SEBUAH
KEANEHAN..
Pagi ini, seperti biasa, aku menjalani rutinaitas
hidup di kalan fajar belum jua merobek cakrawala ufuk timur. Desingan kebisingan
belum berebut merapas keheningan, namun aku sudah mulai mendesingkan aktifitas
rutin. Dalam kesadaran yang utuh, kulihat sesuatu yang sejatinya telah kerap
kali aku lihat.
Dua buah rumah yang berdiri berdampingan. Hanya berjarak
sekita 2 meter dengan temboknya sendiri-sendiri. Ada beda namun juga ada yang
sama. Yang sama adalah fungsinya bahwa rumah itu sama-sama berfungsi untuk
bertempat tinggal dan berteduh dari kejarah panas dan dinginnya udara di alam
semesta ini. Bedanya, rumah yang satu adalah milik pribadi yang dibangun dengan
biaya pribadi,ditempat milik pribadi,dengan desain sesuai hasrat pribadi,
sementara yang satunya,rumah milik bersama, yang dibangun dengan biaya bersama
dan juga menjadi milik bersama meskipun ditempati oleh sekelompok orang
tertentu. Anehnya adalah, jika rumah
pribadi itu memliki “Sparepart” yang lebih kuat, lebih kokoh, lebih bernilai
tinggi, namun yang rumah milik bersama ini terkesan terbangun seadanya, tidak
memikirkan faktor kenyamanan, kekuatan, kesehatan dan keramahan dan seterusnya. Temboknya kusam,
gentengnya genteng jaman kompeni masih berkuasa,tata ruangnya terkesan “asal-asalan”,dan
tidak terlihat keanggunan sedikitpun bahkan tidak terlihat bahwa rumah itu
adalah dibangun atas “Perjuangan Bersama”.
Kata orang dahulu, ada sebuah pepatah “Bersatu
kita teguh, bercerai kuta runtuh”, juga ada paham bahwa lidi satu kalah kuat
dengan sapi yang merupakan kumpulan lidi-lidi. Kata eyang-eyang jaman dulu,
satu orang kalah kuat dengan sepuluh orang, apalagi dengan ratusan orang. Namun
kenyataan yang kulihat ini adalah sesuatu yang berbeda banget, dan itu yang
membuatku menyimpulkan sebuah keanehan. Yang aku ketahui dari banyak teori dan
ajaran, bersama-sama itu lebih kuat namun yang kulilhat bersama itu malah
terasa jalan tersendat. Lalu muncul tanya berikutnya, apakah memang “Keanehan-keanehan”
itu bahasa alam yang telah sengaja dicipta oleh “Sang Pemilik” semesta, atau
memang terjadi karena ulah manusia?
Akhh..taksanggup aku menjangkau misteri keanehan
ini..adakah kawan yang membaca tulisan ini sanggup menjawab?
Salam..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar