BELAJAR
DARI TETANGGA
Dore itu cerah,
setelah dalam beberapa hari bumi tempat kami berpijak terbuai air hujan yang
sepertinya tidak pernah habis jatuh dari langit yang gelap. Cerahnya cuacaa
adalah kabar sukacita untuk anak-anak,karena dengan demikian mereka bisa
bermain sepuas hati menungu lebih senja lagi untuk bergegas mandi. Pun demikian
dengan anak-anak kami, senja itu mereka bermain bersama teman-teman seusia
dengan teramat sangat gembira. Berlarian, berkejaran, berebut
mainan,berolok-olok dan umpet-umpetan,semua dilakukan dengan amat sangat
bahagia. Hingga tida saatnya senja semakin letih untuk kemudian digantikan
dengan malam. Sebelum Shift senja benar-benar usai, anak-anak pulang ke rumah
masing-masing.
Segera mereka menuju
kamar mandi,setelah mengambil handuknya sendiri-sendiri. Terkadang, batin ini
berteriak,karena dalam dekapan pengajaran demi kemandirian,membiarkan dua bocah
kecil itu mesti mandi sendiri. Terkadang,dalam situasi-situasi
tertentu,kumandikan mereka berdua,karena semandiri apapun mereka,mereka tetaplah
kanak-kanak. Bercanda mereka di kamar mandi itu,kemudian usai dan berebut ke
luar sampai yang kecil menjerit,menangis meski beberapa detik kemudian bercanda
lagi. Setelah gantu pakaian,bersiap mereka menyambut makan malam sembari
melihat Televisi dengan acara yang semakin aneh dan lucu,meski bukan komedi. Memang
negeri ini sudah bermetamorfosis menjadi negeri komedi. Semuanya serba
menggelikan,lucu dan terkadang Saru!
Sambil santai
menunggu semua maeri makan malam siap,kami bercanda bersama sampai kemudian
dari masjid sebelah terdengan adzan mahgrib. Anak sulung saya kemmudian berdiri
dan mengajak kami berdoa.
“Pak,Buk,,ayo kita
kaya yang di mesjit itu, kita berdoa”, Demikian kalimat singkat yang terlontar
dari mulut anak sulungku. Jujur, saya kaget, anak seusia dia sudah paham apa
itu disiplin rohani meski itu tidak diajarkan secara ketat oleh agama kami. Akhhh..ternyata,dari
tetanggalah anakku bisa menimba ilmu kesetiaan,ketaatan dan kedisiplinan. Tetangga itu, bagaimana dan seberapapun keadaanya pasti akan berguna, karena berguna dan tidak itu bukan bergantung pada obyek lain melainkan tergantung dari cara pandang kita terhadap segala hal (http://ppsetyasemesta.blogspot.com/2015/05/belajar-dari-kepahitan-hidup.html) Sungguh
bangga kami padamu nak..lanjutkan kepedulian dan kecerdikanmu..
Salam untuk semesta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar