Senin, 29 Februari 2016

Maaf, Jangan dibaca ya...

SUDUT PANDANG

Sabtu sore, sekitar jam 5. Cuaca serah dan semilir angin menyejukkan suasana. Hari itu tanggal akhir bulan tersebut. Dalam keramaian jalan raya, tiba-tiba.... “Bruuaaakk.....Duarrrrr..........” Sebuah kendaraan bermotor menabrak sebuah mobil pada sebuah perempatan jalan. Motor yang ditumpangi berboncengan itu ringsek,pengendaranya luka ringan dan yang satu luka parah. Keadaannya kritis, sementara mobil yang ditabrak motor itu hanya penyok di bagian yang ditabrak motor itu. 
Pengemudinya selamat tanpa luka sedikitpun. Banyak orang mengerubungi dan beberapa waktu kemudian polisi datang ke lokasi kejadian. Diantara yang mengerubungi ada yang lama melihatnya, ada yang hanya sekilas dan bahkan ada yang hanya meminta keterangan dari yang di sekitar tempat.
Cerita tentang kecelakaan itu segera beredar, semua ingin berkisah sesuai dengan apa yang dilihatnya. Seorang karyawan pabrik yang pulang dan melewati lokasi kecelakaan,sewaktu sampai di perempatan jalan dusunnya ditanyai oleh tetangganya.

“Apa benar ada kecelakaan di perempatan jalan depan kecamatan itu, benarkah ada korban meninggal dalam kecelakaan itu?”, Tanya seorang bapak yang baru saja pulang dari kebun.
“Iya,kayaknya memang ada. Tapi saya tidak begitu memperhatikan, sudah ada polisi yang ngurusi”, jawab Karyawan pabrik itu.

Pada waktu yang hampir bersamaan,lewatlah sepasang anak muda yang nampaknya sedang dimabuk asmara. Maka saat karyawan pabrik tadi terlihat seolah enggan menjawab pertanyaan bapak-bapak yang baru pulang dari kebun itu, segera sepasang nuda-mudi itu menghentikan kendaraannya, dan menghampiri bapak-bapak itu. Tanpa diminta kemudian bercerita panjang lebar dan sangat detail terkait kecelakaan yang baru saja terjadi.dari motor yang melaju sangat kencang, menyalib dari sebelah kiri, mobil yang tertabrak,korban,rintihan korban dan banyak yang lain.

Dua kisah di atas hendak memberikan cermin untuk kita semua,bahwa suasana hati sangat berpengaruh terhadap konsep atau sudut pandang  di dalam melihat segala sesuatu. Saat kondisi batin sedang kacau, tanggal tua, maka karyawan tadi enggan melihat kecelakaan itu sebagai obyek yang mesti diceritakan. Sementara. Bagi sepasang muda-mudi yang dilanda demam, demam asmara tadi,  apapun realita di sekitar yang dijumpai terasa menarik dan perlu diceritakan.

Manusia bersikap dan bertindak selalu berdasar suasana hati. Saat suasana hati senang ia akan bertindak baik dan bermartabat. Sebaliknya, saat suasana hati kacau, maka sikap dan tindakannya sering terasa cuek dan semaunya sendiri.  Tinggal saudara yang membaca tulisan ini, sedang dalam suasana hati ceria ata bermuram durja. Jika ceria maka bacaan ini bisa jadi mengispirasi positif saudara, namun jika saudara manyun dan memajang tampang menyeramkan, membaca tulisan ini akan tumbuh aneka dugaan aneka tafsir, aneka intepretasi.

Wah, terlalu ngelantur nih, sudahlah, silakan baca, jika berguna silakan lanjutkan berkunjung ke ruangan ini yang lain, jika tidak bermanfaat segera tutup dan jangan lagi berkunjung ke ruangan saya ini ya..karena bisa jadi saudara akan menemukan tulisan-tulisan yang telah lampau dan saat saudara baca merasa menyinggung saudara. Dari pda tersinggung, ya mending gausah baca saja...

'Lho..kok anda masih membacaya tah?',"tetapi terima kasih lho ya, udah mau membaca tulisan ngawur ini...Namanya juga tulisan ngawur, maka jika ada yang masuk akal ya itu kecelakaan,tapi kalau tidak ada yang masuk akal, ya rapapa, namanya juga ngawur..Tapi, sengawur-ngawurnya ngawur,lebih ngawur yang tidak mau menulis..hehe.


Salam cinta sayang..eh, salam cinta semesta saja deh...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FIKSI Di Malam PASKAH