Hujan tahun ini sungguh berbeda dengan tahun-tahun yang
sudah aku lalui. Setahuku,iklim tropis negeri kami memilah musim menjadi dua,
kemarau dan penghujan. Kemarau ada di bulan april sampai oktober,sedangkan
oktober sampai april,biasanya, musim hujan. Namun sudah beberapa tahun
terakhir, musim sulit diprediksi. Namun demikian,kami mulai mengerti maksut
alam bahwa kami hanya diminta untuk tunduk kepada alam.
Hari ini, penghujung November, hujan selalu turun setelah
lewat tengah hari. Pun demikian dengan hari ini, hujan sudah berkunjung saat
tengah hari belum jua terlewati. Dalam derasnya hujan, kutempuh perjalanan
dengan sukaria, karena memang hujan adalah karunia. Dalam perjalanan, kami
lebih berhati-hati,lebih pelan dan dengannya kami bisa menikmati
perjalanan,meski terhalang derasnya hujan.
Aliran air seolah membentuk sungai-sungai kecil di
sekitar jalan yang kami lalui. Dan hujan masih tetap setia menyerang bumi. Ada ketertundukan
oleh hujan,tidaklah mendanak karena jika mendangak, wajah tiada kuat menahan
surahan air hujan. Beberapa anak-anak terlihat bermain di sekitar sawah,seolah
tidak takut bahaya hujan, namun tulah anak,bahayapun dianggapnya sebagai medan
permainan.
Sesampainya di tempat tinggal kami (bukan rumah
sendiri,sehingga takut berkata sampai di rumah), disambut dengan semakin
derasnya hujan. Membuka pintu dan kudapati air tertumpah dari atas. Ternyata gentingnya
bocor,internit itu sudah basah dan terlihat peta pembusukan. Kami mengambil
ember, menjadikannya tempat penampungan air hujan. Beberapa tempat nampak licin
akibat air hujan itu. Sempat agak kesal juga,karena sat letih mendera, justru pekerjaan menanti. Rumah tinggal
ini sudah butuh diperhatikan lebih..namun siapa yang mesti memperhatikan?
Dari hujan aku bisa menemukan banyak pelajaran. Ada kejujuran
di sana, jujur melihat bahwa barang itu sudah tua dan rusak, maka air hujan
akan menghakiminya. Di sini doa dan harapan baik,masih kurang sempurna untuk
merenovasi,butuh biaya dan tenaga. Dari hujan juga aku bisa belajar,bahwa licin
itu membutuhkan kehati-hatian yang ekstra. Dari hujan pula aku belajar melihat
bahwa hidup ini bagaikan sebuah perjalanan yang mesti dinikmati, bukan sekedar
dilalui..
Akhh..hujan, selalu aku akan merindu dirimu..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar