TENTANG
EMBUN
Setelah
semalaman alam, melalui dua binatang, Laba-Laba dan Tawon, mengajariku makna
hidup, pagi ini, alam kembali menyapaku. Hal pertama yang kujumpai saat bangun
dan keluar dari rumah adalah teras yang ada vas bunga. Kebetulan vas bunga atau
pot itu sempat kotor karena anak-anak bermain siang harinya. Namun kotornya
dedaunan di pot bunga ini, sontak hilang tersapu embun bening yang menggelayut
di ujung-ujung dedaunan bunga dalam pot di teras tempat tinggal kami. Embun yang
bening, mampu menyapu debu-debu yang kotor.
Embun
yang bening itu mestinya tidak selalu berasal dari air yang bening. Bisa jadi
berasaldari uap air keruh akibat erosi,akibat polusi,akibat pencemaran. Namun,
embun itu enggan tampil seperti asalnya. Embun itu berani bermetamorfosis
dirinya dan tampil dalam bentuk dan rupa yang selalu bening, polos dan
gerakannyapun lembut, tidak tergesa seperti banjir di sungai-sungai pegunungan.
Embun itu seolah mengajariku bagaimana mengelola sikap.
Mengelola tindakan untuk
selalu bening dan lembut serta menyejukkan.
Memang
tidak selalu hidup ini berhadapan dan menghadapi sesuatu yang baik, namun
belajar dari embun yang bening itu, marilah kita berjaung untuk mampu mengolah
apa saja. Mengolah pengalaman, persoalan, pergumulan menjadi sesuatu yang
selalu bening dan menyejukkan. Embun di pagi hari ini, menegorku, menyapaku,
mengajariku tentang kehidupan yang
selalu memberi makna. Kehidupan yang sederhana,namun memberi arti bagi sesama.
Selamat
pagi semesta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar