KESEMPURNAAN
HUJAN DAN PELANGI
Catatanku hari ini...
Selasa 2 Februari 2016. Semenjak
pagi cuaca cerah, namun dalam benakku muncul dugaan bahwa siang nanti hujan
akan menyapa bumi ini, karena memang sedang musim hujan. Waktu berjalan dengan
santainya, meski kami, manusia ini terkadang membacanya dengan begitu ekstrim. Kadang
terasa cepat saat kebahagiaan menyapa namun terasa begitu lama saat beban hidup
berat.
Dan memang benar, sekitar jam 12 siang, mendung
menutup langit daerah kami. Gerimis mulai hadir meski di sana-sini sinar
matahari masih berebut dengan sela-sela awan dan mendung. Kemudian hujan deras
datang. Deras..sangat deras. Namun tidak lama,sesaat kemudian reda dan sinar
matahari kembali menyelinap diantara butiran-butiran gerimis dan air yang
berguliran diantara dedaunan. Langit indah bervariasi. Dan kemudian, muncullah
pelangi. Indah dan melengkung seolah Sang Illahi sedang melukis keindahan di
kanvas jagad raya ini.
Hujan, adalah peristiwa alami biasa. Namun hujan
bisa dimaknai beragam oleh siapa saja. Ada yang bersukaria saat hujan turun
namun ada yang cemberut marah dan kuatir serta takut saat hujan datang menyapa.
Bagi yang suka akan datangnya hujan, dia akan bersyukur, namun bagi yang tidak
menghendaki hujan, hujan adalah musuh.
Bukan musuh atau sahabat yang akan saya bagikan dalam tulisan ini, namun kesempurnaan
antara hujan dan pelangi. Hujan yang kehadirannya tidak selalu diterima dengan
senyuman adalah bagian dari kelengkapan keajaiban alam bernama pelangi. Tidak mungkin pelangi hadir tanpa hujan. Karena memang
pelangi adalah pembiasan cahaya sinar matahari oleh butiran-butiran air yang
jatuh dari angkasa.
Siapapun orangnya, entah kaya entah miskin, entah
di kota atau di desa,entah rakyat jelata atau pejabat negara pasti mengakui
keindahan pelangi. Namun sering mereka melupakan “Air Hujan” sebagai pelukis
pelangi. Keindahan pelangi hadir dari hujan yang sering mengakibatkan manusia
terlanda kesengsaraan, baik banjir maupun tanah longsor. Namun sejatinya
dibalik kesengsaraan hujan itu, Sang Illahi sedang merenda lukisan ajaibnya
berwujud pelangi.
Begitupun dalam sisi kehidupan manusia yang lain. Derita,kesedihan,perjuangan
yang terasa berat, itu selalu hadir menyapa. Jika kita berpikir dalam konsep kesempurnaan alam
semesta, seharusnya kita tetap bersyukur dan tersenyum. Tidak usahlah mengumpat
marah, demo dengan merusak karena melihat ketidakadilan. Mungkin saat hujan
juga ada yang marah dan bisa jadi memaki Tuhan, namun saat melihat indahnya
pelangi, kemarahan itu bisa sirna.
Hujan itu pintu gerbang Pelangi indah, maka
janganlah marah. Pelangi itu karya sejati Sang Illahi, maka nikmati dengan
wajah berseri. Seluruh alam semesta ini adalah rumah bersama, saudara semua
maka mari kita jaga juga secara bersama-sama.
Pelangi itu tidak lama muncul, karena dia bagian
dari kesempurnaan dan keajaiban. Ia akan segera bergeser menyembunyikan diri,
menanti saat tepat untuk hadir kembali dan akan datang kembali bersama pasangan
sehatinya, Hujan. Saat hujan dan pelangi pergi, yang ada adalah alam seperti
sediakala...
Hujan sudah usai, sayapun akan pulang...anak-anak
sudah selesai sekolahnya
Salam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar