Senin, 28 November 2016

NASEHAT BURUNG PIPIT



Kabut tipis pagi ini kurasakan begitu romantis. Sentuhan rasa dinginnya begitu terasa,meski aku sadari musim sedang mendukung keadaan dingin ini, namun tetaplah aku merasakan ada beda nuansa. Masih seperti hari-hari yang lalu, embun selalu menjadi mutiara semesta yang selalu tersedia untuk diberi makna. Dan pagi ini, kabut dan embun serta tanah basah kembali menemaniku membuka hari.
Pematang basah sudah aku lalui,dan di bawah pohon mangka kuno, dekat sebuah gubug sederhana,aku menghentikan langkah. Masih dalam remang pagi, masih  dalam dingin dan sepi,kunikmati beranda hari dan kurasakan betapa sempurnanya alam semesta ini. Di sebelah barat gubug dan pohon manga tua ini,gemericik sungai gunung dengan air yang selalu jernih menyanyikan simfoni semesta,di sebelah utara sawah teras erring ini, bukit curam dengan pepohonan lebat..di sebelah selatan, agak jauh terlihat remang hitam,karena masih gelap bukit dan rimbun pepohonan,sementara di sebelah timur,lekukan ngarai yang di sana ada kampung kami.. akhh..selalu kurindu semua ini

Masih dalam gelap,kudengar suara mencicit dari balik rimbunan pohon manga, kuperhatikan dengan seksama. Aku kemudian sadar,bahwa itu suara anak-anak burung pipit yang sudah bangun dan merasa lapar. Terbayang olehku,mereka berhangat ria di dalam sangkar sempit nan elok, dan lapar itu adalah cara alam membangunkan induk mereka. Kemudian kelihat sebuah benda kecil berkelebat,menyeruak dari basah embun dan rimbun daun,menuju ujung pematang. 

Dan sesampainya di sana, membuat rimbun pohon padi bergoyang-goyang. Aku mengamati dengan seksama,dan kulihat,dua ekor burung pipit jenis hitanm-putih sedang memaguti bulir-bulir padi. Beberapa saat kemudian terbang dan terdengar riuh suara anak-anaknya menyambutnya,kemudian induk yang satunya (saya tidak bisa membedakannya mana yang jantan dan betina,selainmasih agak gelap juga saya bukan ahli perburungan) terbang ke sarang,juga dengan sambutan meriah anak-anak mereka.

Aku termenung,dan dalam batinku seperti membuka tabir pelajaran hidup. Burng pipit yang sederhana itu memiliki tanggung jawab yang sempurna untuk keturunan mereka. Emasa mereka belum bisa mandiri mencari makan, induk mereka akan bertaruh nyawa demi kehidupan mereka. Selalm anak-anak mereka belum bisa terbang,mereka akan merelakan istirahat paginya,nyaman tidurnya demi mencarikan makan mereka,dan saya yakin,tiada satupun dari anak-anaknya memberikan apresiasi.

Pagi ini, dari kehidupan burung pipit,aku bisa bercermin untuk hidup ini,betapa tanggungjawab yang sejati,bisa mengusir kenyamanan,kemalasan,keengganan dan mampu menumbuhkan  keberanian yang luarbiasa. Seperti burung pipit yang tidak menghiraukan aku yang hanya berjarak 6 meteran,demi keberlangsungan hidup keturunan mereka.
Terima Kasih Burung Pipit, pagi ini kau berikan aku kuliah kehidupan tentang bagaiman bertangungjawab …

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FIKSI Di Malam PASKAH