TENTANG
PENYERTAAN
“Nak, besok jika kamu berangkat ke
Jakarta,hati-hatilah. Berlakulah sopan,ramah dengan siapa saja. Kamu naik bus
umum saja,berangkat sore,sampai di sana pagi,nanti setelah turun di terminal
Pulogadung,naik angkot nomer 37,warnanya merah. Ini nomer HP paklikmu,dan ini
ongkos beserta uang saku untuk perjalananmu”. Demikianlah seorang bapak
memberikan wejangan kepada anaknya yang hendak bepergian ke kota metropolitan.
“Di Bis tetap hati-hati,banyak calo dan
copet di terminal. Juga sesampai di terminal, jika masih pagi, lebih baik kau
berjaga di sekitar pos jaga terminal. Hati-hati dan mantapkan langkahmu”Itulah
pesan,weling,nasehat dari orangtua. Semua diupayakan disampaikan dan taklupa,
ada ongkos untuk sarana perjalanan. Dengan semua nasehat dan biaya yang sudah
disiapkan bapaknya itu, si anak mantap melangkah menuju ibukota tujuannya.
Bacaan Alkitab minggu paskah VI ini mengajak kita
untuk ingat, betapa paska kebangkitan
Yesus, ada tugas yang harus dilanjutkan. Tugas itu adalah menyampaikan kabar
sukacita kepada semua ciptaan. Pengalaman Paulus yang dilaporkan Kitab Kisah
Para Rasul mengajak kita sadar bahwa tugas itu memang ahrus dikerjakan. Harus
dilaksanakan meskipun akan menghadapi berbagai ancaman, baik dari illah-illah
lain,penyakit,konspirasi jahat,fitnah dan penolakan. Itu yang dialami Paulus
(Kis 17:22-31).
Hal yang sama dikerjakan oleh Petrus, dalam
suratnya Petrus menegakan bahwa Injil meski diwartakan kepada semua, bahkan ke
mereka-mereka yang berada “jauh” (dalam bahasa Petrus dipakai istilah roh-roh).
Semua dikerjakan dan dilaksanakan dengan kesdaran bahwa berita sukacita itu
mesti dibagikan (1 Petrus 3:13-21). Petrus dan Paulus begitu berani,begitu
tegar,begitu mantap menyampaikan berita tentang Kristus karena “sudah merasa
dibekali” oleh Sang Pemilik Karya itu, yaitu Yesus. Dalam Yohanes 14:15-21,
Yesus menjanjikan Penolong Yang Lain yang akan membuat para murid tidak menjadi
Yatim, penolong itu adalah Roh Kudus. Roh inilah yang akan
menyertai,menolong,menjaga,memampukan semua orang percaya mengerjakan pekerjaan
Yesus. Jika semua itu sudah dilaksankan, maka pada akhir nanti, semua akan
dikenang dengan sukacita seperti kesaksian Pemazmur (Maz 68:8-20)
Kesadaran akan penyertaan itu yang membuat orang
berani. Kesadaran bahwa dia tidak sendiri itu yang membuat manusia mantap
menjalani hidupnya. Belajar dari Paulus dan Petrus, serta mengingat janji Yesus
yang “Tidak akan meninggalkan kita sendiri”, seharusnya kta selalu mantap di
dalam mengerjakan semua pekerjaanNya, meski hambatan,,rintangan,ancaan,godaan
senantiasa silih berganti menghandang kita. Namun, pengalaman akan dijumpai
manakala kita mau menjadi pelaku,buka sekedar penonton. Jangan hanya menjdi
“Penonton” laga pelayanan Paulus dan Petrus,namun mari kita terjun ke gelanggang
pertarungan iman supaya tidak sekedar melihat pengalaman orang, namun juga ikut
mengalami dengan kesadaran akan penyertaannya.
Selamat mencoba merasakan penyertaan Roh Kudus.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar