Minggu, 03 Mei 2015

Rumah Yang Terbuka Pintunya..

MENERIMA TAMU
Bagi orang  Jawa, rumah adalah simbol keberadaan diri. Dengan rumah,maka dirinya akan merasa telah memiliki salah satu dari beberapa kebutuhan pokok. Dengan adanya rumah, maka orang Jawa yang memang terkenal akan keramahannya akan selalu membuka diri untuk setiap Tamu yang hendak berkunjung. Maka tidak mengherankan jika dalam setiap perjumpaan dan percakapan,ungkapan “Mari, silakan mampir”, akan menghiasi percakapan. Sangat jarang sekali orang Jawa atau keluarga Jawa menolak tamu. Ora ilok atau oran Lumrah,jika sampai menolak tamu. Biasanya setiap keluarga akan mengupayakan sekuat tenaga,atau dalam istilah Jawa “Ngenek-enekke” demi menyambut dan menghidangkan si Tamu.
BISNIS TANPA MODAL HASIL MAKSIMAL 
Penerimaan terhadap tamu adalah salah satu wujud keramahan orang Jawa sedari dahulu yang masih dicoba diperjuangkan dan diupayakan. Rumah yang tidak pernah kedatangan tamu akan terasa dan terlihat samun dan aneh. Orang akan melihat sesuatu keanehan manakala sebuah rumah selalu tertutup dan jarang terbuka. Biasanya akan dikucilkan atau dihindari oleh kolega atau keluarga.
Namun saat jaman dan peradaban mulai berubah dan bergeser, konsep rumah,keluarga dan tamu juga semakin bergerser. Kedatangan tamu bukan sebagai wujud kebahagiaan namun sebagai wujud beban,momotan atau sanggan sehingga sebisa mungkin ditolak dan dihindari. Proses reduksionalisasi ini sedang terjadi secara massif dan terstruktur di dalam sendi-sendi kehidupan orang Jawa. Dalam upaya bertahan dan eksis dengan materi tertentu, banyak dari keluarga Jawa yang menghindari tamu demi tidak kehilangan “Harta Benda” yang telah dikumpulkan selama kurun waktu tertentu.
Tamu,dalam beberapa hal adalah wujud penghargaan untuk si Pemilik Rumah dalam konteks relasional yang baik non egois. Maka, seandainya aka nada tamu yang akan datang kemudian di tolak,sebuah pertanyaan kecil bisa dimunculkan, ada apa gerangan dengan keluarga sang pemilik Rumah Itu?Adakah kesadaran akan kebersamaan telah luruh oleh jaman ataukan ada sesuatu dibalik semua itu?
Keterbukaan dalam Budaya Jawa adalah salah satu warisan luhur yang membuat bangsa lain terkagum-kagum, namun sepertinya warisan adi luhung itu segera akan lenyap ditelan peradaban. Semoga, kegelisahan ini tidak akan terjadi di kelak kemudian hari.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FIKSI Di Malam PASKAH