Jumat, 05 Februari 2016

Cara Sederhana Menjaga Negara

RENCANA PHK BURUH DALAM SUDUT PANDANG YANG BERBEDA

Media online kompas.com kamis, 4 Februari 2016, menyatakan bahwa kemungkinan pemecatan (PHK) buruh masih menjadi hantu yang menakutkan.
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) Said Ikbal mengingatkan pemerintah bahwa potensi pemutusan hubungan kerja (PHK) masih menghantui Indonesia, khususnya pada industri migas, komponen otomotif, dan komponen elektronik.
"Potensi PHK akan terjadi di industri tersebut, migas, karena harga minyak yang anjlok, sedangkan di komponen otomotif dan sepeda motor karena penjualan kendaraan bermotor menurun," ujar Ikbal di Jakarta, Kamis (4/2/2016).”
Namun menurut saya, kemungkinan pemecatan itu adalah kabar gembira. Mengapa gembira?Karena dengan tidak bekerja di pabrik, peluang untuk menggarap tanah terbuka lebar.
Saya  tidak anti terhadap industrialisasi, namun latar belakang negeri ini agraris. Kebodohan terbesar negeri agraris adalah beralih ke industri, dan negeri ini ikut sehingga termasuk negeri yang melakukan kebodohan. Jiwa bodoh dan mental kawula (hamba) nampak jlas dari kegundahan para karyawan yang ketakutan bak dikejar monster akibat ditutupnya pabrik di Indonesia.
Jika dilihat dari sudut positif, seperti yang saya tulis di atas, hal ini seharusnya menjadi kabar gembira. Segeralah pemerintah menata ulang kebijakan, pulangkan para buruh ke desa mereka masing-masing. Fasilitasi mereka dengan ilmu pertanian,pendampingan tentang pertanian,benih pertanian, pengertian pasar, manajemen pertanian yang baik.
Pada sisi yang lain, pemerintah juga dituntut memberi perhatian lebih untuk petani. Jangan kalah dari para importir gelap yang berlaku maksiat.  Dengan demikian, upaya menjaga semesta secara bersama bisa dilakukan. Industrialisasi justru merusak alam semesta, maka jika PHK benar-benar terjadi, ini sebenarnya kabar baik untuk negeri ini.

Salam damai


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FIKSI Di Malam PASKAH