Senin, 04 Mei 2015

Belajar Dari Kepahitan hidup



MELAYANI DENGAN HATI YANG BERBELAS KASIH
Revolusi Hati dalam Pelayanan

Kata para Bijak bestari, manusia itu melakukan semua tindakannya tidak hanya berdasarkan Naluri namun mendasarinya dengan dasar nalar dan rasa. Nalar dan rasa inilah yang kemudian berbaur menjadi satu untuk menjadi sebuah gairah yang menjadi daya dorong melakukan apapun juga,yang pada akirnya saya menyebutnya motif. Jadi motif tindakan manusia adalah segala sesuatu yang terakumulasi dalam diri manusia baik akal,rasa dan karsa untuk menjadi daya ledak/dorong suatu diri/pribadi melakukan segala tindakan.
Orang yang makan,sejatinya bukanlah sekedar naluri bahwa ada perut kosong,kekosongan perut itu mengakibatkan lambung bersurat ke otak untuk kemudian otak ber-BBM ke mulut. Mulut yang diprovokasi otak,lambung dan perut itu kemudian kembali berkabar ke otak agar memberikan dawuh ke tangan agar tangan segera meraih apa saja yang bisa di makan...dan seterusnya..Artinya, sebuah tindakan sederhana “Makan”, itu tidak sesederhana yang nampak oleh mata manusiawi ini. Ada banyak “Sindikat” di belakangnya yang  melatarbelakangi tindakan makan itu.

Jika kesadaran diatas sudah bisa dimengerti,maka kita sejatinya mudah mengurai motif-motif kehidupan yang senantiasa menyertai perjalanan hidup ini. Ketika orang ingin membeli “Antene Parabola”, pastinya motif yang melatarbelakangi bukan sekedar ingin melihat tipi dengan aneka chanel saja, bisa jadi karena ia ingin menunjukan diri kepada umum bahwa ia sanggup dan bisa?

Pelajaran dari Warisan Narasi Suci
Naomi, salah seorang tokoh perempuan dalam Alkitab akan menjadi proyektor refleksi tulisan ini dan karena dia tidak pernah bisa berpisah dengan (mantan?) Menantunya,Rut, maka dua perempuan ini akan menjadi proyektor refleksi tulisan ini.  Naomi pergi ke kota lain saat di negerinya terjadi Pageblug hebat, yaitu kelaparan. Berangkat bersama suami dan kedua anaknya mereka akhirnya tiba di sebuah tempat yang mereka anggap ideal. Namun bencaa kemudian seperti air bah menerjang naomi, suami mati dan kemudian diikut oleh kedua anak-anaknya. Bisa dibayangkan betapa beratnya pergumulan Naomi. Maka, saat terdengat kabar kepadanya bahwa di negerinya kelaparan sudah “Tancep Kayon’, ia ingin pulang (mungkin terinspirasi lagunya Ebiet,Aku ingin pulang) ke negeri leluhurnya.
Kedua menantunya bersikeras mengikutinya. Mungkin dalam balutan konsep budaya waktu itu yang mengenal tradisi levirat, kedua janda muda Rut dan Orpa itu masih berharap Naomi nikah lagi di negerinya, punya anak dan dinikahkannya dengan mereka (alamaaakkk..). Sepertinya Naomi sadar akan ketidakmungkinan itu,sehingga ia memberikan kebebasan kepada kedua menantunya itu kembali ke kehidupan lamanya. Orpa segera mengambil keputusan, ia takut masa depannya tidak menentu di negeri mantan suaminya,namun Rut tidak demikian. Ia tetap ingin selalu bersama dengan Naomi, ibu mertuanya. Dari narasi kengototan Rut, bisa diraba sedikit bahwa kemungkinan berharap mendapatkan suami dari Naomi lagi bukanlah MOTIF kengeyelan Rut. Lalu apa?
(16) Tetapi Rut menjawab, "Ibu, janganlah Ibu menyuruh saya pulang dan meninggalkan Ibu! Saya mau ikut bersama Ibu. Ke mana pun Ibu pergi, ke situlah saya pergi. Di mana pun Ibu tinggal, di situ juga saya mau tinggal. Bangsa Ibu, itu bangsa saya. Allah yang Ibu sembah, akan saya sembah juga.
Itu narasi dalam bahasa Indonesia sehari-hari. Dan dari narasi  di Rut 1 ayat 16 ini,bisa diduga sebuah Motif lain yang mendorong Rut untuk ikut mertuanya.
Beberapa kemungkina yang muncul dalam diri Rut terhadap Naomi adalah,
1.   Sebuah ketegaran. Rut melihat ketegaran luar biasa dalam diri ibu mertuanya, dan pastilah kemudian timbul keinginan menegrt lebih dekat, apa yang membuat ibunya itu tegar?
2.   Rut, tipikal perempuan yang berani mmenghadapi tantangan
3.   Rut, berani “Berspekulasi” masa depan karena yang ia lakukan adalah tulus dan tanpa berharap sesuatu hanya untuk kepuasan dirinya.
4.   Rut telah mengalami reolusi hati.
Penutup
Rut  bisa melihat “sisi terang” dari pengalaman menyedihkan Naomi, ibu mertuanya. Itulah yang menjadi daya dorong dirinya nekad mengikuti ibu mertuanya pergi jauh dari negeri dan handai tolan. Itu terjadi karena ada gerak dasyat dalam diri Rut, gerak dasyat ituadalah pengalaman, kekaguman,penasaran dan kemantapan. Rut telah berevolosi hati dan hidupnya demi mengalami pengalaman baru dan berbeda.
Salam
            

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FIKSI Di Malam PASKAH