BELAJAR DARI BUAH DURIAN
Hampir semua orang Indonesia mengenal buah Durian,
bahkan tidak sedikit yang teramat menyukai buah ini. Harganya relatif mahal
dibandingkan buah-buah yang lain di negeri ini.
Buah durian biasanya berbuah setahun sekali, dan matang disekitar bulan desember sampai Februari. Buah ini unik,modelnya seperti rambutan namun jauh lebih besar. Rasanya yang didominasi manis, namun ada variasi pahit dan legit. Buah ini, tidak akan pernah mau dipaksa untuk masak sebelum waktunya.
Durian akan jatuh dengan sendirinya ketika sudah masak, maka di daerah-daerah pusat buah Durian, sebelum masa masak tiba, banyak yang memanjat bergelantungan di pohon-pohon durian yang tinggi untuk menginkat (nyencangi dalam bahasa Jawa) durian yang hamper masak. Tujuannya adalah supaya ketika masak tidak jatuh liar dan akhirnya hilang atau pecah.
INGIN USAHA TICKETING? KLIK INI
Buah durian biasanya berbuah setahun sekali, dan matang disekitar bulan desember sampai Februari. Buah ini unik,modelnya seperti rambutan namun jauh lebih besar. Rasanya yang didominasi manis, namun ada variasi pahit dan legit. Buah ini, tidak akan pernah mau dipaksa untuk masak sebelum waktunya.
Durian akan jatuh dengan sendirinya ketika sudah masak, maka di daerah-daerah pusat buah Durian, sebelum masa masak tiba, banyak yang memanjat bergelantungan di pohon-pohon durian yang tinggi untuk menginkat (nyencangi dalam bahasa Jawa) durian yang hamper masak. Tujuannya adalah supaya ketika masak tidak jatuh liar dan akhirnya hilang atau pecah.
Buah Durian, dia tidak akan pernah mampu dipaksa oleh siapapun. Sebelum waktunya masak, meskipun diberi perangsang secanggih apapun, durian tidak akan pernah berubah. Rekayasa biologi hanya akan mampu memperpendek usia batang untuk berbuah, namun buah durian akan tetap setia dengan waktu yang dimilikinya. Setelah masakpun, durian masih akan menunjukkan sisi ketegarannya, ia tidak akan bias dipaksa untuk dibuka. Ia akan membuka diri sesuai dengan pakem dirinya yang telah tersurat semenjak buah ini masih muda.
Buah durian, meskipun direkayasa sedemikian rupa, tidak akanmampu merekayasa bentuknya. Dengan duri yang besar dan tajam, durian mempertahankan identitas dirinya. Menjaga “spiritualitas” tegar menghadapi arus jaman.
Manusia seharusnya mampu mengambil pelajaran
berharga dari Durian. Belajar kesetiaan, karena durian akan setia sampai waktu
masaknya tiba. Belajar setia, dengan bentuk yang kurang menarik namun memiliki
isi yang manis dan harum. Belajar setia,
karena hanya mau dibuka dengan jalan yang sudah tersedia dan tidak mau dipaksa
oleh apa dan siapapun.
Mbah'e
Tidak ada komentar:
Posting Komentar