Sabtu, 02 Mei 2015

Hati-hati dengan Keinginan, dia bisa membunuhmu!!


Sukrasana Dan Sumantri
Dua bersaudara anak seorang resi di lereng sebuah pegunungan. Mereka sangat akrab dan rukun sampai usia menginjak remaja. Kemudian mereka berpisah karena pilihan hidup masing-masing. Sukrasana yang berwajah Buta namun bertubuh Kerdil diberi keistimewaan Dewata untuk menjaga taman Khaangan bernama Taman Sriwedari, sementara Sumantri berhasrat mengabdi ke keraton dengan segala hasrat dan harapannya. Sukrasana sakti mandraguna meskipun bruk rupa sementara Sumantri berwajah tampan.
Pada suatu kesempatan, Sumantri yang mengabdi di kerajaan diberi tugas untuk membuatkan Taman Indah. Ingat dengan kesaktian adiknya, ia meminta tolong untuk memindahkan taman indah itu ke taman sari istana. Karena kesaktiannya, maka Sukrasana  mampu memindahkan taman itu. Semua menjadi segan dengan Sumantri karena semua melihat itu kemampuan lebih dirinya. Usai peristiwa itu, Sukrasana berkeinginan selalu mengikuti kemanapun Sumantri kakaknya pergi, namun Sumantri menolak dengan cara halus karena takut wajah jelek Sukrasana akan menggemparkan siapa saja yang melihat.
Hingg pada suatu kesempatan, dengan sembunyi-sembunyi Sukrasana menyelinap ke Taman Indah yang dulu dengan kesaktiannya ia pindahkan. Dan, sewaktu putri raja melihat dirinya, menjeritlah ia hingga pingsan. Semua gempar dan saat tahu bahwa sang Putri ketakutan melihat sosok Butha Bajang itu, marahlah sang raja. Sumantri diberi tugas menyingkirkan Butha Bajang itu. Meski menangis mengiba namun Sumantri terlanjur marah dan dibunuhnyalah adik satu-satunya yang telah membantunya “Membuatkan Jembatan” akan karier cemerlangnya. Sukrasana Tewas dalam kepedihan oleh saudara yang justru kerap kali membutuhkan bantuannya.
Nafsu dan keserakahan, hampir selalu membutakan nurani dan akal sehat. Oleh karenanya, kelolalah dan berhati-hatilah dengan segala hasrat dan nafsu serakah ini. Falsafah jawa “Milik Nggendong Lali”, (Menginginkan selalu disertai kelupaan) nampaknya semakin kuat menggelayuti manusia.
salam untuk semesta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FIKSI Di Malam PASKAH