Sabtu, 12 Maret 2016

MELIHAT PAK TANI MENCANGKUL SAAT HUJAN


Bulan Februari baru berjalan sepertiga. Hujan mulai tumpah ruah membasahi bumi. Puncak musim hujan adalah berkah buat para petani daerah pegunungan, karena kesempatan menanam padi di sawah tadah hujan mereka. Bagi mereka yang  berada di perbukitan tandus itu, puncak musim hujan adalah anugerah tida terkira. Mereka bisa menanam padi yang akan menjadi sumber makanan mereka sampai musim hujan dan musim tanam berikutnya.

Mengerti keadaan seperti itu, maka bagi para petani di perbukitan tandus  selatan Jawa Tengah itu akan memanfaatkan dengan sebaik mungkin. Hujan dan panas tidak mereka perhatikan. Mereka bekerja dan bekerja. Mencangkul dan mencangkul, letih seolah tidak mereka kenal. Yang mereka kenal adalah bekerja secepat mungkin agar segera bisa menanam padi. Terlambat bagi mereka adalah bencana. Mengapa demikian?Karena jika terlambat tanam dan saat tanaman sawah sedang butuh air banyak namun curah hujan turun, celaka bagi mereka.

Kondisi lahan yang teras ering membuat alat canggih sulit masuk sehingga yang dilakukan adalah bekerja secara manuai. Inilah yang menjadikan mereka saat musim tanam seolah kehilangan bentuk dan rupa biasa. Wajah legam dan seluruh tubuh legam, wajah letih namun ada senyum cerah penuh harap  di balik wajah-wajah letih itu.

Bagi para petani ujung tenggara Jawa Tengah itu, pekerjaan menanam bukanlah derita, bukanlah hukuman. Mereka sedang menanam harapan. Mungkin bagi yang tidak mengerti mereka dengan benar, mereka dianggap sedang menjalani hukuman, karena pernah ada yang menginginkan mereka dipindahkan ke lokasi lain semisal transmigrasi. Namun mereka menolak. Bagi mereka, pekerjaan berat atau tidak tergantung cara menyikapinya. Mereka bersukacita saat menanam karena saat menanam itu sejatinya sedang menanam harapan.

Bagi mereka, para petani tadah hujan itu, menanam dan menuai bukanlah sesuatu yang terpisah. Keduanya adalah sebuah kesatuan yang utuh dan tidak mungkin terpisahkan. Keterpisahan tanam dan tuai itu justru sebuah dosa. Sebuah pelanggaran dan kesalahan. Jika menanam dan tidak menuai karena gagal panen, itu karena keteledoran manusia. Jika gagal panen karena tercuri, itupun kegagalan petani menjaga tanaman harapannya.

Jka ada yang melihat para petani di Perbukitan Kapur Tenggara Jawa Tengah berpeluh dalam panas dan hujan dan berpikir mereka sedang dihukum alam, sadarlah. Justru  mereka itu sedang menanami harapan untuk hidup mereka. Cara mereka melihat hidupnya berbeda dengan cara kita melihat hidupnya. Penderitaan dan beratnya hidup bagi kita ternyata adalah sumber sukacita bagi mereka.


Akhh..ternyata sudut pandang saya berbeda dengan mereka..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

FIKSI Di Malam PASKAH