Jumat, 19 Februari 2016

Cara embun Mengajari manusia Kehidupan

TENTANG EMBUN

Setelah semalaman alam, melalui dua binatang, Laba-Laba dan Tawon, mengajariku makna hidup, pagi ini, alam kembali menyapaku. Hal pertama yang kujumpai saat bangun dan keluar dari rumah adalah teras yang ada vas bunga. Kebetulan vas bunga atau pot itu sempat kotor karena anak-anak bermain siang harinya. Namun kotornya dedaunan di pot bunga ini, sontak hilang tersapu embun bening yang menggelayut di ujung-ujung dedaunan bunga dalam pot di teras tempat tinggal kami. Embun yang bening, mampu menyapu debu-debu yang kotor.

Embun yang bening itu mestinya tidak selalu berasal dari air yang bening. Bisa jadi berasaldari uap air keruh akibat erosi,akibat polusi,akibat pencemaran. Namun, embun itu enggan tampil seperti asalnya. Embun itu berani bermetamorfosis dirinya dan tampil dalam bentuk dan rupa yang selalu bening, polos dan gerakannyapun lembut, tidak tergesa seperti banjir di sungai-sungai pegunungan. Embun itu seolah mengajariku bagaimana mengelola sikap. 

Mengelola tindakan untuk selalu bening dan lembut serta menyejukkan.
Memang tidak selalu hidup ini berhadapan dan menghadapi sesuatu yang baik, namun belajar dari embun yang bening itu, marilah kita berjaung untuk mampu mengolah apa saja. Mengolah pengalaman, persoalan, pergumulan menjadi sesuatu yang selalu bening dan menyejukkan. Embun di pagi hari ini, menegorku, menyapaku, mengajariku tentang  kehidupan yang selalu memberi makna. Kehidupan yang sederhana,namun memberi arti bagi sesama.

Selamat pagi semesta


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FIKSI Di Malam PASKAH