Rabu, 06 Mei 2015

Tidak ada yang mutlak,semua relatif!!!



MEMAKSAKAN ATURAN, BOLEHKAH?
Dua orang berbeda bangsa, terlihat sedang beradu argumentasi. Dan  ternyata keduanya sedang ada di dalam sebuah silang pendapat yang begitu keras. Yang satu, berpakaian polisi, nampak wajahnya sangat oriental sementara satunya lagi bertubuh besar dengan kulit putih dan berhidung mancung. Usut punya usut ternyata pangkal keributan itu adalah persoalan jalur perjalanan. Si Lelaki berpakaian dinas sebuah korps tertentu yang berwajah oriental melihat pelanggaran dilakukan oleh si Jangkung berhidung mancung. Sewaktu berjalan di jalan raya, si hidung mancung berjalan di jalur kanan sehingga hampir mengakibatkan kecelakaan kemudian ditahan oleh si oriental yang melihat itu melanggar peraturan karena di negrinya berjalan di jalan raya itu musti di lajur kiri. Keduanya beradu argumen bahwa yang benar itu peraturan mereka.
Memkasakan kebenaran sesuai pengalaman pribadi dan kelompok, sepertinya memang menjadi trend hidup manusia. Mereka seolah berlomba menguasai satu dengan yang lain hanya berangkat dari dirinya sendiri tidak pernah melihat sisi orang lain. Orang berpikir bahwa yang benar adalah adat dan tradisi mereka,ideologi mereka dan kemudian memaksakan  semua yang diangggapnya benar itu kepada yang lain. Banyak narasi sejarah kehidupan umat manusia diwarnai goresan dan pertumpahan darah oleh karena pemahaman seperti ini.banyak pula budaya-budaya lokal denga kearifan lokal yang dipunahkan dengan konsep pemikiran seperti ini.
Di Anthiokhia, sewaktu Paulus dan Barnabas membaktikan iman dan keyakinan mereka,hal seperti yang disebutkan di atas terjadi. Banyak yang mencoba memaksakan ide sebuah kelompok dan budaya tertentu dilakukan semua orang meski berbudaya berbeda. Untung saja, Paulus dan Barnabas bersikap arif dan bijak,meski mereka berangkat dari tradisi yang hendak dipaksakan itu. Bagi mereka, lokalitas sangat penting dan mesti dihargai dengan indah. Namun,kesepakatan bersama perlu diperoleh, oleh karenanya dilaksanakanlah sidang yang salah satunya membahas tentang perlakuan paksa budaya tertentu kepada semua suku dan bangsa.
Oiya, si oriental dan si mancung tadi akhirnya tidak jadi berantem lho, mereka kemudian ngopi bersama sambil bercanda dengan penuh keakraban.
Selamat pagi dan selamat berkarya
Salam cinta untuk semesta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FIKSI Di Malam PASKAH