Rabu, 13 Mei 2015

Surat Penyesalan Edisi 2



Dan.....................
Aku merasakan sebuah keanehan merasuki alam pikirku, aku mrasa asing dengan diriku. Tiba-tiba, usai aku mmakan buah itu, semua nampak tidak indah, semua nampak kelam dan suram. Dan, aku sendiri juga lupa dengan rasa dari buah itu, seingatku manis dan amat manis. Namun dari yang manis itulah akhirnya kalian semua, anak dan cucu-cucuku harus memikul derita.
Masih terngiang dalam telinga ini, suara aneh itu seoah marah,menghardik kami berdua. Hardikan yang membuat kami-utamanya aku- semakin merasa aneh dan asing. Seolah kami dalam sebuah ancaman, bahwa memang kami harus bekerja keras membanting tulang demi bertahan hidup.
Sekali lagi, aku mohon maaf akan terlambatnya surat lanjutanku ini. Kesibukanku di sini, di alam yang berbeda dengan kalian sungguh sulit dinego. Beda dengan kalian di alam fana itu, semua masih bisa dinego,semua masih bisa ditawar. Aku maklum karena kalian semua memang paling jago kalau urusan tawar menawar. Apalagi seperti yang aku dengar dari beberapa yang telah “pulang” dan itu ber-etnis Jawa. Mereka memang sangat pandai menawar, yang dalam bahasa mereka dinamakan ngenyang. Di sini, dalam alam keabadian ini, semua berjalan dalam alurnya sendiri-sendiri,dan karenaya kadang aku sulit mencuri waktu untuk kalian semua, anak cucuku yang masih dan akan memasuki dunia kalian. Dunia yang sudah aku tinggalkan.
Kami terdeportasi dari taman elok menyenangkan itu. Kami terlunta dan mengembara ke tempat yang sungguh asing bagiku. Asing seperti keadaan diriku yang penuh misteri dan juga takpernah mengerti dari mana dan melalui apa kami hadir, atau dihadirkan. Tiba-tiba kami merasakan letih dan haus serta lapar, rasa yang sungguh tidak aku kenal sewaktu di taman itu. Juga kaki dan beberapa bagian raga kami merasakan kepedihan. Dan setelah kuteliti, ternyata duri belukar liar itu yang melukaiku, juga perempuan itu. Saat aku melihat perempuan itu, terkadang aku kasihan juga, mengapa?Karena selalu –menurut berita anak cucuku yangpulang”, dia selalu disalahkan akan kesalaha tempo dulu itu. Namun, meski kami juga bingung dengan proses pengenalan kami, empatiku tiba-tiba muncul.
Oiya, suratku edisi ini hendak mengajak kalian semua menyadari akan hidup dan tanggungjawab. Aku berani mempertanggungjawabkan pilihan hidupku dengan sangat jujur dan dewasa, bahwa aku juga ikut terlibat dalam kesalahan itu. Apapun pilian kalian, jangan bersikap kerdil dan pengecut, hadapi itu meski rasa malu menyelimutimu. Kobarkan kejujuran dan keterbukaan. Jangan pelit, seperti kata beberapa anak cucu yang memberi laporan bahwa ada agama yang mengikut Isa Anak Maryam itu yang terlalu pelit dengan duit. Meski mereka memainkan kata dalam bahasa mereka, DuIt, udune iwit2, namun kepelitan mereka semakin memprihatinkan.,,
Akhh, mata ini sudah ngantuk nak..lanjut lain waktu ya..
Salamku buat kalian, juga buat seseorang di tahun 2015,masih tekun mencuci baju anak-anaknya di penghujung malam, demi tugas panggilan, katanya..
Bersambung...

2 komentar:

  1. Lihat di gkj or.id Ada file sistrm pembahasan tager talak. Kita perlu ketemu lagi sebelum tgl 18 mei

    BalasHapus
  2. Lihat di gkj or.id Ada file sistrm pembahasan tager talak. Kita perlu ketemu lagi sebelum tgl 18 mei

    BalasHapus

FIKSI Di Malam PASKAH