Sabtu, 16 Mei 2015

Upaya Menjaga Keutuhan



UTUH
Seorang lelaki, berusia sekitar 79 tahun, dengan wajah yang telah mulai keriput,rambut yang mulai memutih serta punggung yang sudah terbungkuk, terlihat asyik memainkan sebuah benda kecil,dan setelah disimak dari dekat, ternyata benda itu adalah sebuah Handphone jadul namun kuat karena sedikitnya fitur yang ada. Wajah lelaki itu tenang dan teduh serta terlihat damai, meski jejak-jejak derita bisa terbaca dari otot-otot kaki dan tangan yang berebut keluar menonjol di kulit-kulit daging. Kaos oblong biru tua, bertuliskan nama toko musik terkenal di ibukota sebuah propinsi di pulai jawa, itu yang dikenakannya.
“Santai mbah..”Sapa seorang anak remaja santun menyapa lelaki tua itu, saat melintas di depan halaman rumahnya.
“Iya Gus, lha mau apa lagi. Ini lho aku santai sembari berkabar ke anak-anakku, pakde-budhemu itu”, Jawab Lelaki itu. Kemudian lelaki remaja itu berbelok dan mampir ke rumah lelaki tua itu.
“Meskipun sekarang mereka ada di tempat jauh dan berlainan, ketujuh anak-anak eyang ini selalu eyang ajak berkomunikasi,meski sibuk dan lelah. Karena dengan komunikasi ini, keutuhan mereka tetap terjaga. Dengan terjaganya keutuhan mereka-meski jauh-maka damai dan sukacita akan saling dirasakan ngger, cah bagus. Bukankah ajaran Guru Agung demikian?Bahkan Sang Guru Agung itu mendoakan para murid dan pengikutNya agar tetap utuh,karena hari-hari ke depan tantangan keretakan semakin ganas menunggu dan bahkan menerjang. Uang,teknologi,peradaban, semua itu bisa membuat kuatnya keutuhan sekaligus bisa menjadi monster yang menghancurkan keutuhan. Makanya, eyang selalu berupaya menjga keutuhan mereka dengan selalu berkabar,selalu menyapa. Memang terlihat sepele dan tidak menghasilkan materi atau uang, tetapi kebahagiaan tidak harus diukur dengan uang ngger, cah bagus”, Demikian lelaki tua itu memberikan nasehat,petuah kepada lelaki remaja yang mampir di rumahnya.
Remaja itu manggutmanggut, seolah memahami apa yang diucapkan lelaki tua itu. Kemudian mereka terlihat saling tersenyum. Dua manusia berbeda generasi itu telah saling berupaya menjaga keutuhan dengan saling memberi, memberi sapaan dan memberi waktu. Akh, betapa indahnya dan utuhnya semesta ini jika semua saling mau memberi, memberi sapaan dan juga waktu untuk saling berbagi.
Kenangan akan almarhum bapak pada suatu waktu..

2 komentar:

FIKSI Di Malam PASKAH