Kamis, 03 November 2016

SUMUR TUA


Pembangunan jalur tol Bawen-Salatiga yang melintasi dekat pemukiman kami,berakibat sumber air mengalami penyusutan. Selama ini,kami warga dusun mengandalkan sumber air gunung di atas dusun sebagai  sumber utama kebutuhan kami. Namun semenjak penggalian tanah bukit dalam dua tahun terkahir,sumber air itu berkurang. Ini yang menjadikan kami mencoba mencari sumber air alternative.
INFO BISNIS MENARIK 
Di dekat gedung tempat kami menyembah Sang Maha Rahim, ada sumur. Karena kebutuhan air tercukupi dengan sumber air gunung itu,maka sumur yang sudah tua itu jarang kami pergunakan. Namun sumur tua itu tetap ada, bahkan saat ada rehab bagian belakangnyapun, keberadaan sumur tua itu tetap dipertahankan. Demi mengantisipasi kekurangan air,maka kami berupaya mengoptimalkan sumur tua yang ada itu.

Awalnya, kami pasang mesin pompa air. Setelah usai,kami mencoba menyalakannya, setelah kontak kabel disambungkan ke sumber tenaga,yaitu alisan listrik. Mesin masih bagus, dan keluarlah air – yang tampak – bening, dari pralon di mesin pompa air itu. Kami, saya dan beberapa tetangga dekat- gembira karena kebutuhan akan air tidak menjadi persoalan lagi. Kemudian,salah seorang diantara kami,mengambil ember,mencoba menampung air dari dalam sumur tua itu.

Astagaaa……! Ternyata warna air dari sumur tua itu tidaklah sejernih yang nampak muncrat dari pralon itu. Setelah tertuang dalam ember, nampak bahwa iar itu berwarna kuning kecoklat-coklatan. Kata seorang ibu yang ada di dekat ember itu, semua terjadi karena air dalam sumur tua itu tidak pernah dipakai,sehingga tidak terjadi permutasian,pergantian air. Maka kemudian kami sepakat mengurasnya. Hampir 4 jam kami mengurasnya,kami menjaganya,dan juga menghabiskan listrik yang (mungkin) cukup banyak. Setelah itu, air menjadi bening kembali dan baunyapun  menjadi lebih segar,tidak menyengat.

Bercermin dari kisah Sumur Tua dan airnya di atas. Terkadang (atau malah selalu ya??) pikiran, dan pola pikiran manusia, pengetahuan manusia, informasi yang didapatinya,seperti air dalam sumur,yang tidak pernah dipakai. Berbau dan tidak berguna untuk kebaikan. Pikiran, pengetahuan,informasi yang tidak pernah diperbaharui,menjadikan manusia keruh dan stidak berguna.

Maka, menjadi penting untuk siapa saja,agar selalu memperbaharui diri. Memperbaharui diri agar selalu segar dalam segala hal. Tidak picik dan selalu mau menang sendiri,yang inginnya memaksakan kehendak kepada siapapun juga. 

Pikiran yang picik disebabkan kegagalannya memperbaharui diri. Jangan sampai kita semua, seperti air dalam sumur tua yang kotor,berbau dan kurang bermanfaat untuk kehidupan.

Selamat Pagi..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FIKSI Di Malam PASKAH