Daripada sibuk
memikirkan demo,pelaku demo,bayaran demo dan juga memikirkan para elit politik
memperebutkan “Kue Politik” bernama kekuasaan semu, lebih baik memikirkan
kemakmuran. Kemakmuran tidak bisa didapatkan hanya dengan berdoa dan meminta,
namun mesti dilengkapi dengan kerja nyata. Doa tanpa kerja adalah langkah
tolol, sementara kerja tanpa doa adalah tindakan sombong karena manusia merasa
bisa tanpa kekuatan “YANG LAIN”.
Mencermati perkembangan
jaman, maka ke depan banyak pekerjaan konvensional yang akan tergilas roda
jaman. Tenaga manusia akan semakin tidak dihargai karena pabrik akan melakukan
gerakan penghematan luar biasa demi menekan biaya produksi. Biaya produksi yang
murah akan memampukan pruduknya bersaing di pasar global.
Karena pekerjaan konvensional semakin
tergencet roda peradaban, maka kreatifitas sangat mutlak diperlukan demi
bertahan hidup. Salah satu yang bisa dilakukan dalam hal ini adalah mengembangkan
semangat enterpreuneur. Mesti disadari bahwa enterpreuneurship (kewirausahaan) tidak
sekedar menjual barang, namun di dalamnya ada sumber daya manusia, etos kerja,
ketekunan,ketelatenan, jaringan social,komunikasi,informasi,teknologi dan
kemauan. Jika komponen-komponen seperti yang saya sebut diatas ada, maka
enterpreuneurship, gerakan kewirausahaan akan bisa dijalankan.
Setiap daerah,
dalam hal ini kepala daerah, dari lurah sampai presiden, perlu menyadari dengan
serius persoalan ini dan kemudian memperkenalkannya dengan serius pula ke warga
masyarakatnya. Tulisan ini berangat dari pergumulan pribadi saat sering
berjumpa dengan tetangga yang bekerja sebagai karyawan pabrik. Waktu mereka
habis di pabrik dan tidak mendapatkan apresiasi yang semestinya. Karena waktu
habis, maka perhatian ke keluarga,khususnya anak menjadi berkurang. Ini yang
menjadikan lingkaran setan, anak kurang perhatian, hanya diberi uang tanpa
kendali. Kemudian sekolah gagal,bekerja di pabrik,menikah muda, punya anak,
tidak diperhatikan lagi..danseterusnya. ini harus dicegah.
Dalam sebuah
komunikasi via tweeter, kebetulan saya mention Pak Gubernur Ganjar, saya
mengusulkan gerakan enterpreuneurship. Bukan sekedar offline namun juga online,
karena ke depan online yang akan berkembang. Pak Gubernur setuju dalam balasan
singkatnya dan meminta ide saya, maka tulisan ini adalah sebagai jawaban kepada
bapak Gubernur Jawa Tengah, Pak Ganjar Pranowo.
Tidak mudah
memang menggerakan semangat kewirausahaan,karena mentalitas bangsa kita adalah
mentalitas pekerja/worker dan bukan owner. Namun meski diberi catatan
tebal,tidak mudah berarti tidak mungkin, bisa, hanya jalan yang mesti ditempuh terjal
dan butuh proses panjang. Maka langkah pertama yang mesti dilakukan secera
terstruktur adalah memberi pemahaman tentang kewirausahaan disertai
contoh-contoh. Dalam hal ini pemerintah (propinsi) seharusnya (lebih)aktif dan
turun sampai ke desa-desa, karena pendekatan dari atas masih lebih dipercaya
daripada pendekatan dari lingkungan sekitar. Bisa dengan cara bekerjasama
dengan LSM yang peduli atau pemerintah menggandeng tokoh-tokoh personal yang
concern di wilayah wirausaha untuk diajak bekerjasama mengembangkan daerahnya.
Setelah diawali
dengan menanamkan semangat wirausaha, langkah kedua (langkah pertama masih
terus berjalan) adalah memetakan potensi. Peta potensi bukan sekedar produk,namun
juga SDM. Produk baik tanpa SDM memadai sulit berkembang. Ada warga yang bisa
memproduksi namun tidak bisa memasarkan,sementara ada yang bakat memasarkan
namun tidak bisa memprosuksi. Pemetaan akan
bertujuan supaya ada data yang jelas, kemudian setelah peta ada, dimulailah
dibangun komunitas dan jaringan. Yang dimaksut dengan komunitas dan jaringan
adalah, komunitas sebuah perkumpulan orang-orang dalam lokalitas tertentu ,
bisa desa,kecamatan,kabupaten, dalam komunitas ini harus selalu ada yang
memproduksi da yang memasarkan. Pemerintah mendampingi komunitas mereka agar
kokoh secara kebersamaan,lalu langkah ketiga dibangun jaringan dalam suatu area
tertentu, bisa dalam lingkup kabupaten dan propinsi. Jaringan yang kuat akan memperkokoh komunitas
wirausaha itu. Semua akan saling memperlengkapi, akan saling menolong dan
saling membantu.
Demikian sedikit
catatan awal saya untuk jawaban ,terkait pertanyaan Pak Gubernur. Masih sangat sederhana dan belum
menusuk sampai ke dalam, namun sebagai preambule,kata pengantar,sudah cukuplah.
Dan jika masih dibutuhkan uraian berikutnya, saya dengan senang hati akan
menuliskannya kembali,lanjutan dari tulisan ini.
Salam dari
Warga Jateng di Tuntang
Tidak ada komentar:
Posting Komentar