“Pak, kenapa lampu neon itu kalau sekali diceklekin, bisa
nyala atau mati?”, Itulah pertanyaan awal hari ini oleh putri keduaku. Sebuah pertanyaan
sederhana namun jka di dalami penuh makna.
“Iya, kan Antara lampu dan ceklekan (saklar) itu ada
kabelnya. Dari kabel itu ada daya listrik, sehingga saat terjadi hubungan, dan
hubungan itu pas, atau tepat, lampu itu bisa menyala”, Aku mencoba memberi
jawaban, sesederhana mungkin, menyesuaikan alam piker anakku yang masih berusia
4,5 tahun. Anak kecil itu kulihat manggut-manggut, tersenyum, entah mengerti
atau tidak.
Pagi ini aku diajak untuk merefleksikan sebuah relasi
yang bisa memberi arti,oleh anakku yang masih berusia 4,5 tahun. Antara saklar,kabel,lampu
dan daya listrik atau ars listrik. Jika relasi mereka tepat, Antara negative dan
positif, ada sumber atau daya listrik dan juga dalam suasana gelap, maka
perpaduan relasi diantara mereka sungguh sangat menakjubkan. Sekali pencet maka
akan menyala dan memberi terang yang sangat berarti.
Namun semua akan berbeda
jika keadaannya berbeda. Jika salah menyambungkan,negative bertemu negative,positif
bertemu positif, tidak aka nada lampu yang menyala. Keadaan akan parah jika
terjadi kesalahan sambungan,konsleting, bisa terjadi kebakaran hebat. Dan dari
kebakaran ini,bisa merusak apa saja.
Relasi antar manusia juga bisa seperti Antara lampu,kabel
dan arus listrik. Jika sesuai dan dalam posisi yang tepat maka akan
menghasilkan sesuatu yang sangat baik dan menyenangkan, namun jika tidak tepat,
maka bisa merusak dan menghancurkan. Jika Antara saklar, lampu dan kabel itu
kemudian menghasilkan nyala yang benerang dari lampu, karena ada “ruh” yang
memberi kekuatan bernama arus listrik atau daya listrik, maka relasi manusia,
seharusnya juga ada kekuatan yang memberinya daya. Kekuatan itu adalah CINTA. Relasi
yang berdasarkan kekuatan cinta, akan menghasilkan cahaya kehidupan yang
berguna.
Dari lampu dan saklar listrik di pagi ini, dari sebuah
pertanyaan sederhana anak 4,5 tahun, aku bisa memetik sebuah pelajaran berharga
untuk hidup dan kehidupan. Maka ini aku tulis,supaya jika ada yang membacanya,
juga bisa merasakan sesuatu yang berbeda. Namun jikapun tidak menemukan sesuatu
dari tulisan ini, ya silakan saja. Semua bergantung dari cara kita memaknai
perjumpaan. Tidak ada paksa memaksa di sini, tidak seperti saudara-saudara yang suka berpakaian seragam di tipi-tipi itu, yang hobynya maksa-maksa...
Salam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar