KEJUJURAN
BANJIR
Setelah pagi tadi berjumpa dengan pengalaman unik
berkenaan dengan sikap manusia yang katanya harus memiliki budi pekerti yang
luhur namun ternyata berkebalikan 180,siang ini pengalaman berharga kembali
menyapaku. Sepulang dari menjemput anak dari sekolah, kami melewati jalan yang
berbeda,lewat jalur bawah yang lebih baik jalannya. Dan dengan itu harus
melewati sungai yang cukup besar untuk wilayah kami. Inilah pengalaman yang
mengajari kami akan sebuah petuah kehidupan.
Banjir adalah bahasa alam yang kemudian oleh kami
sebagai manusia ini sering menyebutnya bencana. Ia, si banjir itu tidak
selamanya akan hadir,dia akan hadir pada kesempatan-kesempatan tertentu dan dia
akan selalu jujur dengan keberadaanya. Tidak pernah banjir dan rekan-rekannya
seperti tanah longsor dan gempa bumi bisa diajak kompromi. Sekali lagi ia jujur
dengan semuanya. Dan Banjir yang kelihatannya menyapa kami semalam itu sangat
besar, sampai-sampai jembatan yang sering kami lalui jika bepergian itu tidak
sanggup meampunya sehingga menerjang semua yang ada.
Akibat banjir yang jujur itu,sungai itu menjadi
bersih dan airnya juga terlhat lebih bersih meskipun beberapa tanaman dan
tanggul jebol. Mungkin tanggul itudibuat dengan tidak jujur dan banyak
korupsinya sehingga tidak sekokoh yang diharapkan. Kejujuran banjir itu
mengajakku merenung,betapa dia dihadirkan oleh Sang Kuasa untuk menyapa dan
menerjang siapa saja tanpa pandang bulu. Dia type ciptaan yang tanpa
kompromi,yang jujur dengan segalanya dan tidak ada manipulasi.
Akh..banjir, aku jadi malu denganmu karena bangsa
kami yang manusia ini, yang katanya berbudi pekerti luhur ini tidak bisa
sepertimu yang jujur. Namun ijinkan kami meneladanimu untuk jujur akan segala
hal.
Salam kasih untukmu banjir,kaulah
pelopor keseimbangan semesta
Salam cinta dari semesta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar