Sabtu, 25 April 2015

Setialah,jangan hanya menuntut yang lain setia

TENTANG KESETIAAN
Bapa mengasihi Aku, oleh karena Aku memberikan nyawa-Ku untuk menerimanya kembali yoh 11:17
Sebuah Pengantar
Dua orang pemuda sedang berbicara dengan sangat serius. Dan tampaknya percakapan mereka itu sungguh sangat menarik. Sambil menikmati kopi dan juga rokok,mereka berdua terlihat santai menikmati percakapan itu. Dan ternyata, percakapan itu sekitar kasih dan implementasinya. Sang Seorang berkeras bahwa dia akan mengasihi jikalau Gadis pujaannya itu mau menerima cintanya,sementara yang satunya juga kokoh pada pendirian bahwa meskipun gadis pujaannya tidak membalas kasih atau cintanya, dia akan tetap setia. Baginya, bisa mengasihi gadis jelita si Bunga Desa itu adalah karunia. Baginya, bisa memandang, bertatap muka dan bahkan terkadang berbicara berdua, bersama dalam sebuah kepanitian untuk kegiatan-kegiatan tertentu,sudah merupakan anugerah yang tidak pernah ia impikan. Dia tidak peduli apakah kasih atau cintanya diterima atau ditolak. Itu urusa Si Bunga Desa,urusan dia adalah mengasihinya dengan utuh dan sederhana.
Mendengar penuturan sahabatnya itu, si Pemuda yang satunya mendengarkan dengan terkadang mimik yang mengejek.
"Kau ini aneh, bagaimana mungkin kau akan tetap setia mengasihinya sementara si Bunga Desa itu sama sekali tidak menghiraukanmu?Kau emang bodoh kawan. Kau ini egois, hanya menghendaki keinginanmu saja."
Mendengar pernyataan karibnya itu, Pemuda satunya, yang setia meski tidak disetiai, menjawab dengan sederhana dan datar serta santai.
"Lho, bukannya kamu yang Egois, hanya mau mengasihi ketika kasihmu diterimanya, sementara jika kasihnya tidak dihiraukannya,kau akan berpaling. sungguh aneh,sangat aneh!"

Pelajaran dari Teks Yohanes 10:11-18
Dua pemuda dalam percakapan tadi berdiskusi untuk sesuatu yang prinsip dalam penghayatan iman Gereja. Tentang Kasih.  Tentang bagaimana besikap jika menghadapi sebuah situasi yang pelik. yaitu, mengasihi saat kasih atau perhatian kita tidak dihiraukan sama sekali. Terkadang,percakapan dalam dialog imajinatif dua pemuda diatas mwakili kita masing-masing. Artinya, kita sering beradu argumentasi tentang sesuatu yang berbeda persoalan. Mengasihi saat kasih diterima itu tidak salah,namun mengasihi dengan total, meski ditolak,itupun juga sesuatu yang benar, dan bahkan mungkin yang paling benar dalam ajaran gereja. Megasihi meski tidak dikasihi.
Terkadang gereja bertindak aneh, Berteriak keras tentang kasih namun tidak pernah ada wujud nyatanya(Baca juga di www.ppsetyasemesta.blogspot.com/antara petir dan gereja). Kerapkali mengumndangkan "Adzan" Kasih namun tidak pernah mau melakukan kasih itu dengan semestinya.
Bacaan kita hari ini adalah kisah tentang gembala yang Sejati,Yaitu Yesus dengan segala peri kehidupanNya. Paska paskah kita diajak untuk merenungkan kembali, meski sulit (www.ppcintasemesta.blogspot.com/antara makan dan saat teduh). Apa yang messti kita renungkan?Tindakan Yesus tentang hakekat relasional antara domba dan Gembala. apa yang mesti dicermati?Itu,tentang Relasi KAsih. Yesus membuat pernyataan yang hebat bahwa Ia dikasihi Bapa karena TELAH melakukan SEMUA kehendak dan tugasnya. Jadi,menurut pernyataan ini, Yesus mengajak para pendengarnya untuk sadar bahwa sejatinya kita ini sudah dikasihi,mana buktinya?Kan kita sudah mengenang serta merayakan Paskah,itu adalah pengenangan akan sebuah tindakan SUPER HERO Yesus . Tindakan Yesus menyerahkan nyawaNya itu adalah sebuah bukti nyata bahwa Ia mengasihi Bapa dan oleh karenanya, bapa juga mengasihinya. Jadi, tindakan kasih Yesus itu karena TELAH menerima kasih,bukan supaya mendapatkan kasih. ini menjadi penting dan menarik dalam tat kehidupan kita.

Sering dalam kehidupan iman kita yang terjadi adalah yang sebaliknya. Kita mau melakukan tindakan baik ketika sesuatu yang baik sudah kita alami terkait relasi kita dengan yang lain. Dan seringpula terjadi,kita enggan berbuat baik saat yang lain tidak berbuat baik. Yesus sadar betapa tugasnya yang baik itu mesti menghadapi banyak persoalan berat, namun Ia telah berhasil menaklukannya dengan indah dan sempurna.

Sebagai Sang Pemilik Kehidupan, Yesus mengenal dan mengasihi semua umatnya (domba). Pengenalan ini bukan sekedar hapal namun mengenal yang sejati. Hafal itu hanya sekedar tahu dan jarang dilakukan, namun Yesus tidak. Ia mengenal dengan sempurna semua domba dengan seabrek pergumulannya. Begitu juga sebaliknya, sang domba-domba juga mengenal dan paham dengan semua hal tentang Gembalanya. Namun yang terjadi di gereja sering njomplang. Gembala diharapkan hafal semua hal tentang domba namun Dombanya tidak dituntut mengerti dan mengenal semua hal tentang gembala.
Ajaran Tentang Gembala yang Baik ini semestinya diikuti dengan petunjuk mengenai "Domba yang Baik" juga, sehingga imbang. Tidak mungkinlah keadaan akan harmonis jika tidak ada keseimbangan.

Sebuah Penutup
Kesetiaan yang benar itu dua arah,jika hanya searah itu bukan kesetiaan. Jika gereja "Mengidolai" narasi tentang gembala yang baik, mka biar imbang, seharusnya juga gereja membangun diri sebagai "Domba yang Baik"
Oiya, dua pemuda tadi tidak pernah menemukan kesepakatan,namun mereka tetap rukun kok. Kata tetangga, saat rokok mereka habis, satu batangpun mereka isap bergantian untuk mereka berdua. Beda pasti,namun rukun dan damai perlu diperjuangkan.

salam cinta untuk semesta









Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FIKSI Di Malam PASKAH