Kabut tipis pagi ini kurasakan begitu romantis. Sentuhan rasa
dinginnya begitu terasa,meski aku sadari musim sedang mendukung keadaan dingin
ini, namun tetaplah aku merasakan ada beda nuansa. Masih seperti hari-hari yang
lalu, embun selalu menjadi mutiara semesta yang selalu tersedia untuk diberi
makna. Dan pagi ini, kabut dan embun serta tanah basah kembali menemaniku
membuka hari.
Pematang basah sudah aku lalui,dan di bawah pohon mangka
kuno, dekat sebuah gubug sederhana,aku menghentikan langkah. Masih dalam remang
pagi, masih dalam dingin dan
sepi,kunikmati beranda hari dan kurasakan betapa sempurnanya alam semesta ini. Di
sebelah barat gubug dan pohon manga tua ini,gemericik sungai gunung dengan air
yang selalu jernih menyanyikan simfoni semesta,di sebelah utara sawah teras erring
ini, bukit curam dengan pepohonan lebat..di sebelah selatan, agak jauh terlihat
remang hitam,karena masih gelap bukit dan rimbun pepohonan,sementara di sebelah
timur,lekukan ngarai yang di sana ada kampung kami.. akhh..selalu kurindu semua
ini
Masih dalam gelap,kudengar suara mencicit dari balik
rimbunan pohon manga, kuperhatikan dengan seksama. Aku kemudian sadar,bahwa itu
suara anak-anak burung pipit yang sudah bangun dan merasa lapar. Terbayang olehku,mereka
berhangat ria di dalam sangkar sempit nan elok, dan lapar itu adalah cara alam
membangunkan induk mereka. Kemudian kelihat sebuah benda kecil
berkelebat,menyeruak dari basah embun dan rimbun daun,menuju ujung pematang.
Dan sesampainya di sana, membuat rimbun pohon padi
bergoyang-goyang. Aku mengamati dengan seksama,dan kulihat,dua ekor burung
pipit jenis hitanm-putih sedang memaguti bulir-bulir padi. Beberapa saat
kemudian terbang dan terdengar riuh suara anak-anaknya menyambutnya,kemudian
induk yang satunya (saya tidak bisa membedakannya mana yang jantan dan
betina,selainmasih agak gelap juga saya bukan ahli perburungan) terbang ke
sarang,juga dengan sambutan meriah anak-anak mereka.
Aku termenung,dan dalam batinku seperti membuka tabir
pelajaran hidup. Burng pipit yang sederhana itu memiliki tanggung jawab yang
sempurna untuk keturunan mereka. Emasa mereka belum bisa mandiri mencari makan,
induk mereka akan bertaruh nyawa demi kehidupan mereka. Selalm anak-anak mereka
belum bisa terbang,mereka akan merelakan istirahat paginya,nyaman tidurnya demi
mencarikan makan mereka,dan saya yakin,tiada satupun dari anak-anaknya
memberikan apresiasi.
Pagi ini, dari kehidupan burung pipit,aku bisa bercermin
untuk hidup ini,betapa tanggungjawab yang sejati,bisa mengusir
kenyamanan,kemalasan,keengganan dan mampu menumbuhkan keberanian yang luarbiasa. Seperti burung pipit
yang tidak menghiraukan aku yang hanya berjarak 6 meteran,demi keberlangsungan
hidup keturunan mereka.
Terima Kasih Burung Pipit, pagi ini kau berikan aku
kuliah kehidupan tentang bagaiman bertangungjawab …
Tidak ada komentar:
Posting Komentar