Kamis, 02 Mei 2019

KETAKUTAN PARA MURID



Yohanes 6:16-21



Ketakutan adalah persoalan abadi dalam kehidupan manusia. Selama ia hidup dalam dunia ini, maka makluk yang namanya takut yang kemudian menjelma menjadi visrus ketakutan dalam diri setiap manusia, akan selalu ada. dan ketakutan sering kali di luar nalar manusia. Ketakutan kadang tidak hadir untuk sesuatu yang seharusnya ia hadir dan malah hadir untuk sesuatu yang seharusnya dia tidak hadir. Manusia seolah tidak takut akan kehidupanya yang abadi, sering mereka hanya berkutat pada sisi kehidupan yang fana,sehingga “bekal” untuk menempuh perjalanan takberujung yang bernama keabadian sering secara sengaja dielakkan. Dan sebaliknya, ketakutan justru kerasan pada situasi yang semestinya dia tidak harus hadir.

Murid Harus Menjadi ABDI

Narasi dalam Yohanes 6 ayat 16-21 menceminkan aspek kedua dari tesis yang say ungkapkan di atas. Para murid Tuhan Yesus terdera ketakutan luarbiasa ketika malam itu, saat sedang berlayar, dijumpai oleh Tuhan Yesus. Yang menarik untuk direnungkan adalah, pertama: baru saja mereka menyaksikan peristiwa ajaib, limaribu orang laki-laki dibuta kenyang dengan lima roti dan dua ikan. Selain dari itu, keberadaan mereka dalam pelayaran itu juga karena perintah Tuhan Yesus. Jadi amat sangat aneh jika mereka masih didera takut saat Tuhan Yesus menjumpai mereka.

12 murid seharusnya bisa bekerjasama, saling menjaga dan memperingatkan akan siapa yang hadir. Namun yang terjadi justru mereka kompak untuk sesuatu yang seharusnya mereka tidak kompak. Semestinya tidak semua dari para murid itu serentak takut, semestinya satu atau dua diantara mereka mengingatkan bahwa yang hadir itu adalah Tuhan Yesus Guru mereka, yang baru sore tadi menghadirkan keajaiban dalam kaca mata manusia, meski dalam perspektif Illahi, itu bisa-biasa saja. Namun toh kenyataannya tidak, mereka serentak untuk takut bersama.

Apa yang dialami 12 murid Yesus saat itu, sejatinya adalah cerminan kondisi kehidupan manusia dalam sepanjang abad dan jaman, sampai saat ini. manusia selalu didera ketakutan untukhal yang meharusnya tidak menakutkannya. Tuhan Yesus sudah berulangkali memberikan janji bahwa Ia akan senatiasa melindungi,menjaga dan memelihari seluruh kehidupan manusia, apalagi para umat pilihanNya. Namun janji itu tidak manjadikan manusia kuat dan tangguh, tetap saja mereka terdera ketakutan yang luar biasa. Pengalaman masa lalu, pertolongan Tuhan yang tiada berhaenti takjua menjadikan manusia kuat dan teguh dalam iman.

Ironisnya, ketakutan itu malah terlembagakan. Seperti 12 murid Tuhan Yesus, mereka rame-rame takut akan kehadiran Tuhan Yesus. Betapa sulit ereka mengenali kehadiran Tuhan Yesus. Sama dengan kehidupan manusia jaman sekarang, kehadiran Tuhan Yesus sering dalam wujud yang takterselami manusia, dan itu yang menjadikan manusia “belum” segera mengenalnya. Maka solusi terbaiknya adalah bekerjasama, tidak bekerja sendiri-sendiri. Diakhir tullisan ini, saya hendak mengajak saudara semua untuk berimajinasi, andai satu atau dua mmurid itu hening sejenak dan kemudian mengamati siapa yang datang, mungkin mereka akan segera mengalahkan ketakutannya. Intinya adalah kemenyatuan da kesehatian, kapanpun da dimanapun serta dalam  situasi apapun.

Salam Sejahtera.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FIKSI Di Malam PASKAH