Biasanya sesuatu yang baru itu menyenangkan. Rumah baru,motor
baru,kawan baru, motor baru, mobil baru dan yang lain, pokoknya sesuatu yang
baru itu menyenangkan. Itu berbanding terbalik dengan sesuatu yang
lama,usang,jadul dan sangat kuno sekali. persoalannya adalah, untuk menjadi
baru itu perlu proses. Untuk memiliki rumah baru perlu biaya mahal,untuk
memiliki mobil baru, perlu menabung karena biaya juga mahal, untuk istri atau
suami baru...upsss...ini malah yang sangat mahal...
Selain benda,yang beru itu juga berkenaan dengan keadaan atau
situasi. Keadaan atau situasi yang baru itu juga butuh biaya,malah sangat
mahal. Biasanya yang mahal ini tidak hanya harta benda,namun juga
energi,tenag,perasaan dan juga waktu. Situasi
yang baru itu akan menyenangkan jika yang baru itu adalah baik. Namun baik itu
juga sangat relatif, baik menurut A belum tentu baik menurut B dan juga
sebaliknya. Oleh karena itu, kata BAIKpun mesti disepakati bersama.
Baik untuk anak kecil adalah saat semua “Keinginannya”
terpenuhi, sementara baik baigi remaja belum tentu demikian. Kembali ke
persoalan baru. Menjadi baru yang saya maksutkan adalah menjadi “Manusia Baru”.
Baru dalam arti apa?
Baru cara berpikirnya, baru spiritualitasnya, baru semangatnya,
baru harapannya, baru tanggungjawabnya. Untuk menjadi baru butuh
komponen-komponen pendukung. Komponen-komponen pendukung itu tidak hanya aspek
personal, namun juga lingkungan,keluarga,komunitas dan yang lain. Menjadi manusia
baru berarti siap untuk dibentuk oleh kondisi, manusia baru berarti manusia
yang siap diperbaharui dan juga memperbaharui.
Tulisan ini tidak hendak memberi petunjuk atau tips, hanya mau
mengeluarkan sedikit unek-unek saya saja..
Salam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar