Selasa, 15 November 2016

NYANYIAN SUCI ANAK-ANAK NEGERI



Indonesia tanah air beta
Pusaka abadi nan jaya
Indonesia sejak dulu kala
S’lalu di puja-puja bangsa
di sana tempat lahir beta
dibuai dibesarkan bunda
tempat berlindung di hari tua
sampai akhir menutup mata

Lagu ini dinyanyikan seusai rehat dalam temu lintas iman nasional di Panti Semedi Klaten. Semakin semarak dengan iringan Saxopone dari Romo Aloysius Budi Purnomo. Terasa indah dan syahdu, bahkan seolah memanggil jiwa nasionalisme (paling tidak saya) setiap orang yang mendengarkannya. Dan bahkan bisa membuat merinding, membangkitkan bulu kudu siapa saja yang masih memiliki jiwa nasionalisme, jiwa yang terikat erat dengan bumi pertiwi, Indosesia, Nusantara.

Indonesia, kaulah tanah air,tanah tumpah darah kami, tempat di mana kami hidup dan dihidup serta harus menghidupi semua ciptaan di Indonesia ini. Tanah air yang di dalamnya ada sejuta keindahan. Indonesia adalah tanah pusaka, namun sekarang sedang bersedih,sedang terluka. Luka itu menganga dan semakin menganga justru karena ulah anak-anak negeri yang meninggalkan akal sehatnya demi ambisi dan kepentingan pribadinya.

Tanah pusaka ini, Indonesia ini, adalah tanah warisa dari leluhur dan juga pinjaman dari anak cucu yang akan elanjutkan kehidupan di negeri ini. Tanah pusaka ini sedang berduka untuk keberadaanya yang semakin memprihatinkan. Indonesia yang menjadi keirian bagi siapa saja bangsa di dunia,namun sejak sekian waktu terluka dan berdarah.

Di Indonesia aku lahir, di Indonesia ini aku mengenal apa itu hidup,apa itu keindahan. Di negeri ini, tanah,air,udara dan segala yang yang tercipta. Di Indonesialah aku menikmati hidup pemberianNya, namun saat ini sedang bersedih,sedang menangis dalam isak sunyi yang tidak banyak mampu mendengar tangisan negeri ini. Semua sudah ditulikan oleh gemuruh ambisi yang menggerlora dan membara dalam dada masing-masing anak bangsa. Saling hujat,saling maki,saling cabik dan cakar demi kepentingan nafsu serakah yang membelenggu kehidupan kami semua.

Di Indonesia ini, Bumi Pertiwi ini,aku dan semua yang hidup di bumi ini,dibuai dengan belaian cinta bunda,bunda pertiwi juga. Di negeri ini, Indonesia, Bumi Pertiwi ini nantinya, ada sebongkah harapan akan menutup mata ,kembali kepada Sang Ada Tunggal, Sang Pemilik Kehidupan Sejati, kembali menghadap sang Pencipta. Namun, jiwaku meradang menyaksikan dan mengalami Indonesia, bumi pertiwi ini dalam kesedihan.
Nyanyian yang kami nyanyikan, seolah menjadi tali pengikat yang menyatukan kami, seolah menjadi Ruh yang memiliki kekuatan menyadarkan kami semua, bahwa Negeri ini sedang dalam bahaya. Bahaya yang mengancam keutuhan dan kebersamaan. Bahaya yang ironisnya justru dilakukan oleh anak-anak negeri sendiri..

Nyanyian Indonesia Tanah Air beta, seoalh mencambut kesadaran nasionalsme kami, bahwa kami hidup dan menikmatinya di negeri ini dan belum bisa berterima kasih. Maka, biarlah nyanyian ini,membangunkan kami dari tidur panjang ketidaksadaran akan bahaya perpecahan anak-anak negeri ini..

Selamat berjuang menjaga keutuhan negeri ini..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FIKSI Di Malam PASKAH