Membiarkan
Saling Bertukar
Umumnya, manusia hanya mau yang enak saja untuk
dirinya. Hampir semua manusia,entah apapun agamanya, selalu membentuk formulsi
doa untuk kebaikan diri secara manusiawi, namun mungkinkah itu terjadi?Bukankah
alam semesta ini telah tercipta harmonis dan seimbang,sehingga keterpurukan
akan bersanding dengan kemenagan?Bukankah keberhasilan akan senantiasa berkawan
akrab dengan kegagalan? Manusia,hanya ingin mempengaruhi,enggan dipengaruhi,
hanya mau melukai dan enggan dilukai. Semua terangkum dalam nada keangkuhan dan
keegoisan,bahkan terkadang manusia juga enggan saling berbagi,meski itu bukan
miliknya. Memang aneh manusia itu, diberikan sebuah kabar baik,dan tidak harus
dimiliki, namun justru dipeluk dan disimpannya hanya untuk diri sendiri.
Paulus dengan tegas menolak paham ini,paham yang
menyatakan bahwa Keselamatan/kabar kesukaan/berita menggembirakan itu hanya
untuk golongan/kaum/bangsa tertentu. Paulus tegas menolak dan berani “Pasang Badan”
untuk meruntuhkan barikade kaum sanhedrin yang kokoh mempertahankan ide dan
pemahaman bahwa kabar baik itu hanya untuk mereka. Egoisme dan kekerdilan
berpikir yang henak Paulus dobrak dalam persidangan sinode di Yerusalam sekitar
abad pertama masehi.
Meski kisah itu sudah terlewat sekitar 2000an
tahun lebih,namun puing-puing spiritualitas yang dihancurkan Paulus,tentang
egoisme suku dan agama itu,masih bisa terbang jauh sampai ke peradaban
postmodernisme sekarang ini,bahkan terkadang lebih berkembang dengan pesat. Mungkinkah
kepingan spirituaitas egois itu seperti amoba/virus yang kuat bertahan hidup
dan kemudian beradaptasi untuk berkembangbiak sesuai lokal wilayahnya?Entahlah,
yang pasti,virus egois dengan menutup pintu kebersamaan itu masih ada. (Baca
juga http://ppsetyasemesta.blogspot.com/2015/05/rumah-yang-terbuka-pintunya.html).
Paulus mengajarkan manusia untuk saling
bertukar,saling memberi. Namun itu terkadang sulit terlaksana karena tubuh dan
jiwa manusia ini sudah terbungkus cangkang egoisme yang tumbuh subur dalam
ladang peradaban sekarang ini. Meski sulit,marilah kita menelaah serta mencoba
melakukan ajakan Paulus, mau membuka diri dan membiarkan sesuatu saling, saling
memberi dan menerima, saling mengoreksi dan dikoreksi dan selanjutnya. Sulit memang,namun
bukan hal yang mustahil..
Selamat mencoba
Selamat pagi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar