RENCANA
PHK BURUH DALAM SUDUT PANDANG YANG BERBEDA
Media
online kompas.com kamis, 4 Februari 2016, menyatakan bahwa kemungkinan
pemecatan (PHK) buruh masih menjadi hantu yang menakutkan.
“Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Ikbal
mengingatkan pemerintah bahwa potensi pemutusan hubungan kerja (PHK) masih
menghantui Indonesia, khususnya pada industri migas, komponen otomotif, dan
komponen elektronik.
"Potensi PHK akan terjadi di
industri tersebut, migas, karena harga minyak yang anjlok, sedangkan di
komponen otomotif dan sepeda motor karena penjualan kendaraan bermotor
menurun," ujar Ikbal di Jakarta, Kamis (4/2/2016).”
Namun menurut saya, kemungkinan pemecatan itu adalah kabar
gembira. Mengapa gembira?Karena dengan tidak bekerja di pabrik, peluang untuk
menggarap tanah terbuka lebar.
Saya tidak anti terhadap
industrialisasi, namun latar belakang negeri ini agraris. Kebodohan terbesar
negeri agraris adalah beralih ke industri, dan negeri ini ikut sehingga
termasuk negeri yang melakukan kebodohan. Jiwa bodoh dan mental kawula (hamba)
nampak jlas dari kegundahan para karyawan yang ketakutan bak dikejar monster
akibat ditutupnya pabrik di Indonesia.
Jika dilihat dari sudut positif, seperti yang saya tulis di
atas, hal ini seharusnya menjadi kabar gembira. Segeralah pemerintah menata
ulang kebijakan, pulangkan para buruh ke desa mereka masing-masing. Fasilitasi mereka
dengan ilmu pertanian,pendampingan tentang pertanian,benih pertanian,
pengertian pasar, manajemen pertanian yang baik.
Pada sisi yang lain, pemerintah juga dituntut memberi perhatian
lebih untuk petani. Jangan kalah dari para importir gelap yang berlaku maksiat.
Dengan demikian, upaya menjaga semesta
secara bersama bisa dilakukan. Industrialisasi justru merusak alam semesta,
maka jika PHK benar-benar terjadi, ini sebenarnya kabar baik untuk negeri ini.
Salam damai
Tidak ada komentar:
Posting Komentar