Senyum, sebuah kata benda
abstrak. Darinya kemudian beberapa kata muncul. Ada tersenyum dan senyuman. Keduanya mengungkapkan
sebuah perasaan yang hampir selalu berkonotasi positif. Senyuman akan membuat
orang yang gemetar ketakutan menjadi agak ringan, cair dan kemudian merasa
terhargai. Dengan tersenyum,maka segala sesuatu yang memang sudah terasa berat
akan terasa ringan dalam hal mengerjakannya.
Dalam sebuah debat yang
dirasa semakin bertensi tingggi, perkataan yang diiringi dengan senyum tulus
akan mencairkan suasana, dalam kebuntuan jalan keluar, senyum akan meringankan
beban untuk kemudian memacu semangat menjari celah solusi yang lain. Pada titik
inilah, senyum menjadi sebuah tindakan sederhana, yang bisa mengakibatkan
keajaiban..
Senyum, tersenyum dan
senyuman, bukanlah sebuah pekerjaan yang heroic dan dramatis. Hanya sebuah
tindakan yang bisa dilakukan dengan spontan dan (bahkan mungkin) tanpa
belajarpun semua orang bisa. Bayi kecil akan melakukan tindakan senyuman ketika
situasinya menyenangkannya dan senyumannya akan membuat sang ibu seolah
mendapatkan sebongkah emas dalam hidupnya. Senyuman orang tua yang menyambut
anak ketika melaporkan hasil UAS dan hasil itu tidak begitu menggembirakan akan
membuat si anak merasakan keteduhan purba yang bernuansa sorgawi yang
menyenangkan.
Senyuman dalam sekilas perjumpaan akan menghasilkan kenangan yang
takakan terhapus sepanjang hayat. Senyuman, tersenyum, adalah tindakan sederhana
namun selalu bisa menghasilkan keindahan yang luar biasa.
Sang Guru Kehidupan mengajar
tentang Surga dengan sesuatu yang kecil,sederhana dan tidak bombastis namun
berakibat luar biasa. Seperti biji seswi,ragi, pukat an mutiara. Semuanya benda
kecil. Namun dalam praktiknya benda-benda kecil ini begitu mempengarui
kehidupan. Biji sesawi yang kecil itu jika ditaburkan akan tumbuh dan bisa
bermanfaat bagi banyak pihak. Ragi yang kecil itu jika diaduk dalam sebuah
adonan akan mempengaruhi seluruh adonan. Demikian juga mutiara, meski kecil
betapa harganya sangat mahal dan bisa untuk mencukupi kebutuhan dalam beberapa
waktu.
Demikian halnya dengan senyum, senyuman dan tersenyum. Hal-hal
sederhana ini jika dilakukan dengan tulus dan jujur maka akan meghasilkan
pengaruh yang luar biasa. Ketika gagal,tidak berhasil,salah,keliru,dan hal
negative lain kita lakukan dan kemudian tiba saat mempertanggungjawabkan maka
dengan senyuman akan membuat kita seolah menerima berkat sorgawi. Ketika kita bingung dan
bertanya kepada orang yang tidak kita kenal,lalu orang itu menerima dengan senyum, betapa kita merasa
seolah bertanya kepada anggota keluarga kita dan hilanglah segala ketakutan dan
kegalauan. Senyum, senyuman dan tersenyum, seolah bahasa sorga yang sederhana
namun bermakana. Maka marilah kita tersenyum selalu dalam menghadapi dan
menyikapi segala sesuatu. Taburkanlah senyuman maka akan kau tuai seikat suka
cita.
Kehidupan ini semakin penuh
dengan anega pergumulan, yang terkadang direfleksikan dengan satu penghayatan,
SEMAKIN BERAT. Oleh karena itu, perna strategi jitu untuk mengurainya dan
kemudian, meski merat, bisa dirasakan ringan serta menggairahkan. Ada banyak
cara atau strategi, namun senyuman nampaknya masih bisa dijadikan sahabat untuk
mengurai semua itu. Tersenyum adalah tindakan santai, rileks yang bisa
melonggarkan otot-otok raga yang sudah terlalu letih dengan segala tugas serta
perannya, maka dengan tersenyum, semuanya bisa terkendorkan.
Dan, jika ada yang kemudian
marah dengan tulisan ini, karena sangat sulit untuk tersenyum, silakan saja,
tidak menjadi soal. Atau kalau kemudian mau mengkomplain refleksi sederhana
ini, silakan saja..santai aja Son…kata sebuah sinetron telvisi suatu ketika..Yang
pasti, senyum adalah kekayaan purba makluk bernama manusia yang terkadang
terlupa…
Suatu Siang Di Ujung Maret
2019
Mbah'e..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar