Sabtu, 02 Mei 2015

AWASS...Virus AKIK!!!


NARASI AKIK
Tampaknya masyarakat di negeri ini memang type masyarakat yang  dramatis dan insidental. Mengapa demikian?Karena selalu senang dengan sesuatu yang bersifat dramatis dan sementara. Setelah sekitar  4 atau 5 tahun yang lalu semua orang dihebohkan dengan “Daun Emas” kini masyarakat digegerkan dengan “Batu Emas” yang bernama akik. Batu memang bermacam bentuk dan model serta keberadaanya, namun manakala batu itu dipopulerkan dan kemudian didramatisasi maka itu akan merubah sebuah pradigma berpikir. Saat paradigma berpikir berubah (meskipun terpaksa ikut-ikutan berubah) maka semua tingkah laku manusia menjadi berubah.
Dalam beberapa bulan terakhir, AKIK seolah menjadi primadona percakapan kapanpun dan dimanapun serta oleh siapapun. Dari yang sama sekali tidak pernah mengerti tentang akik menjadi seperti Ahli Nujum tentang akik. Membuka lapak dari pingir jalan sampai di internet online demi mengais penghasilan dari Batu bernama akik. Tidak salah memang, namun pertanyaannya kemudian adalah, sampai kapan kemudian “Geger Akik” ini akan bertahan?
Jika setelah menginvestasikan jutaan rupiah dan kemudian harga si Batu Akik iki anjlog, siapa yang akan menanggung?Dan juga, akan dikemanakan si Batu akik ini?Sama seperti Heboh Anthurium tempo waktu, setelah semua mencari dan membeli, bahkan sampai ada yang menjual rumah demi mengais untung besar, kemudian secara dramatis pula, Anthurium tidak berharga. Maka, sesal saja yang kemudian terjadi.
Akik telah mewabah dalam benak pikir sebagian besar manusia di negeri ini. Dari petani kampung sampai pejabat heboh. Dari yang terbiasa menyembunyikan tangan sampai yang selalu mengankat tangan demi memamerkan koleksi akik terbaru dan terpopuler miliknya. Korban dari virus akik sudah mulai berjatuhan, dari yang kejatuhan batu akibat menambang secara liar, sampai rumah tangga porak poranda karena memburu akik.
Yang perlu disadari dari beberapa narasi dramatisasi itu, baik Ikan Loan,Cupang,Anthurium dan sekarang Akik adalah, semua itu bersifat sementara. Maka, jangan pernah menggantungkan hidup pada Akik ini jika tidak benar-benar memahaminya. Cobalah mencari “Track Lain” yang lebih bersifat berkelanjutan dan berkembang. Semisal, memanfaatkan Teknologi komunikasi sebagai media mencari kehidupan.

Salam untuk cinta untuk semesta
CINTA SEMESTA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FIKSI Di Malam PASKAH