Indonesia
tanah air beta
Pusaka
abadi nan jaya
Indonesia
sejak dulu kala
S’lalu
di puja-puja bangsa
di
sana tempat lahir beta
dibuai
dibesarkan bunda
tempat
berlindung di hari tua
sampai
akhir menutup mata
Lagu
ini dinyanyikan seusai rehat dalam temu lintas iman nasional di Panti Semedi
Klaten. Semakin semarak dengan iringan Saxopone dari Romo Aloysius Budi
Purnomo. Terasa indah dan syahdu, bahkan seolah memanggil jiwa nasionalisme
(paling tidak saya) setiap orang yang mendengarkannya. Dan bahkan bisa membuat
merinding, membangkitkan bulu kudu siapa saja yang masih memiliki jiwa
nasionalisme, jiwa yang terikat erat dengan bumi pertiwi, Indosesia, Nusantara.
Indonesia,
kaulah tanah air,tanah tumpah darah kami, tempat di mana kami hidup dan dihidup
serta harus menghidupi semua ciptaan di Indonesia ini. Tanah air yang di
dalamnya ada sejuta keindahan. Indonesia adalah tanah pusaka, namun sekarang
sedang bersedih,sedang terluka. Luka itu menganga dan semakin menganga justru
karena ulah anak-anak negeri yang meninggalkan akal sehatnya demi ambisi dan
kepentingan pribadinya.
Tanah
pusaka ini, Indonesia ini, adalah tanah warisa dari leluhur dan juga pinjaman
dari anak cucu yang akan elanjutkan kehidupan di negeri ini. Tanah pusaka ini
sedang berduka untuk keberadaanya yang semakin memprihatinkan. Indonesia yang
menjadi keirian bagi siapa saja bangsa di dunia,namun sejak sekian waktu
terluka dan berdarah.
Di
Indonesia aku lahir, di Indonesia ini aku mengenal apa itu hidup,apa itu
keindahan. Di negeri ini, tanah,air,udara dan segala yang yang tercipta. Di
Indonesialah aku menikmati hidup pemberianNya, namun saat ini sedang
bersedih,sedang menangis dalam isak sunyi yang tidak banyak mampu mendengar
tangisan negeri ini. Semua sudah ditulikan oleh gemuruh ambisi yang menggerlora
dan membara dalam dada masing-masing anak bangsa. Saling hujat,saling
maki,saling cabik dan cakar demi kepentingan nafsu serakah yang membelenggu
kehidupan kami semua.
Di
Indonesia ini, Bumi Pertiwi ini,aku dan semua yang hidup di bumi ini,dibuai
dengan belaian cinta bunda,bunda pertiwi juga. Di negeri ini, Indonesia, Bumi
Pertiwi ini nantinya, ada sebongkah harapan akan menutup mata ,kembali kepada
Sang Ada Tunggal, Sang Pemilik Kehidupan Sejati, kembali menghadap sang Pencipta.
Namun, jiwaku meradang menyaksikan dan mengalami Indonesia, bumi pertiwi ini
dalam kesedihan.
Nyanyian
yang kami nyanyikan, seolah menjadi tali pengikat yang menyatukan kami, seolah
menjadi Ruh yang memiliki kekuatan menyadarkan kami semua, bahwa Negeri ini
sedang dalam bahaya. Bahaya yang mengancam keutuhan dan kebersamaan. Bahaya yang
ironisnya justru dilakukan oleh anak-anak negeri sendiri..
Nyanyian
Indonesia Tanah Air beta, seoalh mencambut kesadaran nasionalsme kami, bahwa
kami hidup dan menikmatinya di negeri ini dan belum bisa berterima kasih. Maka,
biarlah nyanyian ini,membangunkan kami dari tidur panjang ketidaksadaran akan
bahaya perpecahan anak-anak negeri ini..
Selamat
berjuang menjaga keutuhan negeri ini..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar