mula isa ngrengkuh Yu Wasti. Sampeyan kalah adoh…”Nduk I’in nyelehne kopi anget karo geddang goring sinambi nyemes Lik Ndoleng. Dene Lik Ndoleng mung bekah-bekuh muni rapati cetha.
“Duss..Bajindullll…kok ya tekan Wasti…”Batine Lik Ndoleng, merga meh muni wedi karo para pamaos BENINGE EMBUN ESUK..

Mbah’e..

Rabu, 29 April 2020

BEBARENGAN


Rebo Kliwon 29 April 2020
BENINGE EMBUN ESUK

UMBI BIBIT PORANG
BIBIT PORANG SIAP TANAM
MINAT WA 085870480039
Stok Terbatas!!


Pangentasan 24:1-11
Jabur 134
Yokanan 6:35-40
Gusti Allah banjur ngandika marang Nabi Musa: “Sira munggaha sebaa marang ing ngarsane Pangeran Yehuwah, sira lan Harun, Nadab lan Abihu apadene para tuwa-tuwane Israel wong pitung puluh, nuli padha sujuda saka ing kadohan. Pangentasan 24:1

BEBARENGAN, kuwi tembung sing asale saka lingga bareng, sing tegese ora dewek’an, utawa ana sing ngancani. Saka tembung lingga Bareng kuwi, sakbanjure isa dadi pirang-pirang tembung lan nalika didadekne ukara, tegese isa beda-beda. Ana tembung mbarengi, sing tegese sengaja lumaku bareng, ana tembung dibarengi sing tegese ana sing dadi kancan utawa ngancani lumaku, lan uga kaya kang dadi jejer tulisan iki, BEBARENGAN. Mula saka kuwi tembung BEBARENGAN nduweni teges utawa arti tumindak kanthi sengaja lan sadhar sarta jujur kanggo ngayahi pagawean orang mude, ananging akeh kancane. Dene tujuane BEBARENGAN kuwi akeh banget, supaya isa luwih sumarak, supaya luwih entheng nalika kuwi bab ngangkat lan njunjung samubarang, lan ijik ana sing liyane.

Bab BEBARENGAN kuwi nate dicritakne ana ing Kitab Suci, pernahe ana ing Kitab Pangentasan. Ing kana dicritakne kaya ngapa nabi Musa dinawuhan dening Gusti Allah supaya “Munggah” Gunung sowan Panjengane BEBARENGAN karo liyane. Gusti nimbali nabi Musa munggah kanggo seba lan ora dewe’an, ananging BEBARENGAN. Gusti ngersakne urip kuwi padha rukun, saeyeg saekakapti, ora regejegan lan ora tukar padhu. Gusti ngersakne nabi Musa nuladhani wong akeh, baba pa kuwi rukun lan ngayahi pakaryan BEBARENGAN. Munggah gunung lan seba neng ngarsane Gusti kuwi pakaryan kanggo kabeh titah, mirunggan menungsa. Mula Gusti Allah ndawuhi nabi Musa munggah ana sing ngancani, mungga kanggo seba BEBARENGAN.

Mlaku munggah BEBARENGAN kuwi ora gampang turap wong sing nduweni watak egois, senenge urip dewe. Isa dibayangake mlaku munggah gunung lan cacahe sing mlaku luwih saka wong pitung puluh, mendhah rumile lakune wong semono akehe. Lumantar mlaku BEBARENGAN, ngemu piwulang bab kepiye urip rukun, kepiye ajen-ingajenan, kepiye kerjasama lan ora sama-sama kerja. Lumantar mlaku munggah BEBARENGAN isa didadekne kaca benggalane urip, yen rukun lan manunggil kuwi jebul dadi kersane Gusti ing sakabehing kahanan, uga bab makarya.
Kuwi kabeh isa dadi pasinaon apik tumrap menungsa jaman saiki sing wis angel yen dijak mlaku lan makarya BEBARENGAN. Dijak ronda wegah, alesane ngondani omahe dewe, dijak kerjabakti, ora gelem jare wis ana sing dibayar, lan jik akeh banget conto bab angele urip BEBARENGAN ing jaman saiki.

“Lik, sidane tegalmu kae arep mbok taduri apa? Jare wingi kae grenang-greneng sida meh nadur Porang?” Takone Dalijo marang Lik Ndoleng.
“Hmm..anu Jo,tak mikir-mikir ndisik…ora grusa-grusu lho mutuske bab ngene iki..” Semaure Lik Ndoleng sinambi nyumet 76me sing sajak’e jik akeh, merga nyumete karo gembelengan..
“O..yowis yen ngono, ora apa-apa. iki tak mbalesi WA, ana sing meh nuku bibitku..” Wangsulane Dalijo, sinambi nutuli androite lan ya tetep klepas-klepus kae.
“Lha iki jare jagongan, lha wong loro kok malah meneng-menengan ki kepiye? Apa iki ngelmu kebatinan?” Takone Nduk I’in.
“Mbalesi WA bab sing pesen bibit Porang In..” Dalijo mangsuli pitakone I’in.
“Oiya kang, Yu Wasti mau meling aku, kon nembungke bibit limolas kilo, wis golong-gilig arep nandur Porang..”Nduk I’in seru banget olehe muni, sajak sengaja ben Lik Ndoleng krungu.
“Weh, bener In, Wasti meh nandur Porang?” Takone Lik Ndoleng sajak kagete poll.
“Iyo Lik..” Cekak olehe I’in wangsulan.
“Weh, yen ngono aku ya tak nadur Jo, nempil bibite..” Age-age Lik Ndoleng njaluk Dalijo bab bibit.
“Walah, entek Lik..lha iki mau ana 45 kilo. Sing tuku liwat WA limolas kilo, Yu Wasti 15 kilo lan aku dewe ya semono. Muga-muga isa lancer, arep nandhur BEBARENGAN” Wangsulane Dalijo.
“Lha raktenan..bareng krungu Yu Wasti arep nandur, sampeyan kejek ta Lik? Cen mlaku lan nggarap apa wae kuwi penak;e BEBARENGAN..” Nduk I’in muni, sajak ngece Lik Ndoleng, sing mung kukur-kukur sirah sing rambute mung kari limang las..


Mbah’e..

Selasa, 28 April 2020

NGRUNGOKNE


Selasa Wage 28 April 2020
BENINGE EMBUN ESUK


Bibit Porang. Umbi dan Katak..Y
ang Berminat Kontak WA 085870480039

Wulang Bebasan 8:32-9:6
Jabur 134
Yokanan 6:30-35
Mulane, he bocah-bocah, padha rungokna dhawuhingSun, awit rahayu wong kang padha rumeksa marang dalan-dalaningSun.” Wulang Bebasan 8:32

NGRUNGOKNE kuwi asale saka lingga “krungu”, sing tegese nampa swara saka liyan, dene isane krungu kuwi isa sengaja lan isa uga ora sengaja. Saka tembung krungu kuwi, isa dadi maneka tembung “daden”, salah sijine ya tembung NGRUNGOKNE, sing tegese tumindak kanthi sengaja lan tumemen supaya isa krungu lan mengerteni apa kang dadi kekarepane swara kang tumeka mau. NGRUNGOKNE beda karo mung saderma krungu, apa meneh mung krungonen, awit menawa krungu apa krungonen kuwi mung mampire sakabehing swara kang tumeka ana ing pangrungone titah, klebu menungsa, ya awak’e dewe iki…Sssttt..sing rumangsa dudu menungsa dudu menungsa, olih ninggal tulisan iki..hehe..ananging rapareng nesu..mengko malah digaglag si topik songolas..

Bab NGRUNGOKNE kuwi nate dadi piweling wigati saka Gusti lumantar Kitab Suci, pernahe neng Wulang Bebasan. Piwulang luhur  ing Kitab Suci kuwi mratelakake mengkene, sapa  sing padha NGRUNGOKNE dhawuhing Gusti mesti bakal nemahi karahayon. Saka Wulang Bebasan uga ana pasinaon, yen wis NGRUNGOKNE pangandikaning Gusti, mesti bakalane rumeksa dalan urip kang dadi kersaning Gusti. Kuwi kabeh isane klakon merga sapa wae kang NGRUNGOKNE kuwi mesti paham, mesti dong apa kang dadi karepe “swara” kang tumeka  ing pangungone titah. Dene isane titah kuwi NGRUNGOKNE nalika isa lumebu isa kahanan kang wening, entering pikiran lan rasa mung marang swara kuwi. Yen kabeh dilakoni mesti isa paham karo karepe swara kang tumeka.

Ing jaman saiki, bab NGRUNGOKNE kuwi jebul dadi bab sing angele ora njamak, merga saiki akeh wong sing mung nindakne pakaryan kang klebat-kliwat. Dadine menawa ana swara, mbuh kuwi swara apa, ora isa dirungokake kanthi permana, ora isa dong utawa paham apa kang dadi kekarepane swara kuwi. Sing jenenge NGRUNGOKNE kuwi , saiki kaya barang antic, sing golek-golekane angel banget. Sing okeh, jaman saiki mung rungon-rungon, ora isa NGRUNGKONE, malah sejatine ora kok ora isa, ananging wegah lan males nglakoni tumindak NGRUNGOKNE. Siji maneh, sing diarani NGRUNGOKNE kuwi sejatine ora mung lumantar kuping wadag iki, ananging uga kuping kapercayan. Maca kanthi permana an isa mangerteni ancase tulisan, kuwi ya isa diarani NGRUNGOKNE.

“Jo, kae wis ditunggoni wong akeh. Aja telat olehmu nulis, meskane sing padha njingglengi WA, facebook lan blog. Jare kangen karo tulisanmu..” Lik Ndoleng ngandani Dalijo bab kang kelakon.
“ Iya Lik, aku wis isa NGRONGOKNE ‘sambate’ para sedulur BENINGE EMBUN ESUK..ananging aku kesel, lha bar manen Porang karo Kang Kris, Pakde Wignyo lna bala-balane, uga Lik Browok Beni..dadine ya kesel. Tur meneh bar kuwi, kejatah ngrondo..opss..kleru…ngondha..” Semaure Dalijo, sinambi nyumet MLDne.
“Aku ya NGRUNGOKNE swarane para sedulur lho kang…cius, akeh sing kangen gaweanmu lho kang Dal..” I’in melu nimbrung rembugan.
“Weh, aja kabeh ngalem lur, iki ngko ndasku isa gedene sak klapa abuh..” Semaure Dalijo,karo klepas-klepus sajak nikmate pol..
“Sing penting aja lali, isa’a NGRUNGOKNE, aja njaluk dirungkone ing sadengah kahanan..” Jawabane Lik Ndoleng, sajak wicaksana, kaya Resi neng perenging Redi.

Mbah’e..


Senin, 27 April 2020

NYEPELEKNE


Senen Pon 27 April 2020
BENINGE EMBUN ESUK


KATAK BIBIT PORANG
MINAT HUB WA 085870480039

Purwaning Dumadi 18:1-14
Jabur 143
Yokanan 6:22-29
Sang Yehuwah banjur ngandika marang Rama Abraham: “Yagene Sara gumuyu sarta duwe osik: Apa iya temenan aku isih bakal duwe anak, wong aku wus tuwa mangkene? Tumraping Yehuwah apa ana kang mokal? Ing wektu kang wus katetepake iku, yaiku setaun engkas Ingsun bakal ngrawuhi sira maneh, nuli Sara bakal duwe anak lanang.” Purwaning Dumadi 18:13-14

Tembung NYEPELEKNE kuwi asale saka lingga Sepele, sing tegese ajine ora sepira’a,ajine mung setithik. Tembung sepele kuwi kosokbaline tembung aji utawa wigati, mula isa digawe dudutan utawa kesimpulan, menawa ing antarane Sepele karo Wigati kuwi ora nate gathuk, ora nate rukun. Saka tembung sepele mau njur ana tembung NYEPELEKNE, sing tegese ora ngajeni, ora nganggep  utawa mapanake kahanan ora ing papan kang samestine. Saben wong mesti nduweni apa kang dianggep sepele lan uga penting utawa nduweni aji pangaji kang linuwih. Dene apa kang nduweni aji lan kang sepele kuwi saben wong beda-beda, ana sing ngarani barang kuwi penting banget, ananging ana sing nyawang yen kuwi sepele. Bab wigate lan sepele kuwi lumrah, sing mbebayani menawa ana sing NYEPELEKNE.

Neng Kitab Suci, ana crita pawongan kang nate tumindak NYEPEKENE, lan sing disepelekne kuwi ora bain-bain, yakuwi Gusti Allah lan Pangandikane. Dene crita bab pawongan kang NYEPELEKNE kuwi ora liya ya klakon ing brayate ramane para wong percaya, yakuwi rama Abaraham. Nalika kuwi rama Abraham wis sepuuuuuhh banger lan kang garwa, ibu Sara semono uga. Merga wis sepuh, mula rama Abraham lan ibu Sara wis rumangsa mokal nduweni turun, sanadyan kuwi dadi prasetyane Gusti Allah. Penemu kang kaya mengkono kuwi pancen logis, rasional ana ing pamawase menungsa, ananging beda ana ing kawicaksanane Gusti. Mula nalika ana utusane Gusti ngrawuhi rama Abraham lan ibu Sara, lan ngendika meneh bab trdak turune rama Abraham, ibu sara sing krungu banjur ngguyu. Lha guyune ibu sara kuwi ngemu teges NYEPELEKNE pangandikane utusane Gusti. Ananging utusan mau krungu lan ngendikanirama Abraham, kang intine kena ngapa ibu Sara nggeguyu marang pangandika lan panguwasane Gusti.

Menungsa kerep mapanke Gusti Allah ana ing pikirane kang sarwa winates, mula angel yen kon percaya sakwutuhe. Apa kang ditindakne dening ibu Sara, ing jaman saiki malah kerep banget dilakoni, yakuwi NYEPELEKNE, mbuh apa wae kuwi. Dnee kang disepelekne ya ora bain-bain, kepara timbalan lan kersane Gusti ya disepelekne. Dijak makarya neng pakaryane Gusti, nampik, kuwi tegese NYEPELEKNE timbalan, dikandani kon manut karo aturan, ya NYEPELEKNE, dikandani yen ana bebaya kang ngancem ya NYEPELEKNE , dijak ronda ora mangkat, merga kuwi mung berita hoax, kuwi jenenge ya NYEPELEKNE. Pokoke bab NYEPELEKNE, menungsa jaman saiki kabeh nduweni bakat kang mumpuni, mbokmenawa sing maca tulisan iki ya nduweni bakat kuwi, senenge NYEPELEKNE.

“Jo, kuwi sing mbok tandur apa ra suweg? Lha apa ana ajine? Suweg mbladher wae ora kerumat kok malah kuwi mbok tandur kuwi ngen-ngenmu piye?” Takone Lik Ndoleng, nalika sore kuwi pas wedangan neng nglincak, Sor Talok.
“Kuwi Porang Lik…” Semuare Dalijo, sinambi nyumer MLDne.
“Halahh..pada wae. Wong aku wis paham kawit mbiyen, lan kawit mbiyen ya ora ana pengajine. Paling-paling mengko kaya gelombang cinta kae, mak broll njur heboh, bar kuwi musna..” Komentare Lik Ndoleng.
“Beda Lik, gelombang cinta kuwi ra ana nilai ekonomise, ora enak dipangan…kejaba sampeyan kaya sapi, manganic godong” Semaure Dalijo sajak gojek.
“Kang Dal, jare Kang Kris wis panen Porang, entuk patang ton nggon kebon lor kalen kae..” Nduk I’in njedul melu rembugan.
“Halah..paling kuwi mung hoax,,,”Lik Ndoleng jik panggah ora percaya.
“Wah melu bungah In, kuwi isa dadi lantaraning berkah. Dene yen jik ana sing NYEPELEKNE kabar iki, kuwi ya lumrah, wong nggon Kitab Suci, pangandikane Gusti Allah wae ya disepelekne..” Unine Dalijo sinambi nglirik Lik Ndoleng..


Mbah’e..

Minggu, 26 April 2020

MENGKOROG


Minggu Pahing 26 April 2020
BENINGE EMBUN ESUK

KATAK/BULBIL BIBIT PORANG
Minat Untuk Tanam Musim Depan kontak WA 085870480039

Lelakone Para Rasul 2:14a-36-41
Jabur 116:1-4,12-19
1 Petrus 1:17-23
Lukas 24:13-35
Wong loro mau tumuli padha sapocapan mangkene: “Atiku rak wis padha ngangah-angah, nalika Panjenengane ngandika marang aku kabeh ana ing dalan lan nalika Panjenengane nerangake Kitab Suci marang kowe lan aku?” Lukas 24:32

Saben ngliwati papan kang rinasa wingit, racak’e titahe Gusti kang kinaranan menungsa sing nduweni rasa, mesti tuwah sawijining rasa kang aneh, lan sakbanjure awak dadi MENGKOROG. Nalika menungsa kelingan kahanan kang mbungahake utawa nrenyuhake, njur raga isa dadi MENGKOROG, nalika menungsa ketemu kahanan kang dadi pangimpene, ya sakbanjure awak dadi MENGKOROG. Dadi tembung MENGKOROG kuwi isa diwenehi “definisi”, kahanane awak kang malih merga reaksi. Dene reaksi kuwi isa merga kahanan kang positip, uga merga kahanan kang negatip. Ing renungan BENINGE EMBUN ESUK dina iki, Minggu Pahing 26 April 2020, arep ngajak para pamaos, ngrasakne bab reaksine awak amarga nampa sawijining kahanan .

Crita bab MENGKOROG kuwi nate dicritakne Kitab Suci, nalika nyritakne sekabate Gusti cacah loro arep mulih menyang ndesane kanga ran Emaus. Muluhe sekabat loro kuwi merga bubar nemahi kahanan kang nguciwani, awit sedane Gusti. Sanadyan wis nampa pawarta bab wungune Gusti, ananging pengalaman meruhi Gusti seda sinalib luwih kuwat, tinimbang paseksine para sekabat liyane bab wungune Gusti. Amarga kahanan kang kaya mengkono, mula nalika ijik mlaku lan ndilalah ana pawongan kang nyusul dalah melu mlaku, ora isa nyipati. Kamangka sejatine sing melu mlaku kuwi ya Gusti piyambak. Ati kang sedhih lan kuciwa ndadekne sekabat loro kang lumaku menang desa Emaus ora isa nyipati pawongan kang mlaku bebarengan, lan nembe isa nyipati nalika Gusti “NYUWIL” roti ing omah kang diampiri. Lan sakwise disipati dening Kleopas (jenenge salah sijine pawongan loro kuwi), Gusti banjur mak lap..ilang saka pandulu.

Sing apik kanggo pangraosing panguripan saka crita ing Lelakone Para Rasul kuwi, yaiku bab paseksine salah sijine sing lumaku lan tumeka ing Emaus. Sakwise Gusti ngilang, njur ana sing menehi paseksi, menawa nalika Gusti nyritakne Kitab Suci ing ndalan mau, atine ngrasa ngangah-angah utawa MENKOROG. Kuwi kabeh isane kelakon merga ana rong perkara. Sepisan, para sekabat loro kuwi wis nduweni sesambungan raket karo Gusti, mula ana “Getaran” sing pada. Dene kaping pindhone, para sekabat loro kuwi wis nduweni pengalaman karo Gusti, mula nalika kepthuk, ya isa ndadekne MENGKOROG. Yen ora nduweni sesambungan lan pengalaman karo Gusti, mokal isa nuwuhake kahanan MENGKOROG kang kaya mengkono kuwi. Mulane, nalika menungsa isa lumebu ing kahanan wening, kabeh obah osiking jagad iki sejatine carane Gusti nyritakne Sarirane, lan kuwi kang marakne menungsa isa MENGKOROG lan sakbanjure atur panuwun lan muji sokur marang Gusti.

“Lik, saiki njajal tak takon, lan wangsulane sing jujur ya…”Dalijo nakoni Lik Ndoleng, nalika esk kuwi arep mangkat ngaBEKTI neng papan pangibadhah.
“Takon wae Jo, rasah kokean aturan..” Semaure Lik Ndoleng sinambi lumaku alon-alon.
“Yen ketemu Yu Wasti apa jik MENGKOROG Lik sampeyan?” Dalijo langsung tunjep poin nakoni Lik Ndoleng.
“Weh, takokmu kok aeng-aeng wae ta Jo?” Semaure Lik Ndoleng sajak kaget.
“Haiyah..ndang wangsuli wae Lik..rasah endha, rasak selak…” Nduk I’in nyusull neng mburine wong loro kuwi lan langsung ndedes Lik Ndoleng.
“Hmm..A..a.nu..anu Jo..ya..hmm…a..anu..”Grothal grathul Lik Ndoleng olehe semaur.
“Lha raktenan ta..mesti MENGKOROG saben krungu, nyawang,nyebut lan kelingan Yu Wasti. Kuwi mertandani yen sampeyan nduweni sesambungan,lan uga nduweni pengalaman karo Yu Wasti Lik…” Dalijo njlentrehke lan Lik Ndoleng mung mesam-mesem.
“Ngko ketemu Lik, jejerono, merga kang Markun jik masuk angina..jale wani ora njejeri yu Wasti..” Nduk I’in melu ngoso Lik Ndoleng, lan Lik Ndoleng sansaya tersipu..hehe..kaya sing maca tulisan iki lan nate ngrasakne MENGKOROG nalika isa njejeri mantane..

Mbah’e..

Sabtu, 25 April 2020

WAREG


setu Legi 25 April 2020
BENINGE EMBUN ESUK



Yesaya 25:6-9
Jabur 116:1-4,12-19
Yokanan 14:6-14
Pangandikane Gusti Yesus: “Aku iki dalane, sarta jatine kayekten lan kauripan. Ora ana wong siji-sijia kang bisa sowan marang Sang Rama, manawa ora metu ing Aku. Yokanan 14:6

“Jo, kena ngapa awakmu iki mau ora mangan?” Lik Ndoleng nakoni Dalijo, nalika sore kuwi kaya padatan, lungguhan neng Lincak Sor Talok, sakdurunge pada mangkat ngronda. Dene takone Lik Ndoleng marang Dalijo klakon merga Dalijo ora mangan nalika wayahe mangan sore.
“Wis WAREG kok Lik” Dalijo semaur cekak aor, sinambi dolanan hape lan klepas-klepus karo MLDne.
“Lha wis WAREG kuwi mangan apa sliramu, njur nengndi lehmu mangan?” Lik Ndoleng sajak penasaran bab wangsulane WAREG saka Dalijo.
“Lha ngapa ta Lik, kok curigation banget bab kang Dal sing ora madang sore merga wis WAREG?” Ujug-ujug I’in njedul saka sisih wetan omah, seka Warunge, tuku kopi lan ubarampe sing pada ronda.
“Ya mung pengen ngerti wae In. apa wis mangan sega, kok wis WAREG..” Wangsulane Lik Ndoleng.
“Bab WAREG kuwi ora kudu mangan sega kang digawe saka beras lho Lik..apa wae kang dipangan, anggere ancase WAREG, ora apa-apa. mangan kuwi tujuane ben WAREG lan sing dipangan isa dadi srana panguripan lan kuwi kanggo energy makarya ing jagad ik. Ora usah udhur baba pa sing dipangan, sing penting ora mendemi lan carane oleh ya lumaku ing dalan kang apik utawa becik…” Dalijo njlentrehke bab mangan lan WAREG marang Lik Ndoleng, dene Lik Ndoleng mung manthuk-manthuk wae, mbuh dong pora, sing penthing manthuk-manthuk, kaya sing maca tulisan iki, nailika sarasehan…

Bab WAREG kuwi urusane mangan karo weteng, ora usah dipikir apa sing dipangan, neng ngendi mangane lan ginawe saka apa panganan kuwi. Sing penting ora mendemi, kuwi panganan apik. Semono uga bab Keslametan ana ing tembe, urip sakwise urip iki. Manut Pangandikane Gusti, yakuwi “Ngliwati Dalan Kang Diliwati Dening Gusti”. Kuwi mesti slamet. Dene “dalan” kuwi pasemon, merga kuwi tegese matrap urip kaya urip kang dilakoni dening Gusti.

Ora gampang urip kang dilakoni dening Gusti, amarga ora nate mikir awake dewe, kabeh uripe dipasrahke marang liyan. Iki sing angel, merga saiki arang menungsa sing gelem masrahke uripe marang liyan, malah yen isa, uripe liyan kudu manut karo kekarepane. Sakumpama dijejerke, ing antarane WAREG lan Slamet kuwi ya meh pada. Ora usah njlimeti uripe liyan, sing penting anggere uripe kanggo liyan kuwi mesti slamet, mbuh apa agamane. Dene menawa uripe mung kanggo awake dewe lan babar blasora gelem mikir liyan, mbok apa wae agamane, ora bakalan nemahi Slamet. Kaya bab mangan, apike kaya ngapa wujud’e gambar panganan, ora bakalan ndadekne WAREG, ananging menawa panganan kuwi wujud nyata lan dipangan, mesti dadi srana WAREG marang sapa wae.

“Lik, njo mangkat jaga. Iki jatahe kang Markun, ananging diwakili Yu Wasti, merga kang Markun mbriyeng..” Dalijo nggugah Lik Ndoleng ngajak mangkat ngronda, merga keturon lan mak jenggirat tangi merga krungu jenenge WAsti disebut..


Mbah’e..


Jumat, 24 April 2020

PISUNGSUNG


Jemuah Kliwon 24 April 2020
BENINGE EMBUN ESUK

Umbi Porang

Yesaya 26:1-4
Jabur 116:1-4,12-19
Yokanan 6:1-15
 “Punika wonten lare ingkang mbekta roti sair gangsal kaliyan ulam loh kalih, nanging punika nggawer sapinten kangge tiyang samanten kathahipun punika?”Gusti Yesus ngandika: “Wong-wong iku konen padha linggih!” Anadene ing kono akeh sukete, wong-wong mau banjur padha linggih, kang lanang cacahe watara limang ewu.” Yokanan 6:9-10

“In, iki ngandi paklik kok durung njdedul?” Takone Dalijo marang  Nduk I’in, merga Lik Ndoleng durung ketok nyruput wedange.
“Jik turu kang..mbuh, jik ngantuk mungkin…sewengi melu ngronda jare..”Semaure Nduk I’in sinambi ngeringke cucian neng mesin cuci. Lan sakdurunge Dalijo menehi tanggepan, kesusul metune Lik Ndoleng saka njero kamare, jik sarungan lan mripate rembes  kaya belek’en..
“Aku jik ngantuk Jo…” Ngomonge Lik Ndoleng.
“Lha ngapa kok jik ngantuk? Wong sewengi warga padha tugur,jumaga ya sampeyan ora ngetok?” Dalijo sajak wiwit sensi..
“Aku ana urusan Bisnis Jo, tekan bengi. Tur meneh aku manut anjuran pemerintah, pisikal distensing..jaga jarak..mula mulih seka bisnis, aku ya njur turu..” Semaure Lik Ndoleng sajak tanpa dosa.
“Kudune sampeyan kuwi piyayi sepuh dadi panutan Lik, panutan sing apik…ora malah nyontoni sing elek…ora pener…” Nduk I’in melu semaur.
“Lho, aku kan malah taat anjuran peemerintah ta In..ngendani pisikal distancing..”Lik Ndoleng  jik isa semaur.
“Rasah kokean cangkem alesan Lik..trahe kowe kuwi wong egois. Kancane pada jumaga, malah alesan pisikal distancing barang, lha bisnismu kuwi apa ya ora kepethuk menungsa, apa gendruwo. Pancene  sampeyan kuwi wong egois!! Sembure Dalijo sajak sansaya emosi, lan bubar nyumet MLDne, lanjut ngomongi Lik Ndoleng.
“Jare wong percaya, kae sinaou marang bocah cilik sing masarahne sanguine Roti lan Iwak minangka lawuhe, ben wong okeh isa mangan.  Isa wae, cah cilik kui ndelikne sanguine, alesane due lara maag, ora isa nahan ngelih la sakpanunggalane. Ananging bocah kuwi wani ngaturi PISUNGSUNG kanggo liyan. Lha sampeyan iki sabarang duwe, seka sawah, tegal,kebon,honda, mobil..dadi sesepuh meneh, lha kok mung dijak njaga desane dewe wae kokean alesan..” Semprote Dalijo, njur nyruput kopine, dene Lik Ndoleng mung ingah-ingih kaya menthok kelangan jodone.

Atur PISUNGSUNG kuwi ora kudu sing akeh, ananging kudu gathuk karo kebutuhan kang ana. Kaya critane cah cillik neng Kitab Suci,nalika wong akeh pada keluwen,lan ora ana sing nduwe sangu, njur masarahke apa sing dadi duwek’e, yakuwi sanguine kang awujud roti limang rep lan iwak loh loro. Merga kuwi diaturke minangka PISUNGSUNG lan tinampa dening Gusti, mula ya dadi lantarane berkah kanggo wong akeh.

Semono uga ing jaman saiki kang sansaya nggegirisi iki. Akeh kang nduweni alesan kaya Lik Ndoleng. Mbuh kuwi merga rumangsa wis tuwa, rumangsa ora nduwe apa-apa kang kudu  dijaga lan rumangsa omahe aman-aman wae njur wegah melu jumaga. Kuwi patrape wong pelit, wong egois. NgaBEKTI’o seminggu ping sewu, ora ana gunane menawa ora gelem urun kang dadi butuhe liyan.

“Sstt..kang Dal, kuwi tulisan ngabektio kok ana sing hurup gede kabeh?” Takone Nduk I’in..
“Ssst..menenga wae..aja seru-seru..” Wangsulane Dalijo..

Mbah’e..




Kamis, 23 April 2020

PANGUNGSEN


Kemis Wage 23 April 2020
BENINGE EMBUN ESUK

Katak Bibit Porang
Yang Butuh Untuk Musim Tanam Oktober silakan WA 085870480039


Yesaya 25:1-5
Jabur 116:1-4,12-19
Yokanan 3:31-36
Amargi Paduka dados papan pangungsenipun para tiyang ingkang sekeng, dados papan pangungsenipun tiyang miskin ing salebeting karupekanipun, dados pangayoman tumrap wontenipun prahara, dados pangeyuban manawi pinuju benter sumelet, awit kanepsonipun para tiyang ingkang prakosa gumunggung punika kadosdene prahara ing mangsa asrep…” Yesaya 25:4

PANGUNGSEN, asale saka lingga Ngunsi, sing tegese ngupaya lumantar tumindak lan uga pindhah papan panggonan supaya antuk keslametan. Mula saka kuwi, PANGUNGSEN tegese papan sing isa kanggo Ngungsi. Dene papan kuwi isa bener-bener panggonan lan uga isa kuwi pawongan utawa kahanan, kayata Ngungsi marang “wong pinter”, kuwi PANGUNGSEN kang awujud pawongan kang nduweni daya linuwih lan isa nundhung bebaya sing marakne wedi sapa wae. Sing jenenge papan PANGUNGSEN, ya mesti wae sapa sing mrana bakalane antuk rasa tenang lan ora wedi maneh.

Bab PANGUNGSEN kuwi nate diwulangake dening Kitab Suci, pernahe neng Kitab Yesaya 25. Neng Kitab Suci kuwi diwulangake bab paseksine nabi Yesaya bab papan PANGUNGSEN. Dene kang dadi papan PANGUNGSEN kuwi dudu panggonan, ananging daya kekuwatan linuwih sing nduweni jagad iki, yakuwi Gusti Allah. Manut paseksine nabi Yesaya, papan PANGUNGSEN kuwi ya Gusti Allah piyambak, sapa wae sing ngrasa wedi supaya enggal ngungsi marang Gusti Allah, sapa wae sing sekeng lan ngrasa ora nduweni apa-apa, enggal ngungsia marang Gusti Allah. Nalika ana prahara nrajang, enggal-enggala ngungsia marang Gusti Allah. Jenenge wae papan PANGUNGSEN, mula ing kana anane ya mung kahanan kang marakne sapa wae sing padha ngungsi antuk rasa tentrem lan ucul saka sakabehing rasa wedi lan was sumelang.

Saben jaman mesti ana kahanan kang nggegirisi, mesti ana prahara kang nrajang, mbuh kuwi wujud’e apa. isa merga prahara bencana alam, mbuh kuwi prahara kang awujud konflik sosila, mbuh kuwi prahara kang awujud wabah penyakit, kuwi kabeh kang dadi sumbere rasa wedi lan giris. Lha ing kahanan kang kaya mengkono kuwi, manut paseksi lan piwulange nabi Yesaya, enggala ngungsi marang Gusti Allah, merga panjenengane kuwi papan PANGUNGSEN kang sejati. Kabeh daya kekuwatan sing ana neng alamndonya iki kalah karo kekuwatane Gusti Allah kang dadi papan PANGUNGSEN kuwi, mula saben wong kang ngungsi marang Gusti Allah mesti isa nemahi tentrem rahayu.

“Lik, menawa sampeyan ngrasakne wedi marang salah sawijining kahanan, njur piye carane nundhung rasa wedi kuwi?” Dalijo sore kuwi nakoni Lik Ndoleng sing sajak sengrius, nalika wedangan neng Lincak Sor Talok.
Weh, kok takonmu aeng-aeng wae ta Jo?” Lik Ndoleng kaya padatan, ditakoni ora mangsuli malah genti takon.
“Iki pitakonan sederhana lho Lik..”Dalijo Semaur sinambi nyumet MLDne, dene Lik Ndoleng sajak jik mbingungi, ketungka njedule Nduk I’in, lan melu nyoal-nyael.
“Yen aku, nalika wedi lan giris,mesti nggolek papan PANGUNGSEN Lik, ben entuk rasa aman lan tentrem..” Ungele Nduk I’in..
“Lha kuwi ngendi nggone In?” Takone Lik Ndoleng.
“Coba Lik, dijawab..” Dalijo melu nambahi pitakonan sing isa marakne Lik Ndoleng sansaya Mumet.
“Mesti sing njedul neng pikiranmu Yu Wasti lan Warunge ya Lik, sing marakne sliramu ngrasa aman?” Nduk I’in njarag Lik Ndoleng.
“Denggemu mlocot kuwi In, kene lagi mikir malah mbok ganggu bab Wasti, dadi ilang ideku..” Semaure Lik Ndoleng sajak serius, lan sakdurunge Lik Ndoleng sansaya ngelu, Dalijo njur njlentrehne thirik-thirik jian kaya sing sok nganggo putih-putih neng nggulune kae.
“Papan PANGUNGSEN kuwi mung ana ing Gusti Allah Lik…”Lan Lik Ndoleng aya biasane, ngukuri sirahe sing rambute mung kari telung ler..

Mbah’e..


FIKSI Di Malam PASKAH