Kamis, 09 April 2015

Jangan Takut,,,kekuatannya sudah dipunahkan..



Alkisah, di sebuah dusun yang elok permai,hiduplah seluruh warga masyarakatnya dengan damai dan tenang. Alam masih sangat indah,  bukit-bukit  mengelilingi dusun itu, dua anak sungai kecil dengan air bening,seperti air purbakala mengalir denga tulus dan tenan g,terkadang bercanda dengan riang melewati celah-celah bebatuan dari lembah-lembah bukit , alirannya menyatu  di tengah desa yang kemudian menjadi sebuah nama yang popular, Kali Tempur. Seluruh penduduk berkarya dengan riang gembira,dengan sukacita,dengan tenang dan damai.
Adalah sebuah hal yang biasa jika dalam kehidupan ini ada ketenagan,juga ada kegaduhan. Pun demikian dengan desa mungil di antara perbukitan itu. Suatu saat, seorang penggembala Sapi di sebuah padang Gembalaan bernama Teken, mungkin berasal dari lafal kata teken sebatang kayu untuk menopang perjalanan manusia yang sudah renta, ketakutan bukan kepalang manakala mendapati seekor sapinya kelojotan dan kemudian mati. Setelah diusut, ternyata, sapi itu tergigit binatang berbisa. Dan setelah ditelusuri, ternyata bisa yang membunuh  sapi itu adalah seekor ular weling yang sudah tua, berada di sebuah ceruk atau kedungan kecil diantara sungai-sungai bukit di dekat ladang gembalaan itu.
Usai peristiwa itu, semua yag bertugas angon menjadi kuatir,karena ularnya tidak terkejar,masuk ke dalam lobang di bawah batu yang besar dan dalam. Ketakutan semakin lama semakin menguasahi  warga dusun itu, jangan-jangan ularnya banyak,dan bukan hanya menggigit sapi,namun jika semakin banyak bisa jadi  akan mengigit manusia juga. Ketakutan menyelimuti segenap masyarakat. Ibu-ibu takut anaknya bermain-main di dekat sungai,dekat kali,dekat gerumbulan, bapak-bapak takut mencari rumput di luar ladang dan tegalnya. Semua menjadi takut dan gelisah.
Dalam ketakutan itu, datanglah berita bahwa di sebuah rumah, ada penduduk yang kedatangan saudara jauh. Dan menurut berita burung pula, si tamu yang adalah seorang pemuda tampan nan kalem itu memiliki kemanpuan menaklukan berbagai jenis bisa ular. Harapan penduduk desa itu menyala kembali,lalu mereka bersepakat untuk meminta tolong si Tamu,pemuda kalem itu untuk mencari ular-ular dan menyirnakannya.
Beberapa waktu kemudian,didapti kabar bahwa ular-ular itu seperti koloni,kelompok yang memiliki pemimpin,dan semua seolah bergantung pada pemimpinnya. Yang membunuh sapi di ladang gembalaan teken itu bukan pemimpinnya,maka mereka sepakat membantu mencari di mana pemimpin koloni ular ganas itu ada.
Ternyata,ular ganas itu ada di sebuah goa, di atas dusun itu, di sebuah temapat yang oleh warga desa itu dinamakan Wonocoyo. Agak jauh dari dusun itu. Setelah melalui perjuangan yang menegangkan, setelah tiga hari didobra,dibongkar baru besar di depan goa markas raja ular, maka si pemuda itu berhasil menaklukan raja ular ganas itu. Tidak dinuhnya,namun semua bisa dan racunnya dibuat sirna. Ular besar, berwarna hitam putih itu,kemudian dibawa ke dusun,menjadi tontonan seluruh warga. Beberapa meminta agar ular itu dibunuh saja, namun menurut si pemuda itu, dia tidak bisa dibunuh,dia akan tetap ada, meski sudah tidak berbahaya lagi. Beberapa orang yang diminta memegang ular itu,masih tetap ketakutan,namun aroma sukacita seluruh warga dusun sangat terasa.
Hari berganti dengan setia, tak ada yang mampu menghentikan laju sang waktu. Kehidupan dusun itu telah kembali, namun ada yang aneh, anak-anak,para ibu dan beberapa orang masih takut dengan ular yang sudah tak berdaya itu. Mereka masih enggan angon di ladang gembalaan lagi,mereka malas mencari rumput lai,malas ke sawah,malas bekerja.
Ketakutan biasanya bukan bersumber dari luar diri seseorang, melainkan dari dalam diri sendiri. Meski musuh itu telah kehilangan semua kekuatannya, namun jika ketakutan masih ada sewaktu melihat musuh itu, selamanya ketakutan itu akan bersemayam. Kematian Kristus adalah untuk menumpulkan kuasa jahat,namun manusia msih trauma dengan kuasa jahat,meski sudah tak berkuasa, namun masih menikmati trauma itu.

Salam damai

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FIKSI Di Malam PASKAH