Selasa, 12 Mei 2015

Misteri Kematian, sudah Terjawabkah?



TELAH SELESAI TUGASNYA
Kematian, meskipun semua sudah mengenal dan mengerti bahwa pasti akan terjadi, selalu menghadirkan duka. Kematian pasti akan selalu membedah tanggul air mata dan akan memnjadikannya mengalir bak banjir. Perasaan kehilangan,keharuan,kepedihan bertumpuk menjadi satu. Atas nama kepedihan inilah, sepanjang sejarah, manusia terus dan terus mencari jawab akan misteri kematian. Oleh karenanya,agama dihadirkan demi menjawab “Galau Abadi” makluk yang bernama manusia ini.
Agama-agama, berlomba mencari jawab dengan seribu satu macam jurus, dan olehnya juga sering dipakai untuk “Media Promosi” demi menarik sebanyak mungkin “Member Baru” masuk ke komunitasnya,dengan sebongkah harap akan mndapatkan “Pahala” sewaktu kelak sampai pada ujung kehidupan itu sendiri.
Teologi (bahasa saya) tentang kematian tidak pernah akan usai, dikarenakan manusia akan selalu gelisah sebelum menemukan jawaban yang pasti.  Selalu saja manusia dengan kendaraan agam warisan mereka berupaya mengerti dan –ironismya- membujuk banyak orang menyetujui konsepnya. Sungguh sangat ironi.
Jika manusia sadar bahwa hidupnya terbagi menjadi –paling tidak – tiga wilayah,yaitu kekekalan-kefanaan dan kekekalan kembali, maka sejatinya hidup di dunia ini adalah wilayah kefanaan dan harus berjuang untuk nantinya menuju kekelan kembali. Dengan konsep ini,maka hidup di dunia adalah sebuah kerja dan sewaktu pekerjaan ini usai,ya  harus kembali lagi ke ruang kekekalan itu.
Konsep ini mungkin bisa menolong mereka-mereka yang berhadapan dengan situasi kematian. Sampaikan kepada keluarga yang ditinggalkan bahwa, saudara yang telah meninggal adalah saudara yang telah usai tugasnya dan oleh karenanya harus kembali ke ruang kekekalannya kembali. Msasalah tahu atau tidak jalannya, itu urusan pribadi si orang yang sudah usai tugasnya itu. Dengan pemahaman ini, sedikitnya akan menolong yang ditinggalkan untuk segera menyadari akan posisi hidup dan kehidupan ini. Semua demi keseimbangan semesta.

Salam cinta untuk semesta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FIKSI Di Malam PASKAH