Kamis, 03 November 2016

WAJAH NEGARA DALAM SEBUAH HELM



Helm, benda yang sederhana. Dia tidak mahal,meski juga tidak begitu murah, artinya ada yang berharga sangat mahal, namun ada yang berharga murah, sehingga terjangkau segala usia. Dia dicipta sebagai sebuah kelengkapan, tepatnya kelengkapan demi keamanan dan kenyamanan bagi siapa saja yang mengendarai kendaraan bermotor dengan roda dua.

Karena dirasa sebagai sebuah kebutuhan pokok bagi pengendara sepeda motor beroda dua, maka oleh Negara sebagai penyelenggara hidup bersama dalam rebuah territorial  tertentu, mewajibkan semua pengendara kendaraan bermotor dengan dua roda, harus memakai benda ini, memakai Helm. Demi mendisiplinkan, maka dibuat peringatan dan hukuman jika terjadi pelanggaran. Meski ada hukuman, namun inti utama penggunaan Helm adalah demi keselamatan pengendara selama berkendara.

Negara, melalui pemerintah telah menetapkan perangkat pengawas berlaluntas bernama polisi. Perangkat inilah yang bertugas menata dan mengatur ketertiban berkendara, maka jika ada yang melanggar,perlu diberi peringatan. Jika pelanggarannya berulang-ulang, maka perlu diberi hukuman,demi tegaknya  hokum atau pranata social dan juga demi kenyamana dan keselamatan berkendara.

Namun, meski semua telah diatur sedemikian bagus dan rapi, jika manusia sebagai “yang diatur dan dijaga “ keselamatannya, tidak menghargainya, maka semua akan menjadi kacau. Banyak pengendara kendaraan bermotor roda dua yang tidak atau enggan menggunakan helm, dan alasan yang disampaikan sungguh sangat lucu. TIDAK ADA POLISI.

Sungguh ironis, Helm yang tujuan pemakaiannya demi keselamatan dan kenyamanan berkendara, ternyata maknanya  telah dikerdilkan sedemikian kerdil. Dan itu terjadi secara massif dan terstruktur. Sunggu memprihatinkan.

Dari helm dan penggunanya, kita bisa melihat wajah asli negeri ini. Bahwa ketertiban,ketaatan, keselamatan ternyata belum menjadi kebutuhan diri dan bersama. Dari helm ini juga kita bisa mengukur seberapa kualitas manusia Indonesia, bahwa, dalam darahnya belum mengalir jiwa kesetiaan,ketaatan,ketertiban yang justru sangat dibutuhkan demi hidup bersaman yang aman dan nyaman.

Helm..helm, darimupun aku bisa melihat wajah negeriku ini….

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FIKSI Di Malam PASKAH