Jumat, 11 November 2016

SURAT UNTUK PAK GUBERNUR



Daripada sibuk memikirkan demo,pelaku demo,bayaran demo dan juga memikirkan para elit politik memperebutkan “Kue Politik” bernama kekuasaan semu, lebih baik memikirkan kemakmuran. Kemakmuran tidak bisa didapatkan hanya dengan berdoa dan meminta, namun mesti dilengkapi dengan kerja nyata. Doa tanpa kerja adalah langkah tolol, sementara kerja tanpa doa adalah tindakan sombong karena manusia merasa bisa tanpa kekuatan “YANG LAIN”.
Mencermati perkembangan jaman, maka ke depan banyak pekerjaan konvensional yang akan tergilas roda jaman. Tenaga manusia akan semakin tidak dihargai karena pabrik akan melakukan gerakan penghematan luar biasa demi menekan biaya produksi. Biaya produksi yang murah akan memampukan pruduknya bersaing di pasar global.   

Karena pekerjaan konvensional semakin tergencet roda peradaban, maka kreatifitas sangat mutlak diperlukan demi bertahan hidup. Salah satu yang bisa dilakukan dalam hal ini adalah mengembangkan semangat enterpreuneur. Mesti disadari bahwa enterpreuneurship (kewirausahaan) tidak sekedar menjual barang, namun di dalamnya ada sumber daya manusia, etos kerja, ketekunan,ketelatenan, jaringan social,komunikasi,informasi,teknologi dan kemauan. Jika komponen-komponen seperti yang saya sebut diatas ada, maka enterpreuneurship, gerakan kewirausahaan akan bisa dijalankan.

Setiap daerah, dalam hal ini kepala daerah, dari lurah sampai presiden, perlu menyadari dengan serius persoalan ini dan kemudian memperkenalkannya dengan serius pula ke warga masyarakatnya. Tulisan ini berangat dari pergumulan pribadi saat sering berjumpa dengan tetangga yang bekerja sebagai karyawan pabrik. Waktu mereka habis di pabrik dan tidak mendapatkan apresiasi yang semestinya. Karena waktu habis, maka perhatian ke keluarga,khususnya anak menjadi berkurang. Ini yang menjadikan lingkaran setan, anak kurang perhatian, hanya diberi uang tanpa kendali. Kemudian sekolah gagal,bekerja di pabrik,menikah muda, punya anak, tidak diperhatikan lagi..danseterusnya. ini harus dicegah.

Dalam sebuah komunikasi via tweeter, kebetulan saya mention Pak Gubernur Ganjar, saya mengusulkan gerakan enterpreuneurship. Bukan sekedar offline namun juga online, karena ke depan online yang akan berkembang. Pak Gubernur setuju dalam balasan singkatnya dan meminta ide saya, maka tulisan ini adalah sebagai jawaban kepada bapak Gubernur Jawa Tengah, Pak Ganjar Pranowo.

Tidak mudah memang menggerakan semangat kewirausahaan,karena mentalitas bangsa kita adalah mentalitas pekerja/worker dan bukan owner. Namun meski diberi catatan tebal,tidak mudah berarti tidak mungkin, bisa, hanya jalan yang mesti ditempuh terjal dan butuh proses panjang. Maka langkah pertama yang mesti dilakukan secera terstruktur adalah memberi pemahaman tentang kewirausahaan disertai contoh-contoh. Dalam hal ini pemerintah (propinsi) seharusnya (lebih)aktif dan turun sampai ke desa-desa, karena pendekatan dari atas masih lebih dipercaya daripada pendekatan dari lingkungan sekitar. Bisa dengan cara bekerjasama dengan LSM yang peduli atau pemerintah menggandeng tokoh-tokoh personal yang concern di wilayah wirausaha untuk diajak bekerjasama mengembangkan daerahnya.

Setelah diawali dengan menanamkan semangat wirausaha, langkah kedua (langkah pertama masih terus berjalan) adalah memetakan potensi. Peta potensi bukan sekedar produk,namun juga SDM. Produk baik tanpa SDM memadai sulit berkembang. Ada warga yang bisa memproduksi namun tidak bisa memasarkan,sementara ada yang bakat memasarkan namun tidak bisa memprosuksi.  Pemetaan akan bertujuan supaya ada data yang jelas, kemudian setelah peta ada, dimulailah dibangun komunitas dan jaringan. Yang dimaksut dengan komunitas dan jaringan adalah, komunitas sebuah perkumpulan orang-orang dalam lokalitas tertentu , bisa desa,kecamatan,kabupaten, dalam komunitas ini harus selalu ada yang memproduksi da yang memasarkan. Pemerintah mendampingi komunitas mereka agar kokoh secara kebersamaan,lalu langkah ketiga dibangun jaringan dalam suatu area tertentu, bisa dalam lingkup kabupaten dan propinsi.  Jaringan yang kuat akan memperkokoh komunitas wirausaha itu. Semua akan saling memperlengkapi, akan saling menolong dan saling membantu.
Demikian sedikit catatan awal saya untuk jawaban ,terkait pertanyaan Pak Gubernur. Masih sangat sederhana dan belum menusuk sampai ke dalam, namun sebagai preambule,kata pengantar,sudah cukuplah. Dan jika masih dibutuhkan uraian berikutnya, saya dengan senang hati akan menuliskannya kembali,lanjutan dari tulisan ini.

Salam dari Warga Jateng di Tuntang

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FIKSI Di Malam PASKAH