Rabu, 06 Mei 2015

Tetangga, Meski beda namun darinya Kami bisa belajar tentang kehidupan,



BELAJAR DARI TETANGGA
Dore itu cerah, setelah dalam beberapa hari bumi tempat kami berpijak terbuai air hujan yang sepertinya tidak pernah habis jatuh dari langit yang gelap. Cerahnya cuacaa adalah kabar sukacita untuk anak-anak,karena dengan demikian mereka bisa bermain sepuas hati menungu lebih senja lagi untuk bergegas mandi. Pun demikian dengan anak-anak kami, senja itu mereka bermain bersama teman-teman seusia dengan teramat sangat gembira. Berlarian, berkejaran, berebut mainan,berolok-olok dan umpet-umpetan,semua dilakukan dengan amat sangat bahagia. Hingga tida saatnya senja semakin letih untuk kemudian digantikan dengan malam. Sebelum Shift senja benar-benar usai, anak-anak pulang ke rumah masing-masing.
Segera mereka menuju kamar mandi,setelah mengambil handuknya sendiri-sendiri. Terkadang, batin ini berteriak,karena dalam dekapan pengajaran demi kemandirian,membiarkan dua bocah kecil itu mesti mandi sendiri. Terkadang,dalam situasi-situasi tertentu,kumandikan mereka berdua,karena semandiri apapun mereka,mereka tetaplah kanak-kanak. Bercanda mereka di kamar mandi itu,kemudian usai dan berebut ke luar sampai yang kecil menjerit,menangis meski beberapa detik kemudian bercanda lagi. Setelah gantu pakaian,bersiap mereka menyambut makan malam sembari melihat Televisi dengan acara yang semakin aneh dan lucu,meski bukan komedi. Memang negeri ini sudah bermetamorfosis menjadi negeri komedi. Semuanya serba menggelikan,lucu dan terkadang Saru!
Sambil santai menunggu semua maeri makan malam siap,kami bercanda bersama sampai kemudian dari masjid sebelah terdengan adzan mahgrib. Anak sulung saya kemmudian berdiri dan mengajak kami berdoa.
“Pak,Buk,,ayo kita kaya yang di mesjit itu, kita berdoa”, Demikian kalimat singkat yang terlontar dari mulut anak sulungku. Jujur, saya kaget, anak seusia dia sudah paham apa itu disiplin rohani meski itu tidak diajarkan secara ketat oleh agama kami. Akhhh..ternyata,dari tetanggalah anakku bisa menimba ilmu kesetiaan,ketaatan dan kedisiplinan. Tetangga itu, bagaimana dan seberapapun keadaanya pasti akan berguna, karena berguna dan tidak itu bukan bergantung pada obyek lain melainkan tergantung dari cara pandang kita terhadap segala hal (http://ppsetyasemesta.blogspot.com/2015/05/belajar-dari-kepahitan-hidup.html) Sungguh bangga kami padamu nak..lanjutkan kepedulian dan kecerdikanmu..
Salam untuk semesta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FIKSI Di Malam PASKAH