UTUH
Seorang lelaki, berusia sekitar 79 tahun, dengan
wajah yang telah mulai keriput,rambut yang mulai memutih serta punggung yang
sudah terbungkuk, terlihat asyik memainkan sebuah benda kecil,dan setelah
disimak dari dekat, ternyata benda itu adalah sebuah Handphone jadul namun kuat
karena sedikitnya fitur yang ada. Wajah lelaki itu tenang dan teduh serta
terlihat damai, meski jejak-jejak derita bisa terbaca dari otot-otot kaki dan
tangan yang berebut keluar menonjol di kulit-kulit daging. Kaos oblong biru tua,
bertuliskan nama toko musik terkenal di ibukota sebuah propinsi di pulai jawa,
itu yang dikenakannya.
“Santai mbah..”Sapa seorang anak remaja santun
menyapa lelaki tua itu, saat melintas di depan halaman rumahnya.
“Iya Gus, lha mau apa lagi. Ini lho aku santai
sembari berkabar ke anak-anakku, pakde-budhemu itu”, Jawab Lelaki itu. Kemudian
lelaki remaja itu berbelok dan mampir ke rumah lelaki tua itu.
“Meskipun sekarang mereka ada di tempat jauh dan
berlainan, ketujuh anak-anak eyang ini selalu eyang ajak berkomunikasi,meski
sibuk dan lelah. Karena dengan komunikasi ini, keutuhan mereka tetap terjaga. Dengan
terjaganya keutuhan mereka-meski jauh-maka damai dan sukacita akan saling
dirasakan ngger, cah bagus. Bukankah ajaran Guru Agung demikian?Bahkan Sang
Guru Agung itu mendoakan para murid dan pengikutNya agar tetap utuh,karena
hari-hari ke depan tantangan keretakan semakin ganas menunggu dan bahkan
menerjang. Uang,teknologi,peradaban, semua itu bisa membuat kuatnya keutuhan sekaligus
bisa menjadi monster yang menghancurkan keutuhan. Makanya, eyang selalu
berupaya menjga keutuhan mereka dengan selalu berkabar,selalu menyapa. Memang terlihat
sepele dan tidak menghasilkan materi atau uang, tetapi kebahagiaan tidak harus
diukur dengan uang ngger, cah bagus”, Demikian lelaki tua itu memberikan
nasehat,petuah kepada lelaki remaja yang mampir di rumahnya.
Remaja itu manggutmanggut, seolah memahami apa
yang diucapkan lelaki tua itu. Kemudian mereka terlihat saling tersenyum. Dua manusia
berbeda generasi itu telah saling berupaya menjaga keutuhan dengan saling
memberi, memberi sapaan dan memberi waktu. Akh, betapa indahnya dan utuhnya semesta
ini jika semua saling mau memberi, memberi sapaan dan juga waktu untuk saling
berbagi.
Kenangan akan almarhum bapak pada suatu waktu..
perlu penataan ..
BalasHapussiappp
BalasHapus