Jumat, 05 Februari 2016

Demo..satu-satunya Kreatifitas Buruh Indonesia..

ANTARA HUJAN, MAK YEM DAN DEMO BURUH

siang ini, cuaca sungguh teduh, malah cenderung dingin. Hujan datang semenjak pertengahan hari. Tidak deras memang, namun cukup awet. Hujan yang awet, mendung yang semakin menggelap membuat dingin suasana, dan tidur untuk orang bebas seperti saya ini adalah pilihan terbaik. Jam satu siang berasa jam enam sore. Meski hujan masih etia mencumbui bumi, namun aktifitas beberapa orang tetap berjalan.

Salah satunya adalah saat seorang ibu berusia sekitar 50 tahun, datang ke rumah dengan menggendong keranjang sayuran barang dagangannya. Hujan ini ternyata tidak menghalangi mbak yem untuk terus berkarya. Bgainya, hujan dan panas itu adalah kewajaran alam. Kalau hujan pakai palstik dan payung, plastik untuk dagangannya, payung untuk tubuhnya. Hujan bukan berita buruk bagi mak Yem..
Saat meladeni pembeli, dengan santai dan sabar Mak Yem melakukannya. Tidak ada gurat ketergesan, gurat wajah kekesalan akan hujan dan cuaca. Wajahnya ceria dan berbinar, meski beban dagangan dan juga (mungkin ) beban hidup sedang mengakrabinya.

Hujan masih turun. Gemericiknya menyanyikan nyanyian sejati semesta.  Dedaunan yang tersentuhpun ikut mengisi aransemen alam yang sungguh sempurna indahnya. Setelah usai meladeni pembelinya, Mak Yem bergegas  merapikan dagangannya dan kembali meneruskan perjalanananya berjualan. Hujan itu bukan halangan baginya. Hujan juga adalah karunia yang mesti disyukuri. Begiru mak Yem menjawab saat istri menahannya untuk menunggu hujan reda.

Akibat krisis berkepanjangan, beberapa perusahaan besar di Indonesia ingin menutup usahanya. Dan itu sah-sah saja, hak mereka. Namun bagi buruh dan karyawan perusahaan itu, kabar penutupan pabrik adalah bencana, dan karena itu mereka berdemo. Sibuk, sangat sibuk berdemo. Mereka marah kepada semua hal. Pemerintah, kebijakan,krisis ekonomi dan juga memarahi pemilik perusahaan. Sungguh aneh, tapi sungguh terjadi. Jika saja semua karyawan perusahaan itu berjiwa seperti mak Yem, tentu mereka akan menemukan jawaban dan peluang dari persoalan yang sedang mereka hadapi.

Namun nayatanya tidak begitu. Karena mentalitasnya mmang sdah terbentuk menjadi mental buruh,karyawan yang selalu menghamba dan tiada kreatifitas. Kreatifitasnya ya..hanya demo itu,,,
Semoga bermanfaat..

salam

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FIKSI Di Malam PASKAH