Sukrasana
Dan Sumantri
Dua bersaudara anak seorang resi di lereng sebuah
pegunungan. Mereka sangat akrab dan rukun sampai usia menginjak remaja. Kemudian
mereka berpisah karena pilihan hidup masing-masing. Sukrasana yang berwajah
Buta namun bertubuh Kerdil diberi keistimewaan Dewata untuk menjaga taman
Khaangan bernama Taman Sriwedari, sementara Sumantri berhasrat mengabdi ke
keraton dengan segala hasrat dan harapannya. Sukrasana sakti mandraguna
meskipun bruk rupa sementara Sumantri berwajah tampan.
Pada suatu kesempatan, Sumantri yang mengabdi di
kerajaan diberi tugas untuk membuatkan Taman Indah. Ingat dengan kesaktian
adiknya, ia meminta tolong untuk memindahkan taman indah itu ke taman sari
istana. Karena kesaktiannya, maka Sukrasana
mampu memindahkan taman itu. Semua menjadi segan dengan Sumantri karena
semua melihat itu kemampuan lebih dirinya. Usai peristiwa itu, Sukrasana
berkeinginan selalu mengikuti kemanapun Sumantri kakaknya pergi, namun Sumantri
menolak dengan cara halus karena takut wajah jelek Sukrasana akan menggemparkan
siapa saja yang melihat.
Hingg pada suatu kesempatan, dengan
sembunyi-sembunyi Sukrasana menyelinap ke Taman Indah yang dulu dengan
kesaktiannya ia pindahkan. Dan, sewaktu putri raja melihat dirinya, menjeritlah
ia hingga pingsan. Semua gempar dan saat tahu bahwa sang Putri ketakutan
melihat sosok Butha Bajang itu, marahlah sang raja. Sumantri diberi tugas
menyingkirkan Butha Bajang itu. Meski menangis mengiba namun Sumantri terlanjur
marah dan dibunuhnyalah adik satu-satunya yang telah membantunya “Membuatkan
Jembatan” akan karier cemerlangnya. Sukrasana Tewas dalam kepedihan oleh
saudara yang justru kerap kali membutuhkan bantuannya.
Nafsu dan keserakahan, hampir selalu membutakan
nurani dan akal sehat. Oleh karenanya, kelolalah dan berhati-hatilah dengan
segala hasrat dan nafsu serakah ini. Falsafah jawa “Milik Nggendong Lali”,
(Menginginkan selalu disertai kelupaan) nampaknya semakin kuat menggelayuti
manusia.
salam untuk semesta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar