Jumat, 01 Mei 2015

Pertangungjawabkan Pilihanmu!


Pohon Terakhir
“Untuk membuat kerangka rumahmu, pergilah ke hutan dan carilah serta pilihlah pohon yang menurutmu paling baik. Kemudian tebanglah,pakailah itu untuk kerangka rumahmu”, Demikian seorang bapak memberikan nasehat kepada bapaknya untuk mencari kayu terbaik demi kerangka rumahnya. Maka esok paginya, bergegaslah pemuda itu menuju hutan dengan peralatan yang akan dipkainya untuk menebang pohong.
Dengan teliti dan cermat Pemuda itu menjelajahi hutan dengan segala tantangannya. Ia berjuang untuk memilih pohon yang paling baik untuk kerangka rumahnya. Semakin jauh ke dalam,semakin lama ia mencari, namun tidak juga ia menemukan pohon yang menurutnya  paling baik. Hari semakin siang, terik matahari yang menerobos dedaunan hutan bisa terasa semakin menyengat. Terkadang pemuda itu beristirahat untuk menghilangkan letih, kemudian melanjutkan perjalanan.
Sampai hampir senja, pemuda itu belum menemukan pohon yang baginya baik dan kuat. Letih semakin mendera pemuda itu dan semakin terkujut dia bahwa ternyata hutan itu hampir berujung. Semakin galaulah dia  ketika kemudian dihadapannya pepohonan semakin sedikit. Ia bingung bahwa tidak ada yang baik sesuai dengan hasrat dirinya. Dan ketika pada akhirnya ia sampai di ujung hutan itu, karena dilihatnya di depannya ada perkampungan dan suara kokok ayam,semakin pesimislah ia untuk mendapati pohon itu.
“Sudahkah kau menemukan pohon yang kau inginkan?”, Tiba-tiba sambil menepuk bahunya,suara bapaknya mengagetkannya.
“Belum Pak,dan hutan ini sudah berujung”,Jawab pemuda itu.
“Apapun keadaannya,kau harus memilih salah satu pohon yang tersisa di hadapanmu untuk  kerangka rumahmu”,Jawab si ayah dengan santai dan datar. “Namun bapak,tidak ada yang baik?”
“Masalah baik dan tidak, kau sudah diberi kesempatan memilih di seluruh hutan,namun kau tidak segera memilih. Sekarang apapun keadaanya, kau harus memilih. Baik atau tidak tidak begitu penting untuk saat seperti ini, yang paling tepat adalah bagaimana nantinya kau mempertanggungjawabkan pilihanmu” Jawab Bapak itu bijak.
Dengan segera, pemuda itu menebang pohon terakhir untuk dijadikan kerangka rumahnya. Hidup itu pilihan dan benar atau salah itu bukan yang utama, namun yang terutama adalah bagaimana mempertanggungjawabkan pilihan-pilihan hidup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FIKSI Di Malam PASKAH