Senin, 04 Mei 2015

Meski Kecil, diapun dicipta untuk memberikan Pertolongan

PERTOLONGAN KUNANG-KUNANG
Malam itu,sekitar bulan januari, sekitar pukul 21.30 WIB,Usai aku melaksanakan apa yang telah menjadi pilihan hidupku, suasana gelap dan dingin. Sisa hujan masih terlihat pada jalan-jalan yang basah. Juga dari gemrisik air di ujung-ujung selokan,menetaskan sisa-sisa air hujan. Kuputuskan melanjutkan langkah pulang,meski beberapa saudara mencoba menahanku untuk beberapa waktu duduk dan bercakap sambil menunggu keringnya jalan-jalan yang akan kulalui. Namun aku tetap bersikeras untuk segera kembali.
Kupacu sepeda motor inventaris yang sudah mendampingiku selama tujuh tahunan ini agak lambat. Dingin tak mau berkompromi dengan letihku. Jaket kusut yang sudah entah berapa lama takkuijinkan bercumbu dengan deterjen ini takmampu menjagaku dari dingin malam ini. Jalan-jalan sudah mulai kering, gemerlap lampu-lampu jalanan menambah panas yang mengusir sisa hujan di atas jalan beraspal.  Sekitar dua puluh lima menit kemudian,akhirnya kumemasuki jalan0jala terjal nan sunyi, bahkan harus menyususri jalan tengah sawah. Gelap semakin erat mendekap malam. Semilir angin basah menambah dingin kian mencengkeram malam gelap ini. Aku semakin pelan menjalankan motor ini,takut tergelincir. Dan,tiba-tiba…..Pettttt!!!!!Lampu motorku padam. Gelap gulita mendekap sauna. Kucoba menyalakan,namun sia-sia. Di tengah-tengah area persawahan,biasanya gemerlap bintang akan memandu arah namun mendung itu,ikut menghitamkan malam. Kucoba melihat dengan seksama,ke mana kaki harus melangkah. Namun tetap gelap. Gelap dan gelap. Sepi,sunyi dan menyeramkan. Aku mencoba tenang. Mencoba mengingat arah jalan. Namun tetap sia-sia. Aku duduk,aku berhenti. Dan tiba-tiba,kerlap-kerlip cahaya mungil mendekat,mendekat dan mendekat. Ternyata kunang-kunang. Kemudian,entah mengapa,kunang-kunang itu terbang, seolah memberiku jalan. Kuputuskan mengikutnya. Masih sepi. Akhirnya, dengan kunang itu aku sampai di rumah. Aneh, kunang-kunang itu tidak segera terbang untuk pergi. Ia bermain-main di jendela dekat motorku kutaruh. Kuamati dan kulihat di bawah perutnya, ada sumber cahaya. Meski kecil,cahaya kunang-kunang itu menolongku. Memanduku sampai kutemui rumang tinggalku.
Kunang-kunang itu kecil,tak menarik namun mampu dengan segala keberadaan dan dayanya,mampu menolongkuh yang Manusia ini. Cahayanya sangat membantu,meski kecil bak lentara purbakala. Dan yang semakin membuatku heran dan terkagum,sinar di ujung perutnya itu tetap menyala saat siang hari. Duhh…Kunang-kunang,kau setia dalam segala suasana. Kau mau berbagi pelita saat gelap dan tetap setia berpelita meski terang dan kau takdianggap. Kau hanya mau berbuat baik,memberikan terangmu,entah diterima atau tidak,entak bermanfaat ataupun tidak.
Kunang-kunang, terima kasih atas pengajaranmu
mbah'e,,kisah suatu malam setelah hujan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FIKSI Di Malam PASKAH