KLIK INI JIKA INGIN PUNYA BANYAK UANG |
Seorang anak, berusia sekitar enam tahun. Anak
yang mulai menyadari lingkungannya dengan bangunan logika dalam benak pikirnya yang masih amat sangat sederhana, jika dibandingkan dengan orang dewasa.
Sering diajar atau didik oleh orangtua,lingkungan dan agama yang dianutnya.
Banyak hal yang diajarkan dengan harapan dalam hidupnya kemudian akan menjadi
lebih baik.
KRAN FINANSIAL ANDA
KRAN FINANSIAL ANDA
Suatu saat, dalam sebuah pesta ritual
terselenggaralah sebuah tradisi saling mengunjungi. Dan kisah ini yang menjadi
catatan dalam “Jalan Permenungan” ini. Dalam sebuah perjumpaan dan pada situasi
akhir, seperti tradisi yang dahulu-dahulu, ada acara saling memberi
angpaow kepada anak-anak.
Semua terlihat sukaria dan bergembira saat satu persatu warga saling memberi ke masing masing anak. Namun anak berusia enam tahun itu ketika hendak diberi uang,justru tangannya menggenggam uang di tangannya. Saking kuatnya gengggaman itu sehingga saat akan diberi uang oleh pamannya,tak bisa masuk. Uang itu.yang digenggam itu lembaran sepuluhribuan dan yang dipegang pamannya adalah lembaran seratusan ribu.
Semua terlihat sukaria dan bergembira saat satu persatu warga saling memberi ke masing masing anak. Namun anak berusia enam tahun itu ketika hendak diberi uang,justru tangannya menggenggam uang di tangannya. Saking kuatnya gengggaman itu sehingga saat akan diberi uang oleh pamannya,tak bisa masuk. Uang itu.yang digenggam itu lembaran sepuluhribuan dan yang dipegang pamannya adalah lembaran seratusan ribu.
Terkadang dalam kehidupan iman dan doa kita,kita bersikap seperti anak usia enam tahun itu. Kita berpikir bahwa yang kita minta,kita genggam itu yang paling benar dan dibutuhkan. Namun gagal melihat kehendak Tuhan bahwa ada “Sesuatu” yang lebih besar disiapkan dan hendak diberikan. Namun sulit terterima karena tangan yang terus tergenggam demi menjaga apa yang dirasakan sebagai “yang dibutuhkan”.
Sejatinya,manusia tinggal membuka tangannya dan kemudian isi tangan itu dilihat oleh yang akan memberi dan kemudian diberi sesuai dengan kebutuhannya. Namun sering manusia itu menggenggam eratapa yang ia pahami sebagai yang sangat ia butuhkan,padahal sejatinya itu adalah sebuah keinginan saja.
salam cinta untuk semesta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar