TENTANG
POHON DAN BUAH
“Bapak,
mengapa pohon itu tidak berbuah?Apakah ada yang salah?Daun-daunnya rimbun,
terlihat subur sekali. DI manakah letak kesalahannya?” Seorang anak, saat senja
bertanya kepada bapaknya. Udara senja
itu segar, langit cerah. Sinar matahari senja menyapu perbukitan di sekitar kampung itu.
“Mungkin
ada yang salah nak dengan pohon itu. Mungkin saja pemilik kebun pohon tiu salah
memberinya nutrisi dan pupuk sehingga yang nampak hijau hanya daunnya”, Jawab
Si Bapak dengan sabar.
“Kalau
tidak berbuah, lebih baik tebang saja pohon itu, bisa diganti dengan pohon yang
lain yang bisa memberi buah yang lebih baik”, Si Anak memberi usulan agar pohon yang tidak
mengeluarkan buah segera dihabisi, ditebang dan diganti dengan pohon yang baru.
“Jangan
terburu menghakimi pohon itu anakku, apakah memang yang dibutuhkan dari pohon
itu hanya buahnya saja?Bukankah rimbun pohon itu dibutuhkan untuk kesegaran
pandangan kita?Bukankah kokohnya pohon itu dibutuhkan untuk menjaga tanah dari
ancaman longsor?Bukankah cabang-cabang pohon itu dibutuhkan untuk sarang burung, rumah semut dan banyak
binatang yang lain?” Bapak itu menjelaskan dengan penuh semangat
Senja
semakin mendaki menuju puncaknya dan kemudian berganti menjadi gelap malam,
namun senja masih muda, masih terang. Si Anak itu manggut-manggut pertanda mengerti maksud dari ucapan bapaknya.
Dengan penuh kesabaran, bapak itu mengelus-elus rambut di kepala si anak itu. Bahagia
nampak dalam wajah mereka. Kemudian dua orang lain muncul, dua perempuan. Mereka
bagian dari keluarga itu, dan nampak kebahagiaan di wajah-wajah mereka saat
senja menyapa.
Terkadang
manusia sering cepat mengambil kesimpulan dan mengambil keputusan. Karenanya,
keputusan itu sering tidak tepat. Hanya gara-gara sebuah pohon tidak berbuah
maka dia dihukum tebang,. Manusia gagal melihat “Peran” lain dari keberadaan
sebuah pohon. Untuk itu, berhati-hatilah, bersabarlah dalam membaca tanda-tanda
kehidupan. Sebuah realita tidak hanya memiliki satu fungsi, namun banyak yang
bisa dipetik dari sebuah realita.
Salam
senja..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar