Dan.....................
Aku merasakan sebuah keanehan merasuki alam
pikirku, aku mrasa asing dengan diriku. Tiba-tiba, usai aku mmakan buah itu,
semua nampak tidak indah, semua nampak kelam dan suram. Dan, aku sendiri juga
lupa dengan rasa dari buah itu, seingatku manis dan amat manis. Namun dari yang
manis itulah akhirnya kalian semua, anak dan cucu-cucuku harus memikul derita.
Masih terngiang dalam telinga ini, suara aneh itu
seoah marah,menghardik kami berdua. Hardikan yang membuat kami-utamanya aku-
semakin merasa aneh dan asing. Seolah kami dalam sebuah ancaman, bahwa memang
kami harus bekerja keras membanting tulang demi bertahan hidup.
Sekali lagi, aku mohon maaf akan terlambatnya
surat lanjutanku ini. Kesibukanku di sini, di alam yang berbeda dengan kalian
sungguh sulit dinego. Beda dengan kalian di alam fana itu, semua masih bisa
dinego,semua masih bisa ditawar. Aku maklum karena kalian semua memang paling
jago kalau urusan tawar menawar. Apalagi seperti yang aku dengar dari beberapa
yang telah “pulang” dan itu ber-etnis Jawa. Mereka memang sangat pandai
menawar, yang dalam bahasa mereka dinamakan ngenyang. Di sini, dalam alam
keabadian ini, semua berjalan dalam alurnya sendiri-sendiri,dan karenaya kadang
aku sulit mencuri waktu untuk kalian semua, anak cucuku yang masih dan akan
memasuki dunia kalian. Dunia yang sudah aku tinggalkan.
Kami terdeportasi dari taman elok menyenangkan
itu. Kami terlunta dan mengembara ke tempat yang sungguh asing bagiku. Asing seperti
keadaan diriku yang penuh misteri dan juga takpernah mengerti dari mana dan
melalui apa kami hadir, atau dihadirkan. Tiba-tiba kami merasakan letih dan
haus serta lapar, rasa yang sungguh tidak aku kenal sewaktu di taman itu. Juga kaki
dan beberapa bagian raga kami merasakan kepedihan. Dan setelah kuteliti,
ternyata duri belukar liar itu yang melukaiku, juga perempuan itu. Saat aku
melihat perempuan itu, terkadang aku kasihan juga, mengapa?Karena selalu –menurut
berita anak cucuku yangpulang”, dia selalu disalahkan akan kesalaha tempo dulu
itu. Namun, meski kami juga bingung dengan proses pengenalan kami, empatiku
tiba-tiba muncul.
Oiya, suratku edisi ini hendak mengajak kalian
semua menyadari akan hidup dan tanggungjawab. Aku berani mempertanggungjawabkan
pilihan hidupku dengan sangat jujur dan dewasa, bahwa aku juga ikut terlibat
dalam kesalahan itu. Apapun pilian kalian, jangan bersikap kerdil dan pengecut,
hadapi itu meski rasa malu menyelimutimu. Kobarkan kejujuran dan keterbukaan. Jangan
pelit, seperti kata beberapa anak cucu yang memberi laporan bahwa ada agama
yang mengikut Isa Anak Maryam itu yang terlalu pelit dengan duit. Meski mereka
memainkan kata dalam bahasa mereka, DuIt, udune iwit2, namun kepelitan mereka
semakin memprihatinkan.,,
Akhh, mata ini sudah ngantuk nak..lanjut lain
waktu ya..
Salamku buat kalian, juga buat seseorang di tahun 2015,masih
tekun mencuci baju anak-anaknya di penghujung malam, demi tugas panggilan,
katanya..
Bersambung...
Lihat di gkj or.id Ada file sistrm pembahasan tager talak. Kita perlu ketemu lagi sebelum tgl 18 mei
BalasHapusLihat di gkj or.id Ada file sistrm pembahasan tager talak. Kita perlu ketemu lagi sebelum tgl 18 mei
BalasHapus