Selasa, 21 April 2015

TanganNya Menyertaimu...




 TENTANG PENYERTAAN
“Nak, besok jika kamu berangkat ke Jakarta,hati-hatilah. Berlakulah sopan,ramah dengan siapa saja. Kamu naik bus umum saja,berangkat sore,sampai di sana pagi,nanti setelah turun di terminal Pulogadung,naik angkot nomer 37,warnanya merah. Ini nomer HP paklikmu,dan ini ongkos beserta uang saku untuk perjalananmu”. Demikianlah seorang bapak memberikan wejangan kepada anaknya yang hendak bepergian ke kota metropolitan. “Di Bis tetap hati-hati,banyak  calo dan copet di terminal. Juga sesampai di terminal, jika masih pagi, lebih baik kau berjaga di sekitar pos jaga terminal. Hati-hati dan mantapkan langkahmu”Itulah pesan,weling,nasehat dari orangtua. Semua diupayakan disampaikan dan taklupa, ada ongkos untuk sarana perjalanan. Dengan semua nasehat dan biaya yang sudah disiapkan bapaknya itu, si anak mantap melangkah menuju ibukota tujuannya.
Bacaan Alkitab minggu paskah VI ini mengajak kita untuk ingat, betapa  paska kebangkitan Yesus, ada tugas yang harus dilanjutkan. Tugas itu adalah menyampaikan kabar sukacita kepada semua ciptaan. Pengalaman Paulus yang dilaporkan Kitab Kisah Para Rasul mengajak kita sadar bahwa tugas itu memang ahrus dikerjakan. Harus dilaksanakan meskipun akan menghadapi berbagai ancaman, baik dari illah-illah lain,penyakit,konspirasi jahat,fitnah dan penolakan. Itu yang dialami Paulus (Kis 17:22-31).
Hal yang sama dikerjakan oleh Petrus, dalam suratnya Petrus menegakan bahwa Injil meski diwartakan kepada semua, bahkan ke mereka-mereka yang berada “jauh” (dalam bahasa Petrus dipakai istilah roh-roh). Semua dikerjakan dan dilaksanakan dengan kesdaran bahwa berita sukacita itu mesti dibagikan (1 Petrus 3:13-21). Petrus dan Paulus begitu berani,begitu tegar,begitu mantap menyampaikan berita tentang Kristus karena “sudah merasa dibekali” oleh Sang Pemilik Karya itu, yaitu Yesus. Dalam Yohanes 14:15-21, Yesus menjanjikan Penolong Yang Lain yang akan membuat para murid tidak menjadi Yatim, penolong itu adalah Roh Kudus. Roh inilah yang akan menyertai,menolong,menjaga,memampukan semua orang percaya mengerjakan pekerjaan Yesus. Jika semua itu sudah dilaksankan, maka pada akhir nanti, semua akan dikenang dengan sukacita seperti kesaksian Pemazmur (Maz 68:8-20)
Kesadaran akan penyertaan itu yang membuat orang berani. Kesadaran bahwa dia tidak sendiri itu yang membuat manusia mantap menjalani hidupnya. Belajar dari Paulus dan Petrus, serta mengingat janji Yesus yang “Tidak akan meninggalkan kita sendiri”, seharusnya kta selalu mantap di dalam mengerjakan semua pekerjaanNya, meski hambatan,,rintangan,ancaan,godaan senantiasa silih berganti menghandang kita. Namun, pengalaman akan dijumpai manakala kita mau menjadi pelaku,buka sekedar penonton. Jangan hanya menjdi “Penonton” laga pelayanan Paulus dan Petrus,namun mari kita terjun ke gelanggang pertarungan iman supaya tidak sekedar melihat pengalaman orang, namun juga ikut mengalami dengan kesadaran akan penyertaannya.
Selamat mencoba merasakan penyertaan Roh Kudus.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FIKSI Di Malam PASKAH