Kamis, 30 April 2015

Spiritualitas Banjir


KEJUJURAN BANJIR
Setelah pagi tadi berjumpa dengan pengalaman unik berkenaan dengan sikap manusia yang katanya harus memiliki budi pekerti yang luhur namun ternyata berkebalikan 180,siang ini pengalaman berharga kembali menyapaku. Sepulang dari menjemput anak dari sekolah, kami melewati jalan yang berbeda,lewat jalur bawah yang lebih baik jalannya. Dan dengan itu harus melewati sungai yang cukup besar untuk wilayah kami. Inilah pengalaman yang mengajari kami akan sebuah petuah kehidupan.
Banjir adalah bahasa alam yang kemudian oleh kami sebagai manusia ini sering menyebutnya bencana. Ia, si banjir itu tidak selamanya akan hadir,dia akan hadir pada kesempatan-kesempatan tertentu dan dia akan selalu jujur dengan keberadaanya. Tidak pernah banjir dan rekan-rekannya seperti tanah longsor dan gempa bumi bisa diajak kompromi. Sekali lagi ia jujur dengan semuanya. Dan Banjir yang kelihatannya menyapa kami semalam itu sangat besar, sampai-sampai jembatan yang sering kami lalui jika bepergian itu tidak sanggup meampunya sehingga menerjang semua yang ada.
Akibat banjir yang jujur itu,sungai itu menjadi bersih dan airnya juga terlhat lebih bersih meskipun beberapa tanaman dan tanggul jebol. Mungkin tanggul itudibuat dengan tidak jujur dan banyak korupsinya sehingga tidak sekokoh yang diharapkan. Kejujuran banjir itu mengajakku merenung,betapa dia dihadirkan oleh Sang Kuasa untuk menyapa dan menerjang siapa saja tanpa pandang bulu. Dia type ciptaan yang tanpa kompromi,yang jujur dengan segalanya dan tidak ada manipulasi.
Akh..banjir, aku jadi malu denganmu karena bangsa kami yang manusia ini, yang katanya berbudi pekerti luhur ini tidak bisa sepertimu yang jujur. Namun ijinkan kami meneladanimu untuk jujur akan segala hal.

Salam kasih untukmu banjir,kaulah pelopor keseimbangan semesta
Salam cinta dari semesta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FIKSI Di Malam PASKAH