Minggu, 26 April 2015

Bersihkanlah Pikiran dari Racun Kehidupan

PELAJARAN BERHARGA DARI AIR IKAN-IKAN MATI DI SUNGAI
Siang yang panas. Kemarau musim itu terasa hadir lebih cepat dari "Jadwal" yang biasanya. Maklumlah, daerah tropis ini mengajari kami semua bisa hafal dengan jadwal alam,bahwa kemarau dan mudim hujan akan adil saling membagi waktunya. april sampai oktober,hjan letih sehingga beristirahat, sementara bulan-bulan berikutnya, Hujan akan berganti menjalankan fungsi dan tugas naturalnya. Panasnya sinar sang surya begitu menyengat seluruh tubuh menjadikan banyak makluk yang berjuang mencari tempat berteduh.
Dua orang remaja bersama dengan seorang setengah baya,berjalan beriringan melewati jalan setapak menuju sebuah tempat. Mereka berjalan dengan santai dan sesekali terdengar mereka bercakap. Dari percakapan itu,diketahui,bahwa ternyata mereka hendak mencari ikan di sungai yang mengalir di lembah-lembah diantara bukit-bukit di kampung itu. Memang, kampung itu sangat indah,hijau dan  enak dengan segala suasana khas alamiahnya. Dikelilingi perbukitan yang berhutan lebat, dengan pohon pinus dan jati mendominasi. Tegalan dan sawah model teras ering menjadi lukisan Illahi yang menghiasi kampung sederhana itu.
Rombongan kecil itu terus berjalan, melewati jalanan setapak penuh bebatuan,terkadang menuruni bukit-bukit kecil, namun keriangan menghiasi wajah-wajah polos sederhana mereka bertiga. Dalam balutan peluh dan nafas yang terengah, mereka akhirnya sampai pada sebuah sungai dengan cekungan bening. Saking beningnya,bebatuan di dalam cekungan itupun dapat dilihat dengan amat sangat jelas. Namun, sesaat kemudian, mereka bertiga diajak kaget melihat sebuah keanehan di cekungan sungai itu. Nampak bangkai ikan-ikan kecil dan katak serta beberapa hewan air tawar menyembul di pinggiran cekungan itu. Mereka bertiga seolah bertanya, ada apa gerangan sehingga hewan-hewan itu mati?
"Pak, kenapa semua binatang ini mati?", Tanya salah seorang anak remaja itu.
"Bapak tidak tahu, namu  mungkin baru saja ada orang yang nyari ikan dengan menggunakan racun", Jawab orang tua setengah baya yang ternyata adalah bapak dari dua remaja itu.
"Ayo,kita naik, kita cek, apa semua ikan-ikan dan hewan sungai ini mati!", Hela bapak itu dengan segera bergegas tanpa meminta persetujuan kedua remaja yang adalah anaknya itu.
Udara di sekitar sungai itu tidak sepanas di tempat jauh dari sungai itu, ada semilir angin yang tiba-tiba disajikan alam untuk mereka. Gemericik air sungai gunung ini seolah instrumenabadi yang akan terjaga sepanjang manusia bisa menjaga keseimbangan alam semsta ini. Mereka terus meniti pinggiran sungai itu,dan sampailah mereka di puncak sungai,sebuah lembah kecil dengan belukar alami yang masih indah di lihat. Bertiga kemudian mengamati sebuah botol kecil, dan sambil menggeleng-gelengkan kepalanya, si bapak itu berujar.
"Cara-cara seperti ini yang akan merusakalam indah ciptaan Tuhan!", Sambil kemudian duduk.  Mengambil rokok dari balik saku bajunya,kemudian menyalakannya sambil melanjutkan perkatannya.
"Nak, ketahuilah, alam ini diciptakan untuk dinikmati bersama,bukan untuk dirampok sendiri. Maka, jangan sekali-kali kalian nanti ikut-ikutan serakah seperti orang yang meninggalkan botol ini", Demikian si Bapak itu berbicara sambil menunjuk pada botol bertuliskan, "Cara Jitu mengusir hama". Dan ketahuilah, dari pengalaman ini kalian mesti sadar, bahwa Racun hama yang di taruh di hulu sungai ini membunuh semua hewan sungai sampai ke hilir sana. Demikian juga dengan kalian, jika pikiranmu sudah teracuni dengan sesuatu yang salah, mka sikap dan tindakan hidupmu akan selalu salah sampai selama-lamanya. Untuk itu, bersihkanlag pikiranmu dari racun-racun kehidupan ini".
Dua anak itu diam sambil mengangguk-angguk. Seolah mencerna perkataan bapak mereka. Semilir angin kembali menyapa mereka, dan kemudian mrereka kembali untuk pulang. Ikan yang mereka cari takjua mereka dapati, namun "Pelajaran Kehidupan" yang sejati mereka dapatkan.

sebuah kenangan akan almarhum bapak pada suatu waktu..prampalan medio juni 1989..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FIKSI Di Malam PASKAH