Senin, 28 Maret 2016

MENJAGA HIDUP DENGAN HARAPAN YANG BARU

Harapan Baru

“Satu.. dua… tiga..” aku menghitung detik jam dinding kamarku sambil terbaring lemah di tempat tidurku. Semenjak aku mengalami kecelakaan 3 tahun yang lalu,
aku mengalami penderitaan yang amat berat. Kini tangan dan kakiku lumpuh, terpaksa harus selalu berada di kamar kecuali jika ada seseorang yang mengajakku dan menuntunku berjalan di luar menggunakan kursi roda. Orang tuaku sudah membawaku berobat kemanapun, namun tiada hasilnya, aku masih tetap lumpuh dan menghabiskan banyak biaya berobat. Namun hal yang paling menyakitkan bagiku ialah semenjak kecelakaan itu juga aku memiliki kelebihan bisa melihat setiap kejadian buruk yang bakal menimpa seseorang. 
Pernah aku mengutarakannya pada kerabatku yang bakal mengalami kecelakaan dan tewas seketika. Aku berniat mengatakan itu agar dia berhati-hati, namun ia malah tidak mempercayaiku dan memarahiku, seminggu kemudian.. ia mengalami kecelakaan dan tewas, persis dengan apa yang aku katakan. Namun hal itu pula lah yang semakin memperburuk keadaanku, banyak saudaraku, kerabat, dan teman-temanku yang semakin menjauhiku kecuali orang tuaku dan orang yang masih menyayangiku apa adanya.
“senja waktunya makan!” suara suamiku yang terlihat bersemangat itu terdengar, kemudian ia segera membuka pintu kamar dan duduk di kasur tempat aku berbaring. Aku pun memakan setiap sendok makan yang disuapkan oleh suamiku. “surya? Apakah kamu tidak merasa sedih” ucapku ketika sudah selesai makan “memang kenapa?” “sudah 4 tahun kita bersama, tetapi aku hanya memberikan kebahagiaan selama 1 tahun padamu, dan sisanya kamu menderita karenaku, kenapa kamu tidak meninggalkanku saja dan mencari yang lain, aku bahkan tidak bisa memberi keturunan untukmu” ucapku dengan suara sesak. Kulihat wajahnya yang agak sedih ketika aku mengatakan itu, namun wajahnya tiba-tiba berubah ceria lalu berkata “bagiku kamulah cinta pertama dan terakhirku, aku tidak akan pernah meninggalkanmu. Dulu kita pernah berjanji untuk selalu bersama apapun yang terjadi, aku tidak mau melanggar janji itu, lagipula aku hanya mencintaimu dan bukan dengan wanita lain” mendengar dia berkata seperti itu mataku langsung berkaca-kaca hatiku terasa haru mendengar kalimat itu, dia memang cinta sejatiku. Lalu ia mengatakan satu kata lagi, “dengarlah kalimat ini, aku sudah merasa bahagia berada di dekatmu, jadi jangan risau, aku tidak merasa sedih sehari pun selama tiga tahun ini”. Ia pun memelukku, memberikan kehangatan kasih dan sayangnya. Tak terasa wajahku telah terguyur air mata yang menyiratkan beribu haru karena ketulusan cintanya.
Aku pun menjadi bersemangat lagi untuk hidup, namun.................Baca Selengkapnya di SINI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FIKSI Di Malam PASKAH