Sabtu, 09 Mei 2015

Dan akhirnya, kudengar juga senandung embun itu..

Senandung Embun Pagi
Pagi ini kabut tipis masih jelas terlihat saat tanah mulai terang. Kicauan burung dan nyanyian unggas mulai membangunkan segenap makluk. Hujan sepanjang sore telah membuat penghuni bumi nyenyak terlelap dalam dekapan dingin. Dan pagi ini, manakala di ufuk timur semburat merah mulai merekah, perlahan dan pasti, embun-embun bening nan segar mulai luruh menggulirkan diri,menyatu dengan tanah untuk memainkan fungsi utamanya. Yah, embun itu memang bening, meski ia tak selalu berasal dari air yang bening, namun ia akan selalu hadir dalam keadaan yang selalu bening.
Luruhnya embun-embun pagi dari ujung-ujung dedaunan menimbulkan gemerisik,menimbulkan sebuah zimfoni abadi. Bagaikan nyanyian alam purbakala,berseling dengan semilir angin pagi, berpadu dengan kicauan burung,bersinergi denganderap gelisah anak-anak manusia yang sedang berpacu dengan waktu. Nyanyian embun pagi seolah sudah tak terdengar oleh anak-anak manusia yang terbisingkan oleh berbagai nafsu keinginan dan bahkan keserakahan. Semuanya itu yang membuat telinga sanubari anak-anak manusia tertulikan olehnya sehingga gagal menikmati nyanyian embun pagi yang senantiasa bersenandung setiap saat.
Senandung Embun Pagi, itulah nyanyian abadi alam semesta,yang diciptakan oleh Sang Khaliq untuk dinikmati,untuk menghibur seluruh ciptaan. Namun karena tuntutan dan desakan kebutuhan dan nafsu serakahlah yang menjadikan Nyanyian itu seolah raib dan seperti ditelan bumi. Namun benarkah nyanyian atau senandung embun pagi itu sirna?Tidak, ia tetap dan akan selalu hadir dalam segala keadaaan dan dengan keadaan yang sama. Hanya kita manusialah yang telah  tenggelam tertelan peradaban dengan nafsu serakahnya.
Senandung Embun Pagi,itulah zimfoni abadi,itulah kidung sejadi dari Sang Illahi, namun sudah takternikmati lagi. Maka beruntunglah manusia yang masih mampu mendengarkan dan menikmati Nyanyian Abadi semesta ini.
Salam Semesta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FIKSI Di Malam PASKAH