Yohanes 6:16-21
Ketakutan
adalah persoalan abadi dalam kehidupan manusia. Selama ia hidup dalam dunia
ini, maka makluk yang namanya takut yang kemudian menjelma menjadi visrus
ketakutan dalam diri setiap manusia, akan selalu ada. dan ketakutan sering kali
di luar nalar manusia. Ketakutan kadang tidak hadir untuk sesuatu yang
seharusnya ia hadir dan malah hadir untuk sesuatu yang seharusnya dia tidak
hadir. Manusia seolah tidak takut akan kehidupanya yang abadi, sering mereka
hanya berkutat pada sisi kehidupan yang fana,sehingga “bekal” untuk menempuh
perjalanan takberujung yang bernama keabadian sering secara sengaja dielakkan. Dan
sebaliknya, ketakutan justru kerasan pada situasi yang semestinya dia tidak
harus hadir.
Murid Harus Menjadi ABDI
Narasi
dalam Yohanes 6 ayat 16-21 menceminkan aspek kedua dari tesis yang say
ungkapkan di atas. Para murid Tuhan Yesus terdera ketakutan luarbiasa ketika
malam itu, saat sedang berlayar, dijumpai oleh Tuhan Yesus. Yang menarik untuk
direnungkan adalah, pertama: baru saja mereka menyaksikan peristiwa ajaib,
limaribu orang laki-laki dibuta kenyang dengan lima roti dan dua ikan. Selain
dari itu, keberadaan mereka dalam pelayaran itu juga karena perintah Tuhan
Yesus. Jadi amat sangat aneh jika mereka masih didera takut saat Tuhan Yesus
menjumpai mereka.
12
murid seharusnya bisa bekerjasama, saling menjaga dan memperingatkan akan siapa
yang hadir. Namun yang terjadi justru mereka kompak untuk sesuatu yang
seharusnya mereka tidak kompak. Semestinya tidak semua dari para murid itu
serentak takut, semestinya satu atau dua diantara mereka mengingatkan bahwa
yang hadir itu adalah Tuhan Yesus Guru mereka, yang baru sore tadi menghadirkan
keajaiban dalam kaca mata manusia, meski dalam perspektif Illahi, itu
bisa-biasa saja. Namun toh kenyataannya tidak, mereka serentak untuk takut
bersama.
Apa yang
dialami 12 murid Yesus saat itu, sejatinya adalah cerminan kondisi kehidupan
manusia dalam sepanjang abad dan jaman, sampai saat ini. manusia selalu didera
ketakutan untukhal yang meharusnya tidak menakutkannya. Tuhan Yesus sudah
berulangkali memberikan janji bahwa Ia akan senatiasa melindungi,menjaga dan
memelihari seluruh kehidupan manusia, apalagi para umat pilihanNya. Namun janji
itu tidak manjadikan manusia kuat dan tangguh, tetap saja mereka terdera
ketakutan yang luar biasa. Pengalaman masa lalu, pertolongan Tuhan yang tiada
berhaenti takjua menjadikan manusia kuat dan teguh dalam iman.
Ironisnya,
ketakutan itu malah terlembagakan. Seperti 12 murid Tuhan Yesus, mereka
rame-rame takut akan kehadiran Tuhan Yesus. Betapa sulit ereka mengenali
kehadiran Tuhan Yesus. Sama dengan kehidupan manusia jaman sekarang, kehadiran
Tuhan Yesus sering dalam wujud yang takterselami manusia, dan itu yang
menjadikan manusia “belum” segera mengenalnya. Maka solusi terbaiknya adalah
bekerjasama, tidak bekerja sendiri-sendiri. Diakhir tullisan ini, saya hendak
mengajak saudara semua untuk berimajinasi, andai satu atau dua mmurid itu
hening sejenak dan kemudian mengamati siapa yang datang, mungkin mereka akan
segera mengalahkan ketakutannya. Intinya adalah kemenyatuan da kesehatian,
kapanpun da dimanapun serta dalam
situasi apapun.
Salam
Sejahtera.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar