Senyum dan Tersenyumlah
Selamat pagi sahabat...sudahkah tersenyum pagi
ini, ataukah malah muram durja yang membuka hari sahabat? Senyum, ini bukan
barang mahal yang harus dibeli dengan uang milyaran rupiah. Bukan juga ilmu
akademis yang untuk mendapatkannya, mesti bersekolah dengan biaya yang mahalnya
minta ampun..
Senyum juga bukan barang langka yang sulit
ditemukan dalam kehidupan dan hanya ada di museum-museum atau para konglomerat
kaya yang berhobi mengkoleksi senyum, karena senyum ada dan menyatu dengan
manusia. Senyum,bukan hanya milik dewa dan malaikat. Senyum adalah milik semua
manusia dan juga makhluk hidup yang lain. Senyum itu karunia Illahi yang ada semenjak manusia ada.
Meskipun senyum itu tidak mahal, bukan barang
langka dan juga bukan milik dewa namun toh kita jarang menjumpai sebuah
senyuman yang tulus dan jujur. Senyum terkadang hanya sebagai sebuah pemanis
perjumpaan, ornamen relasi dan pernik pergaulan. Senyum itu pekerjan sederhana,
tidak perlu belajar sampai jenjang S3 ataupun nyantri ditempat yang jauh dan
sepi. Senyum itu bahasa sederhana yang bisa mencairkan suasana.
Dengan senyuman tulus, ketegangan diperempatan
jalan ketika saling berebut cepat akan meleleh menjadi persaudaraan dan sapaan
santun. Dengan senyuman yang polos, kesalahan yang telah terjadi menjadi
terampuni. Dengan senyum yang sederhana, ketegangan siswa karena ujian nasional
bak hantu yang mengerikan akan berubah menjadi semangat membara tuk
menyelesaikan soal-soal ujian. Dengan senyum yang iklas, maka perseteruan yang
meruncing akan tecairkan segera.
Senyuman, bukan hanya milik beberapa manusia.
Senyum itu milik kita semua. Namun sering senyum itu hilang dari kita karena tertimbun selaksa hasrat,ambisi dan gejolak.
Semenjak pagi sampai malam hari, senyum disembunyikan di pojok ruang kehidupan,
karenanya hidup terasa hambar dan kering makna.
Maka dari itu mari kita budayakan saling senyum manakala ada saling
jumpa. Membuka hari dengan senyum, membuka perjumpaan dengan senyum, membuka
percakapan dengan senyum dan menerima umpatan juga dengan senyum.
Awas, jika
saudara terhanyut tulisan ini, saudara juga harus membacanya dengan tersenyum.
Namun hati-hatilah, disekelilingmu mengawasimu dan siap mengejekmu karena kamu
membaca sambil tersenyum.
Selamat tersenyum
Doni Setyawan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar