PENAWAR KOLESTEROL JAHAT |
Langit malam cerah, agak berbeda dengan musim yang sedang berkarya, Penghujan. Agak aneh memang, setelah berhari-hari hujan,malam ini cerah, meski dingin masih menusuk tulang. Kembali seperti aktifitas harianku, malam selalu bepergian. Dan malam itu,aku pulang sekitar jam 9, melewati jalanan sepi perkampungan sekitar tempat tinggal kami.
Tepat di tempat pengalamanku berjumpa dengan dua hewan
bertarung demi hidup,aku berpapasan dengan sesosok laki-laki tegap. Aku kenal
dia, karena bertetanggaan dusun, namanya Pak Tugiman. Salah satu pekerjaan Pak
Tugiman adalah menangkapi KODOK IJO (Katak Hijau). Dan pekerjaan itu selalu
dilakukannya pada malam hari. Sejenak bercakap, menyingkir ke palang jembatan
kecil.
Kemudian kami saling menyalakan rokok demi teman percakapan dan demi
mengusir nyamuk yang terkadang usil mengganggu kami.
Pak Tugiman berkisah tentang pekerjaannya, bahwa
itu bukan pekerjaan pokoknya. Mencari dan menangkapi Kodok Ijo adalah pekerjaan
sampingan, meski terkadang menjadi pokok sumber kehidupan.
“Di KTP saya masih
petani lho pak”, Demikian Pak Tugiman menjawab sambil menghisap kreteknya.
Banyak pengalaman, tantangan, cobaan dan rintangan
selama menjadi penangkap Kodok Ijo. Dari ular berbisa,jalanan licin,
hujan,keanehan-keanehan alam. Semua pernah Pak Tugiman alami. Namun semua itu
tidak menyurutkan tekadnya untuk bekerja. Bagi Pak Tugiman, menangkapi Kodok
Ijo bukan sekedar mencari uang dari penjualan Kodok Ijo tangkapannya. Pak Tugiman
hanya menangkapi yang sudah dewasa, yang kecil ia biarkan bebas.
Pernah mendapatkan hasil banyak, namun sering juga
gagal total sepanjang malam. Semua diterima pak Tugiman dengan senang, dengan
tersenyum.
Terkadang malam cerah, namun sering pula mendung dan hujan, semua
memiliki keindahannya sendiri-sendiri.
“Saya jadi paham bahasa alam pak dengan pekerjaan
ini. Saya juga paham isyarat Kodok dengan pekerjaan saya ini. Jika perasaan
saya mengatakan jangan ambil, dan juga saya melihat Kodok Ijo yang nampak
sedih, saya tidak jadi menangkapnya. Jadi saya tidak asal tangkap”, demikian
Pak Tugiman mengakhiri percakapan kami. Rokok satu batang kami masing-masing
sudah habis. Kami berpisah, aku pulang dan pak Tugiman melanjutkan menembus
malam menangkapi Kodok Ijo.
MUSUH JERAWAT |
Hidup itu perjuangan dan perjuangan itu selalu
penuh tantangan. Dari Pak Tugiman, sang Penangkap Kodok Ijo saya belajar
tentang kesetiaan, ketekunan,kepekaan akan bahasa sesama ciptaan. Selamat berkarya
pak...
dalijondoleng
dalijondoleng
Tidak ada komentar:
Posting Komentar