Sabtu, 05 Maret 2016

MENJADI BARU


Biasanya sesuatu yang baru itu menyenangkan. Rumah baru,motor baru,kawan baru, motor baru, mobil baru dan yang lain, pokoknya sesuatu yang baru itu menyenangkan. Itu berbanding terbalik dengan sesuatu yang lama,usang,jadul dan sangat kuno sekali. persoalannya adalah, untuk menjadi baru itu perlu proses. Untuk memiliki rumah baru perlu biaya mahal,untuk memiliki mobil baru, perlu menabung karena biaya juga mahal, untuk istri atau suami baru...upsss...ini malah yang sangat mahal...

Selain benda,yang beru itu juga berkenaan dengan keadaan atau situasi. Keadaan atau situasi yang baru itu juga butuh biaya,malah sangat mahal. Biasanya yang mahal ini tidak hanya harta benda,namun juga energi,tenag,perasaan dan juga waktu.  Situasi yang baru itu akan menyenangkan jika yang baru itu adalah baik. Namun baik itu juga sangat relatif, baik menurut A belum tentu baik menurut B dan juga sebaliknya. Oleh karena itu, kata BAIKpun mesti disepakati bersama.

Baik untuk anak kecil adalah saat semua “Keinginannya” terpenuhi, sementara baik baigi remaja belum tentu demikian. Kembali ke persoalan baru. Menjadi baru yang saya maksutkan adalah menjadi “Manusia Baru”. Baru dalam arti apa?

Baru cara berpikirnya, baru spiritualitasnya, baru semangatnya, baru harapannya, baru tanggungjawabnya. Untuk menjadi baru butuh komponen-komponen pendukung. Komponen-komponen pendukung itu tidak hanya aspek personal, namun juga lingkungan,keluarga,komunitas dan yang lain. Menjadi manusia baru berarti siap untuk dibentuk oleh kondisi, manusia baru berarti manusia yang siap diperbaharui dan juga memperbaharui.

Tulisan ini tidak hendak memberi petunjuk atau tips, hanya mau mengeluarkan sedikit unek-unek saya saja..

Salam



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FIKSI Di Malam PASKAH